Selasa, 08 Januari 2013

Uji Kompetensi Menemukan Nilai-Nilai Cerpen



UJI KOMPETENSI SISWA
SMA ......................................................


Nama                      : ………………………..…………………
No. Presensi            :………………………..…………………
Kelas                       : …………………………………………..
NILAI

Mata Pelajaran              : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester             : X/I
Standar Kompetensi       : Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Kompetensi Dasar         : Menemukan nilai-nilai cerita pendek melalui kegiatan diskusi

Indikator                        : 1.    Menjelaskan nilai-nilai dalam karya sastra khususnya cerpen

2.    Mengidentifikasi nilai-nilai ( budaya, moral, agama, politik,dsb.) dalam cerpen
3.    Membandingkan nilai-nilai dalam cerpen dengan kehidupan sehari-hari
4.    Mendiskusikan keterkaitan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita pendek dengan peristiwa nyata dalam  kehidupan sehari-hari.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 
  1. Berikut ini yang tidak termasuk nilai – nilai yang terkandung dalam cerpen adalah…
a.     budaya         b. social                        c. pendidikan                 d. moral                       e. amanat
  1. Membaca cerpen tidak hanya mendapat hiburan semata,tetapi juga ada nilai – nilai kehidupan yang dapat kita ambil dari cerpen tersebut. Salah satu nilai yang terkandung dalam cerpen adalah nilai agama( relegius ) yaitu…
a.   nilai yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan
b.       nilai yang menyangkut aturan-aturan yang terkait dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan
c.       nilai yang menyangkut masalah baik buruk, sopan santun, dan etika antar manusia
d.       menyangkut masalah adat istiadat, kebiasaan, bahasa,dalam kehidupan sosialnya;
e.       nilai yang menyangkut hubungan antara manusia dengan orang lain dalam kehidupan
  1. (1) Teman-teman Fajar bersorak gembira. (2) Daffa terkulai lemas karena layang-layangnya putus. (3) Senja pun tiba. (4) Ketika terdengar suara adzan, anak-anak mulai membubarkan diri untuk pergi ke masjid. (5) Berita kemenangan Fajar atas Daffa semakin menambah keyakinan anak-anak desa itu bahwa layang-layang milik Fajar memang sakti. (6) Fajar menjadi semakin tinggi hati.
    Bukti nilai agama terdapat pada kalimat bertanda nomor ....
    A. (1)                C. (4)                E. (5)
    B. (3)                D. (6)
  2. Nilai yang terdapat dalam cerpen yang menyangkut masalah baik buruk, sopan santun, dan etika antar manusia adalah nilai ….
a. sosial                         b. budaya                      c. agama           d. politik                        e. moral
  1. Bacalah kutipan novel berikut dengan saksama!
    (1) Layang-layang Adi tiba-tiba menukik dari atas menyambar layang-layang Badu. (2) Akibatnya, ada bagian kertas layang-layang Badu yang robek. (3) Dan... ketika diadu kembali, layangan Badu pun putus. (4) Badu memandang layang-layangnya seolah-olah tidak percaya. (5) Perasaan sedih dan malu menjadi satu. (6) Akhirnya Badu mengakui kekalahannya.
    Bukti nilai moral terdapat pada kalimat bernomor ...
    A. (1)                C. (4)                E. (5)
    B. (3)                D. (6)
  2. “Hanafi, mudah-mudahan Tuhan mengampuni dosamu. Sebagai ibu yang engkau durhakai dengan lillaahitaala sudah rela mengampuni akan dikau.” Hanafi tergeletak tertawa seolah mencemooh pula, “Hai ibu, mengucap ibu dengan tulusnya barangkali ibu akan mendapatkan ilham, lalu dapat berkata dengan benar. Pada hematku ibulah juga yang banyak bersalah atas diriku.”
    (Salah Asuhan, Abdul Muis)
    Berdasarkan kutipan novel di atas, nilai yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari adalah . . . .
    a. seorang ibu banyak berbuat salah pada anaknya
    b. seorang ibu mengampuni kesalahan anaknya
    c. seorang ibu selalu didurhakai anaknya
    d. seorang ibu selalu membimbing anaknya
e. seorang ibu selalu menyayangi anaknya
  1. Perkataan itu terdengar oleh sekalian isi kantor. Semua pesuruh berdiri dari bangku kedudukannya, memandang Kosim tenang-tenang. Warna muka orang muda itu merah padam, matanya bersinar-sinar. Bukan main marahnya karena ia dihinakan. Ia pun berkata dengan gagap, “Saya bu…bukan bujang, juragan.”
    “Aku kepalamu, tuanmu, tahu? Kepadaku engkau minta izin jika hendak ke mana-mana dari kantor ini.”
    “Keras kepala, bin… engkau! Ini manteri kabupaten, Manteri Surya, mengerti? Awas…”
    Kosim gemetar, kedua bibirnya bertaut dan matanya terbelalak berapi-api. Ia melangkah menuju meja manteri dan membulatkan tinjunya.
    Seketika itu juga tangannya dipegang oleh Suminta cepat-cepat lalu ia ditariknya keluar.
    “Sudah Juragan Kosim,” katanya perlahan-lahan. Pergilah, ah…mana gelas itu Juragan Manteri? Saya cuci, saya beli kopi sekali?”
    Nilai budaya/tradisi dalam kutipan novel tersebut adalah…
    a. Siapapun harus meminta izin bila meninggalkan ruang kerja.
    b. Seorang anak buah tidak harus hormat dan patuh kepada atasan.
    c. Seorang atasan harus berani dan sering menegur bawahannya.
    d. Menentang perintah atasan apabila tidak berkenan di hati.
e.Seorang atasan boleh berbuat semena – mena terhadap bawahan.
  1. Bacalah dengan saksama!
    Di Kantor Pos
    Oleh: Muhammad Ali
    ( 1 )“Tadi agaknya telah terjadi suatu kekeliruan ketika Nona membayarkan uang pos wesel kepada saya, sebab ….”
    “Mana bias keliru?” si pegawai menyela dengan cepat.
    ( 2 )“Seharusnya saya terima tiga ratus rupiah, bukan? Kalau tak salah, sekian itulah angka yang tertulis dalam pos wesel saya.”
    ( 3 )“Coba saya liat dulu, Saya masih ingat nomor pos wesel Saudara.” Si pegawai lalu memeriksa salah satu lajur dalam daftar yang terkembang di hadapannya, kemudian katanya,”Nah ini, wesel nomor satu empat tujuh dengan tanda C. Jumlah uang:tiga ratus rupiah. Apa yang keliru? Bukankah tadi Saudara terima dari saya tiga ratus rupiah?”
    ( 4 )“Tidak,”jawab laki-laki itu.” Nona tadi memberikan kepada saya bukan tiga lembar kertas ratusan, tapi empat lembar. Jadi, empat ratus rupiah yang saya terima tadi.”
    ( 5 ) “Oh,, kalau begitu saya keliru. Benar-benar keliru,” kata si pegawai akhirnya dengan kemalu-maluan.”Maklum banyak kerja. Lagi pula lembaran-lembaran uang itu masih baru hingga mudah saja terlengket karenanya. Jadi, Saudara mau kembalikan uang yang seratus rupiah kepada saya, sekarang?”
    “Betul, Saya akan mengembalikannya kepada Nyonya ….”
    “Nona!” sela si pegawai cepat.

    Nilai Moral yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah …
    a. Lebih baik mengakui salah daripada berbohong.
    b. Kita harus bersikap jujur.
    c. Berhati-hatilah dalam bertindak.
    d. Kekeliruan merupakan hal yang wajar.
e. malu mengakui kesalahan
  1. Bukti nilai moral pada kutipan cerpen di atas ditandai dengan nomor ….
A. (1)                C. (4)                B. (3)                D. (2)                E. ( 5 )
10. Haji soleh yang jadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama indah, Ia memulai pidatonya: “O, Tuhan kami yang Mahabesar, kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya…
Nilai yang menonjol  dalam cuplikan cerpen tersebut adalah ….
a.     agama                      b. ketuhanan     c. sosial                        d. budaya          e. moral

  1. Astaga, siapa orang-orang ini? Tampang mereka seperti orang-orang kriminal. Namun, hak mereka sama dengan semua penumpang yang masuk taksiku. Aku tak perlu tahu urusan mereka. Barangkali juga tidak berhak tahu. Meskipun banyak juga yang aku tahu sebagai sopir taksi.
    Nilai moral yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah . . . .
    a. Kehati-hatian seseorang terhadap keadaan sekelilingnya.
    b. Ketakutan yang timbul akibat pengalaman masa lalu.
    c. Jangan berprasangka buruk hanya karena melihat penampilannya.
    d. Ketidakpercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya.
  2. "Abu Bakar menangis. Ia tersedu dan gemetar hebat. Ia menahan amarah, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap Pak Yahudi. Lalu dengan terbata-bata, ia sampaikan sebuah rahasia. Kata Abu Bakar kepadanya: Tahukah Bapak, siapa orang yang selalu menyuapimu dengan sabar dan penuh kasih sayang itu? Dialah Rasulullah Muhammad yang engkau benci, yang setiap hari engkau maki. Tapi dia tak pernah sakit hati atau dendam kepadamu, justru memperlakukanmu melebihi cinta kerabatmu."
Nilai yang terkandung dalam cuplikan cerpen tersebut adalah nilai …
a.                   Moral dan budaya    b. moral dan psikologi           c. moral dan agama    d. moral dan pendidikan     e agama dan  budaya
  1. Adi terus menerus menyesali kebodohannya yang begitu mudah terjebak dalam perangkap busuk yang dibuat Melly. Nasi telah menjadi bubur, ia menyesal telah begitu emosional memutuskan cintanya dengan Susan hanya karena mulut manis Melly yang ternyata berbisa. Adi sibuk berpikir, akankah Susan menerimanya kembali kalau ia mau mengakui kesalahannya. Perang dingin Susan dan Vivi masih berlanjut. Montir-montir baru yang direkrut Vivi, kerap berkomentar sinis yang membuat panas hati Susan. Namun Susan selalu dapat mengendalikan emosinya, justru Vivi lah yang kerap terpancing amarahnya.
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....
a. menyesali perbuatnya terus menerus merupakan kebodohan
b. memecah belah seseorang dengan mulut manis yang berbisa
c. meminta maaf lebih sulit dilakukan daripada menerima maaf
d. kesabaran dan kebodohan merupakan dua sikap yang sulit dibedakan
e. setiap perbuatan tentu mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan
  1. Dengan berhati-hati supaya jangan terdengar oleh ibunya, diputarnya kunci pintu kaca. Tiba-tiba suara di dalam berhenti mengaji. Ia menjenguk ke dalam. Sunyi saja. Tapi baru saja daun pintu itu ditariknya, terdengar ibunya memanggilnya, ”Ama . . .kemari dulu,” kesal hatinya, ibunya tahu dia mau keluar. Tentu ada lagi nasihatnya yang sudah tidak pada tempatnya lagi. Masakan orang sebesar dia masih dikasih nasihat? Dia hampiri ibunya yang masih di atas tikar sembahyang. Ama berdiri dengan sedih di hadapan ibunya. ”Mandi, makan, dan barulah boleh jalan,” lambat suara ibunya. Manis muka ibunya dilingkari mukenah putih bersih. . . . .
Nilai eksteristik yang menonjol pada cerpen diatas adalah….
a. social                       b. budaya          c. lingkungan hidup        d. agama                       e. moral
15. “Tetapi,” kata Yusuf tiba-tiba menyela perkataan Tuti yang diucapkan dengan amarah dan benci, “Oleh hormatnya orang kampung kepada mereka yang dianggapnya ahli agama itu, maka tiba di bawah pengaruhnya dan oleh itu sering mereka menjadi permainannya.” “Bagi saya sendiri, saya pun sebenarnya tiada tertarik kepada agama serupa dipakai orang di kampung-kampung. Kehormatan orang kampung itu kehormatan membabi buta, oleh sebab mereka sendiri tiada dapat dan tiada sanggup mendalami hakekat agama yang sebenarnya. Sekaliannya diserahkan mereka saja kepada kiai yang mereka junjung itu. Tetapi jika dibandingkan cara kedua golongan itu memandang dan menjunjung agama yang disebut mereka suci itu, maka saya akan memilih cara orang kampung. Pada kaum priyai agama serta upacara yang dianggap bersangkutan dengan agama itu seolah-olah dipandang sesuatu yang memalukan, yang tidak berani dibawa di tengah khalayak yang terhormat. Layar Terkembang, Sutan Takdir Alisyahbana
Nilai agama dalam kutipan novel tersebut adalah ...
a. Pemeluk agama yang tidak memahami secara benar ajaran agama yang dianutnya.
b. Ketaatan penduduk kampung dalam melakukan ajaran-ajaran agama mereka.
c. Orang-orang terhormat yang taat menjalani agama dengan sebenar-benarnya.
d. Orang kampung yang taat kepada agama dan mendalami hakikat agama itu sendiri.
e. Kaum priyayi yang taat menjalankan agama dan selalu melakukan upacara keagamaan.
16. Najma dan Afif tertawa. Tatapan mata mereka antusias mendengar keberhasilan Kancil. Tapi itu tak lama. Setelah dongeng berakhir, mereka segera membaca doa: bismika allahumma ahya, wabismika amuut. Lalu selimut ditarik menutup sampai sebatas dada, karena dingin AC dalam kamar mulai terasa. Perlahan mata mereka terkatup. Dan seperti biasa, ibu jari dan telunjuk Afif mengusap-usap daun telinga sampai terlelap. Sementara jemari tangan kanan Najma menggulung-gulung rambutnya hingga tertidur.
Nilai yang terkandung dalam cuplikan cerpen di atas adalah nilai ….
a. sosial                       b. budaya          c. agama           d. ketuhanan                 e. moral
17. Nilai yang terkandung dalam cerpen yang berisi masalah adat istiadat, kebiasaan, bahasa,dalam kehidupan sosial disebut nilai   ….
a. sosial                       b. budaya          c. agama           d. ketuhanan                 e. moral
18.   “Ramai sekali Yah?” Tanya Wahyu saat kami memasuki halaman rumah Datu. Tak ada yang menyadari kedatanganku, semuanya serius memandang ke arah seorang penari. Oh… hatiku ciut. Tanganku tiba-tiba dingin. Desiran darahku semakin kencang. Acara mabbissu, acara ritual yang diperankan oleh para bissu.
Orang kebanyakan mengatakan kalau bissu itu “Urane majjiwa makkunrai, tengurane toi temmakunraitoi” (Laki-laki yang berjiwa perempuan, tapi bukan laki-laki juga bukan perempuan). Para bissu berperan sebagai penasihat raja. Pada masa pra- Islam mereka bisa dikatakan sebagai pendeta agama Bugis kuno. Sebagai pelaksana dalam ritual kerajaan, bissulah yang menentukan hari baik untuk memulai sesuatu, seperti turun ke sawah atau membangun rumah.
       Nilai budaya yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
a.    ritual mabbisu bagi suku Bugis untuk menentukan hari baik untuk memulai sesuatu .
b.    Para bissu berperan sebagai penasihat raja
c.    Pada masa praislam bissu sebagai pendeta agama Bugis kuno.
d.    Bissu menentukan hari baik untuk memulai sesuatu
e.    bissu itu “Urane majjiwa makkunrai, tengurane toi temmakunraitoi”
19.                                                                      Salah satu nilai yang terkandung dalam cerpen adalah nilai sosial yaitu…
a.       nilai yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan
b.       nilai yang menyangkut aturan-aturan yang terkait dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan
c.       nilai yang menyangkut masalah baik buruk, sopan santun, dan etika antar manusia
d.       menyangkut masalah adat istiadat, kebiasaan, bahasa,dalam kehidupan sosialnya;
e.       nilai yang menyangkut hubungan antara manusia dengan orang lain dalam kehidupan
20.       “…, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua, sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas, kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang Aku menyuruh engkau semuanya beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin .…”
Amanat yang dapat diambil dari kutipan cerpen tersebut adalah …
a.       Hidup di dunia ini hanya untuk beribadah semata
b.       Syukurilah segala nikmat yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita
c.       Hendaknya antara kehidupan dunia dan akhirat seimbang
d.       Kita harus bekerja keras
e.       Jangan saling menipu dan saling memeras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...