Senin, 04 Juni 2012

Agendakue Hari Ini..

Hari ini seperti biasa kujalani rutinitas aktivitasku di sekolah. Ditemani dengan setumpuk buku dan seberkas laporan yang belum selesai kumulai nyalakan computer. Kumulai tekan tombol power sambil menunggu booting computer. Kucoba lirik kalender kecil yang berdiri tegak diatas meja. Betapa terkejutnya aku hari ini tepat tanggal 4 Juni 2012 .Kuteringat  hari ini hari spesial bagi si dia yang pernah menjadi orang terspesial. Kucoba buka hp dan kumulai mengetik sebuah ucapan " Iedul Miladil Mubarok ya Akh" . Tiba - tiba kuteringat peristiwa dua bulan silam...dikala dia melepaskanku melalui pesan singkatnya yang menyakitkan. Segera kuurungkan niatku tuk mengirim ucapan .Kucoba berpikir sejenak dan mengambil sebuah pena . Penaku menari di atas kertas melukiskan perasaanku seraya bercerita :

Kalender itu mengingatkanku
pada hari bersejarah dalam hidupmu
Kucoba ucapkan sepatah kata 
tapi tak kuasa menahan rasa
bimbang , ragu menyelimuti jiwa
Kuteringat
Berapa juta air mata tlah kuteteskan
seberapa dalam luka yang kurasakan
tatkala kau ucap kata perpisahan
kau hancurkan  cinta dan persahabatan
di atas kesetiaan yang kupertahankan
Kucoba hapus jejak - jejak yang kau tinggalkan
Kukubur dalam - dalam puing - puing kenangan 
Kuhapus air mata dengan kebahagiaan
kusembunyikan luka dengan senyuman
kucoba bangkit dari kesedihan

Aku sadar
Kemarin adalah hari yang penuh kenangan
yang harus dilupakan
Esok adalah masa depan 
akan kupikirkan untuk kesuksesan
Teringat sepatah kata yang kau ucapkan
" Kita masih punya logika dan masa depan.
Jodoh ada di tangan Tuhan" 

Jika Tuhan menghendaki... 
ingin kunikmati beberapa tahun kedepan bersamamu
Dengan penuh harapan dan doa
sekaligus kepadamu kuucapkan 
Iedul Miladil Mubarok ya Akh...
Tetaplah di sampingku meskipun kau angap aku telah mati
Karna bagiku persahabatan lebih berarti...

Kucoba tuliskan ucapan itu kembali..tapi kuurungkan niatku lagi. Ada keraguan yang menyelimuti. Hingga sore tiba kutuliskan sebuah kata " Just wanna say happy birthday. sukses dan sehat selalu". Kucoba singkap keraguan yang menyelimuti. Kukirimkan pesan singkat  dengan harapan semoga persahabatan kita tetap terjalin dan abadi.

Minggu, 03 Juni 2012

Kalimat Efektif


Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk


Kalimat Tunggal

KALIMAT

Makna Syair Abdul Muluk


Syair Abdul Muluk

 Dayang segera turunkan pergi,
Mengambil teropong berlagak kaki,
Lalu dibaca ke anjung tinggi,
Siti meneropong kapal dan kici.
Sesudah meneropong Siti terala,
Dayang tahadi meneropong pula,
Direbut dayang Ratna Jumala,
Katanya, ‘Huwa Allah Taala.
Kita meneropong tiada sempat,
Tangan merebut terlalu cepat!’
Direbut pada dayang Mahaibat,
Sambil tertawa mulut disumbat.
Seketika bersenda sekalian Siti,
Meneropong semua bersungguh hati,
Lepas seorang, seorang ganti,
Tampaklah kealatan muda yang sakti.
Tampaklah segala hulubalang berjalan,
Bersiar di kapal berambal-ambalan,
Ia memakai pedang gemerlapan,
Pistol dipegang berjuluran.
Tampaklah hulubalang berbagai-bagai,
Ada yang berjanggut, ada yang bermisai,
Ada berserban terumbai-rumbai,
Ada gemuk, ada yang lampai.
Ada yang seperti harimau menerkam,
Bersiar sambil tangan digenggam,
Ada yang menghisap hokah manikam,
Keluar dari mulut asapnya hitam

