Sabtu, 26 Januari 2013

Hubungan Sosiolinguistik dengan Disiplin Ilmu yang Lain

1.    Sosiologuistik dengan Linguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu yang mengkaji linguistik yang dihubungkan dengan faktor sosiologi. Dengan demikian, sosiolinguistik tidak meninggalkan linguistik. Apa yang dikaji dalam linguistik (ilmu yang mengkaji bahasa sebagai fenomena yang inedependen) dijadikan dasar bagi sosiolinguistik untuk menunjukkan perbedaan penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan faktor sosial. Apa yang dikaji dalam linguistik, meliputi apa yang ditelaah De Saussure, kaum Bloomfieldien (Bloomfield, Charles Fries, dan Hocket) serta kaum Neo Bloomfieldien dengan deep structure dan surface structurenya, dipandang oleh sosiolinguis sebagai bentuk bahasa dasar yang ketika dikaitkan dengan pemakai dan pemakaian bahasa akan mengalami perubahan dan perbedaan. Kajian mengenai fonologi, morfologi, struktur kalimat, dan semantik leksikal dalam linguistik dipakai oleh sosiolinguistik untuk mengungkap struktur bahasa yang digunakan oleh tiap-tiap kelompok tutur sesuai dengan konteksnya. Karenanya, tidaklah mungkin seorang sosiolinguis dapat mengkaji bahasa dengan tanpa dilandasi pengetahuan mengenai linguistik murni itu.
Sosiolinguistik mengkaji wujud bahasa yang beragam karena dipengaruhi oleh faktor di luar bahasa (sosial), yang dengan demikian makna sebuah tuturan juga ditentukan oleh faktor di luar bahasa. Untuk dapat mengungkap wujud dan makna bahasa sangat diperlukan pengetahuan tentang linguistik murni (struktur bahasa), supaya kajian yang dilakukan tidak meninggalkan objek bahasa itu sendiri.
2.    Sosiolinguistik dengan Sosiologi
Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai dasar kajian (lihat kembali hubungan antara sosiolinguistik dan linguistik) dan memandang struktur sosial sebagai faktor penentu variabel. Keduanya dipandang sebagai gegenseitige einbettung dan gegenseitige determination, dan hubungan antara keduanya ditentukan oleh persyaratan manusia, organisasi pikiran manusia (dalam bentuk argumen lahiriah), serta tuntutan intrinsik dari sebuah bidang yang sistematis, kuat, dan efektif (Hymes,1966). Apa yang terdapat dalam sosiologi, yang berupa fakta-fakta sosial ditransfer ke dalam sosiolinguistik, sehingga muncullah keyakinan bahwa bahasa berhubungan dengan strata sosial. Meskipun demikian, hubungan antara sosiolinguistik dan sosiologi sebenarnya bersifat timbal-balik (simbiosis mutualisma).
Hubungan sosiologi – sosiolinguistik
1.    Kemajuan teori sosiologi seperti kelompok politik, mobilisasi massa, interferensi antarkelompok digunakan dalam sosiolinguistik,
2.    Metodologi dalam sosiologi seperti angket, wawancara, pengamatan terlibat digunakan juga sebagai metode dalam sosiolinguistik;
3.    Istilah-istilah sosiologi seperti funktion, rolle, dan soziale dimension juga digunakan dalam sosiolinguistik;
4.    Fakta-fakta sosial dalam sosiologi ditransfer ke dalam sosiolinguistik yang meliputi transfer terhadap fungsi bahasa secara keseluruhan dan terhadap struktur bahasa itu sendiri.
Dengan memperhatikan fakta-fakta sosial ini, sosiolinguistik pun mempertimbangkan situasi berbahasa, siapa yang berbicara, di mana, dan sebagainya,, karena bagaimana pun sosiolinguistik muncul karena adanya bantuan sosiologi.
Hubungan sosiolinguistik – sosiologi
1.    Data sosiolinguistik yang memberikan ciri-ciri kehidupan sosial, menjadi barometer untuk sosiologi;
2.    Aspek sikap berbahasa mempengaruhi budaya material dan spiritual suatu masyarakat;
3.    Bahasa yang diteliti secara sosiolinguistik adalah alat utama dari perkembanagan penegetahuan menegenai sosiologi. Dengan kata lain, sosiolinguistik membantu sosiologi dalam mengklasifikasi strata sosial, seperti yang ditunjukkan oleh Labov dalam penelitiannya mengenai tuturan [r] dalam masyarakat Amerika dalam tingkat sosial yang berbeda.
3.    Hubungan Sosiolinguistik dengan Pragmatik
Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari tujuan dan dampak berbahasa yang dikaitkan dengan konteks, atau penggunaan bahasa yang disesuaikan dengan topik pembicaraan, tujuan, partisipan, tempat, dan sarana. Sebagaimana sosiolinguistik, pragmatik juga beranggapan bahwa bahasa (tuturan) tidaklah.
Pragmatik memandang bahasa sebagai alat komunikasi yang keberadaannya (baik bentuk maupun maknanya) ditentukan oleh penutur dan ditentukan dan keberagamannya ditentukan oleh topik, tempat, sarana, dan waktu. Fakta-fakta ini dimanfaatkan oleh sosiolinguistik untuk menjelaskan variasi-variasi bahasa atau ragam bahasa.
Pragmatik sangat menekankan aspek tujuan dalam berkomunikasi, seperti yang dikemukakan oleh Searle dalam tindak tuturnya. Bahasa akan berbeda karena adanya tujuan yang berbeda. Hal-hal ini pun dimanfaatkan oleh sosiolinguistik dengan menekankan variasi bahasa karena (berdasarkan) fungsi bahasa tersebut. Penggunaan bahasa dalam pragmatik juga sangat mempertimbangkan faktor interlokutor, yakni orang-orang yang terlibat dalam proses berkomunikasi dan berinteraksi. Karenanya, kode (meminjam istilah sosiolinguistik) yang digunakan pun berbeda. Dalam sosiolinguistik, aspek interlokutor ini dikembangkan lebih jauh dengan faktor sosial atau dialek sosial seperti tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, hubungan sosial, dan sebagainya. Apabila tuturan “3 X 4 berapa?” akan memiliki makna dan jawaban yang berbeda. Pragmatik memandang, perbedaan itu disebabkan faktor tempat, tujuan, dan penutur. Sosiolinguistik memandangnya dari sudut register. Meskipun demikian, keduanya memerlukan “pengetahuan bersama” atau common ground untuk sampai kepada pemahaman yang sebenarnya.
4.    Hubungan Sosiolinguistik dan Antropologi
Antropologi merupakan ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna bentuk fisik, adat-istiadat, dan kepercayaan pada masa lampau. Antropologi memandang bahwa dalam budaya terkandung aspek bahasa. Dengan demikian apabila di daerah terdapat persamaan bahasa berarti mempunyai kekerabatan budaya yang dekat. Berarti pula, kesamaan bahasa menandai kesamaan budaya, dan bahasa dipakai dalam proses pembentukan budaya seperti mantra, pantun berbalas, debat, musyawarah, dan upacara-upacara adat. Antropologi membicarakan bahasa secara garis besar guna menjelaskan aspek budaya.
Sosiolinguistik berusaha untuk memanfaatkan penggolongan masyarakat melalui budaya yang dilakukan antropologi serta memandangnya sebagai faktor pemengaruh bahasa. Sosiolinguistik berusaha menguji ulang data linguistik yang ditemukan antropologi itu. Pandangan hidup (yang tercermin dalam perilaku) dipakai sebagai faktor penyebab variasi bahasa terutama aspek kosakata dan struktur. Hal ini tampak antara lain dalam hipotesis Sapir-Whorf.
Antropologi mendekati objek secara naturalistik. Antropologi berusaha memasuki “setting” penelitian dengan rapport sebelum mengadakan observasi partisipatoris. Metode ini dimanfaatkan oleh sosiolinguistik guna menemukan data bahasa secara akurat sekaligus menemukan faktor pemengaruhnya secara terperinci. Di dalam Atropologi terdapat prinsip perkembangan dan perubahan. Prinsip ini ditransfer ke dalam sosiolinguistik sehingga muncullah istilah kronolek, tempolek, serta istilah-istilah tabu dalam sosiolinguistik. Antropologi juga memberikan konsep tentang struktur kebudayaan dan transformai kebudayaan kepada sosiolinguistik. Hal itu ditunjukkan dengan munculnya istilah grandfather (karena adanya konsep dan penghargaan kepada kakek sebagai orang tua yang mempunyai sifat dan kedudukan yang agung), serta simbok (sebagai orang tua yang dapat melengkapi dan memberi kesempurnaan atau tombok). Kebudayaan dalam antropologi disampaikan lewat bahasa, yang karenanya harus ada kemampuan komunikatif. Prinsip ini pun diambil oleh sosiolinguistik. Demikian pula, pengetahuan tentang budaya diperoleh bersamaan dengan pemerolehan bahasa, seperti sapaan, penggunaan bahasa sesuai konteks. Melalui ini pun dapat diketahui bagaimana budaya itu hidup dalam suatu masyarakat lengkap dengan nilai-nilai filosofi yang berkembang di dalamnya. Bahasa dalam antropologi digunakan untuk pengungkap budaya. Dengan demikian, apa yang dipandang penting, pastilah akan ditonjolkan. Dalam suatu masyarakat ditemukan berbagai istilah, sesuai dengan tingkat budayanya. Di Mesir misalnya, terdapat 500 kosakata untuk singa, 200 kata untuk ular, 80 kata untuk madu, dan 4644 kata untuk unta. Demikian pula, dalam budaya Jawa yang menonjolkan rasa (hingga ada istilah rumangsa bisa lan bisa rumangsa) memiliki cukup banyak kosakata ajektiva afektif, seperti sedih, susah, ngenes, nelangsa, miris, wedi, gila.
5.     Hubungan Sosiolinguistik dengan Psikologi
Pada masa Chomsky, linguistik mulai dikaitkan dengan psikologi dan dipandang sebagai ilmu yang tidak independen. Lebih jauh Chomsky mengatakan (1974) bahwa linguistik bukanlah ilmu yang berdiri sendiri. Linguistik merupakan bagian dari psikologi dalam cara berpikir manusia. Chomsky melihat bahasa sebagai dua unsur yang bersatu, yakni competence dan performance. Competence merupakan unsur dalam bahasa (deep structure) dan menempatkan bahasa dari segi kejiwaan penutur, sedangkan competence merupakan unsur yang terlihat dari parole. Dengan demikian, Chomsky memandang bahwa bahasa bukanlah gejala tunggal. namun dipengaruhi oleh faktor kejiwaan penuturnya. Chomsky juga mulai merambah wilayah makna walaupun akhirnya mengakui bahwa wilayah makna merupakan wilayah yang paling sulit dalam kajian linguistik. Apa yang dikemukakan Chomsky tentang struktur dalam dan struktur luar digunakan oleh sosiolinguistik sebagai pedoman bahwa tuturan yang nampak sebenarnya hanyalah perwujudan dari segi kejiwaan penuturnya. Lebih lanjut sosiolinguistik membuka diri untuk menelaah perbedaan bentuk tuturan itu. Kaitan antara competence dan performance terlihat dari penggunaan bahasa penutur. Orang dikatakan mempunyai kompetensi dan performansi yang baik apabila dapat menggunakan berbagai variasi bahasa sesuai dengan situasi. Orang yang berperformansi baik tentulah memiliki kompetensi yang baik, dan memungkinkan penggunaan kode luas (elaborated code). Sebaliknya, orang yang kompetensinya rendah, akan muncul kode terbatas (restricted code). Dalam psikologi perkembangan terdapat fase perkembangan. mulai menangis (tangis bertujuan: lapar, dingin, takut), tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan. Kesemuanya diikuti atau sejalan dengan perkembangan kebahasaannya. Dalam sosiolinguistik, hal ini diadopsi sebagai variasi bahasa dilihat dari segi usia penutur, (orang mempelajari bahasa sesuai dengan tingkat perkembangannya). Karenanya dikenal juga variasi bahasa remaja dan manula. Dari sudut psikologi, laki-laki memiliki kejiwaan yang secara umum berbeda dengan wanita. Karenanya, apa yang mereka tuturkan juga tidak sama. Sosiolinguistik mentransfer konsep ini, sehingga muncullah istilah variasi bahasa berdasarkan genus atau jenis kelamin (lihat kembali “Bahasa dan Jenis Kelamin”).

Rabu, 09 Januari 2013

Siapa Jodohku????



Jodoh bagian dari Ketetapan Allah. Urusan jodoh bukan sebuah urusan kecil dan main-main, karena Allah tak pernah main-main dalam menciptakan manusia, menentukan rezeki, dan perjalanan hidup hingga matinya. Tak seperti ‘mengocok lotre’ dan mengundi seperti arisan ketika Allah menentukan jodoh seseorang. Maka jika kita memiliki harapan tentang calon pendamping hidup kita, menginginkan agar kita segera dipertemukan dengan jodoh kita, maka mintalah pada Allah! Bicaralah pada Allah! Mendekatlah pada Allah! Bulatkan, kuatkan, kencangkan keyakinan kita pada Allah. Apa yang tidak mungkin bagi kita, adalah sangat mudah bagi Allah.

Justru karena kita tidak tahu siapa jodoh kita, kapan bertemunya, bagaimana akhir kisahnya di dunia dan akhirat: maka hidup kita menjadi lebih indah, berwarna dan bermakna. Karena kita akan menjalani kemanusiaan kita dengan tetap menjadi hamba Allah. Menikmati indahnya berjuang, menikmati kesungguh-sungguhan ikhtiar, menikmati indahnya meminta pada Allah, menikmati indahnya memohon pertolongan pada Allah, menikmati indahnya bersabar, menikmati ‘kejutan-kejutan' yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita
Kita tidak bisa memaksaan kehendak kita kepada Allah. Ya karena kita tidak berkuasa atas jodoh, kehidupan dan kematian manusia, karena itu kita tak boleh melabuhkan cinta terbesar kita pada manusia. Kita labuhkan saja cinta terbesar kita pada Allah, yang dengan kecintaan itu lalu Allah melabuhkan cinta manusia yang bertaqwa dalam hati kita. Sehingga taqwa itu yang membuat kita berjodoh dengan orang yang bisa menumbuhsuburkan cinta kita pada Allah. Karena taqwa yang dirajut selama pernikahan yang barakah itu, mudah-mudahan kita berjodoh hingga ke surga. Bukankah ini lebih indah?

Ya, menunggulah dalam kesibukan memperbaiki diri. Kesibukan beramal shalih, persubur silaturahim dan mendoakan saudara seiman. Kita tidak bisa mempersiapkan orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita tidak berkuasa untuk mengatur orang yang ‘akan jadi jodoh kita’. Kita hanya bisa mempersiapkan diri kita. Membekali diri dengan segala kemampuan, keterampilan, sikap hati untuk menjalankan peran-peran dalam pernikahan.

Selasa, 08 Januari 2013

Soal UTS I Kelas X Bahasa Indonesia



UJIAN TENGAH SEMESTER I ( GASAL )
SMA .................................................................
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Nama                     : ………………………..…………………
No. Presensi         : ………………………..…………………
Kelas                      : …………………………………………..
NILAI
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 
1.       Bacalah paragraf berikut ini!
Hilangnya pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007 dua tahun yang lalu menambah daftar kecelakaan transportasi yang semakin terpuruk. Kecelakaan memang tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Selain karena cuaca, kecelakaan bisa juga terjadi akibat kesalahan manusia atau human error, kondisi transportasi itu sendiri atau sarana dan prasarana transportasi tersebut, seperti rel kereta, bandara, dan pelabuhan. Di samping itu, tentu saja regulasi dan pengawasan dari pemerintah.
Isi pokok berita di atas adalah....
  1. Penyabab hilangnya pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007
  2. Penyebab kecelakaan transportasi yang paling besar adalah human error
  3. Pesawat Adam Air yang hilang pada dua tahun lalu menambah daftar kecelakaan transportasi terpuruk
  4. Agar tidak terjadi kecelakaan transportasi yang semakin terpuruk, maka perlu pengawasan ketat dari pemerintah.
  5. Kecelakaan sarana transportasi terpuruk adalah transportasi udara.
2.       Sebanyak 15 orang tewas dalam bencana tanah longsor dan banjir di Kecamatan Purworejo dan Kecamatan Bagelan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, sekitar 53 km dari Kota Yogyakarta. Longsor yang terjadi hari Kamis (29/1) malam sekitar pukul 22.00 itu juga menghabiskan sedikitnya 10 rumah dan 3 mobil. Dengan kejadian ini, banyak kelompok LSM mengecam pihak tertentu yang melakukan penebangan hutan secara liar.
(Kompas, 30 Januari, 2004)
Pernyataan kritikan atas bencana tersebut yang disertai alasan logis terdapat pada kalimat……..

a.    Saya sangat sependapat dengan kecaman LSM.
b.    Saya kurang sependapat dengan kecaman LSM yang tidak memberi solusi.
c.    Pelaku penebangan hutan secara liar harus dikenai sanksi karena merusak lingkungan yang menyebabkan bencana longsor.
d.    LSM pekerjaannya hanya dapat mengecam setelah bencana terjadi.
3.         Pokok informasi paragraf di atas adalah……..
a.    Longsor dan banjir di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menewaskan lima belas orang.

b.    Longsor itu terjadi pada hari Kamis (29/1)  malam pukul 22.00
c.    Kelompok LSM mengecam pihak tertentu yang melakukan penebangan hutan secara liar.
d.    Penyebab longsor di Purworejo adalah penebangan hutan secara liar.
e.    Letak Kabupaten Purworejo sekitar 53 km dari Yogyakarta.

 “One Two Three..Three in One!”

Macam aba-aba, “ one two three” atau satu dua tiga. Tiba-tiba pada selasa (23/12), Gubernur Sutiyoso melakukan memberlakukan “3 in I” plus. Artinya, memberlakukan perluasan kawasan pembatasan penumpang  (KPP) atau three in one plus yang pagi-sore. