Minggu, 03 Juni 2012

Kalimat Efektif


Keraf (2004:40) mengungkapkan bahwa kalimat efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat : (1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis, (2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Keraf (2004:40-60) mengupas ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
1)      Kesatuan gagasan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan adanya kesatuan gagasan, mengandung satu ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang tidak ada hubungan, atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan disatukan, maka akan rusak kesatuan pikiraan itu.
Putrayasa (2010:54) betapapun bentuk kalimat , baik kalimat inti maupun kalimat luas , agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif , haruslah mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan objek-keterangan.
2)         Kalimat efektif mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur yang membangun kalimat, sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
3)         Kalimat efektif diwarnai penekanan
Agar komunikasinya sampai dan mengesan, kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau lebih ditonjolkan dari unsur atau kata yang lain. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan kalimat, yaitu meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, melakukan repetisi, menggunakan partikel pementing atau penegas, dan dengan membuat urutan logis.
Putrayasa (2010:56) penekanan atau penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca.Ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara : (1) pemindahan letak frase, dan (2) mengulangi kata – kata yang sama.Di samping dilakukan dengan dua hal tersebut , penekaanan/penegasan dapat juga dilakukan dengan intonasi, pertikel, kata keterangan, kontras makna, pemindahan unsur, dan bentuk pasif (Chaer:2000).
4)      Kalimat efektif didukung variasi
Memvariasikan kalimat adalah menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat, baik panjang-pendeknya, jenisnya, polanya, aktif-pasifnya, atau gaya mengawalinya, sehingga pembaca atau pendengar tidak merasa bosan.
Putrayasa (2010:65) kevariasian ini tidak kita temukan dalam kalimat demi kalimat , atau pada kalimat – kalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut : (1) variasi dalam pembukaan kalimat, (2) variasi dalam pola kalimat,(3) variasi dalam jenis kalimat, (4) variasi dalam bentuk aktif-pasif.
5)   Kalimat efektif memperhatikan paralelisme
Keparalelan atau kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Bila bentuk pertamanya  menggunakan nomina, bentuk kedua harus menggunakan nomina juga. Bila bentuk pertama menggunakan verba bentuk me-, bentuk kedua juga harus menggunakan verba bentuk me-, dan sebagainya.
6)      Kalimat efektif diwarnai kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Putrayasa(2010:55) kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak.Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain , tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Untuk penghematan kata – kata , hal – hal berikut perlu diperhatikan : (1) menghindari pengulangan subjek kalimat,(2) hiponim dihindarkan, (3) pemakaian kata depan ‘dari’ dan ‘daripada’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...