berambal-ambalan = berarak-rakan.
bermisai = bercambang
hokah = pipa  

Makna Tekstual :
Dayang segera pergi mengambil teropong,kemudian dibawanya teropong itu ke anjungan kapal. Siti meneropong kapal dan kici( kapal kecil ).setelah meneropong Siti merasa kagum.Melihat sikap Siti yang demikian,dayang tadi juga ikut meneropong. Tiba – tiba teropong direbut dayang Ratna Jumala, Katanya, ‘Huwa Allah Taala. Belum sempat meneropong , teropong direbut oleh dayang Mahaibat, Sambil tertawa dan bercanda kemudian mereka meneropong secara bergantian.Tampaklah seorang pemuda yang sakti bersama beberapa hulubalang yang sedang berjalan,Mereka arak –arakan bersiar di kapal .Ia memakai pedang yang gemerlapan serta membawa pistol. Sedangkan Para hulubalang itu tampak bermacam – macam,ada yang berjanggut, ada yang bermisai( bercambang ),ada berserban terumbai-rumbai, ada yang gemuk dan ada yang kurus,ada yang seperti harimau menerkam( kejam ), bersiar sambil tangan digenggam.ada yang menghisap hokah manikam yang mengeluarkan asap hitam.

Cerita Asli :
Cerita syair Abdul Muluk dimulai dari negeri Barbari dengan raja-raja Sultan Abdul Aidid. Sultan ini memenjarakan seorang pedagang Hindustan yang dituduh berbuat curang dalam pengaduannya. Pedagang yang kemudian meninggal di dalam penjara ini ternyata adalah paman Sultan Hindustan.Dendamlah Sultan Hindustan kepada Raja Kerajaan Barbari. Tetapi, karena Raja Barbari amat kuat, saat pembalasan ditangguhkan oleh Sultan Hindustan.Syahdan Abdul Aidid wafat dan negeri-nya diperintah oleh anaknya, Sultan Abdul Mukari. Abdul Mukari yang telah beristri,pada suatu hari bertemu dengan putri negeri Ban, Siti Akbari atau Bukit Permata. Putri ini diambilnya sebagai istrinya yang kedua. Sultan Hindustan yang mengetahui bahwa Sultan Abdul Aidid telah wafat segera menyerbu Barbari dan berhasil menahan Abdul Mukari beserta istri pertamanya. Ketika Sultan Hindustan bermaksud memperistri istri Sultan Abdul Mukari, istri pertama ini setuju asal ia diperistri bersama Siti Akbari. Ketika Siti Akbari dicari, ia ditemukan telah menjadi mayat di kamarnya.Sebenarnya Siti Akbari belum mati. Ia mengembara dan menyamar sebagai lelaki. Dalam pengembaraannya, ia berhasil menolong seorang raja yang dirongrong pemberontakan pamannya sendiri. Dengan pertolongan raja inilah Siti Akbari memerangi Sultan Hindustan dan membebaskan Sultan Abdul Mukari. Namun, Sultan Abdul Mukari tetap bersedih karena istri keduanya, Siti Akbari, sudah mati. Maka diaturlah suatu pertemuan untuk menyadarkan Sultan Abdul Mukari dan istri pertamanya bahwa pembebasnya, tak lain adalah Siti Akbari. ( sumber Berbahasa dan Bersastra Indonesia : Asep Wirajaya )

Rasa Hampa

Rasaku bukan rasamu..
biar kusimpan sendiri rasaku
Rasa yg dulu bersemi
kini telah pergi
rasa itu telah mati
kan kupendam dalam - dalam semua rasa di hati
kuabadikan sejuta kenangan indah dlm sanubari
Bila rasaku ini rasamu
sama rasa yang pernah ada
kini berubah tanpa rasa
dan aku di sini sendiri
membiarkan rasa itu pergi
hampa terasa
damai di jiwa

Sabtu, 02 Juni 2012

Seribuan dan Ribuan

Dalam mata uang rupiah terdapat nilai mata uang satu ribu rupiah.
Satuan mata uang tersebut disebut seribu atau 1000 rupiah. Sejumlah uang, misalnya senilai dua ratus ribu rupiah, yang terdiri atas mata uang yang nilainya seribu rupiah berarti uang tersebut terdiri atas mata uang seribuan sebanyak 200 lembar. Kata seribuan tidak dapat disamakan arti­nya dengan kata ribuan. Kata ribuan mengandung makna beribu-ribu' dan dapat saja terdiri atas berjenis-jenis nilai mata uang rupiah, misalnya ada yang nilainya lima ratusan, seribuan, se­puluh ribuan, dan seratus ribuan.
Perhatikan kata ribuan dalam kalimat berikut.
"Kekayaannya tidak hanya ribuan, tetapi jutaan, bahkan miliaran."
Kata ribuan dalam kalimat contoh itu tidak dapat diganti dengan kata seribuan. Kata seribuan jika dikenakan pada angka tahun, misalnya tahun seribuan atau tahun 1000-an, menunjukkan makna 'sekitar tahun seribu ke atas' atau 'di antara tahun I000 dan 2000'. Di dalam konteks itu kedudukan kata seribuan tidak dapat digantikan kedudukannya oleh kata ribuan.

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...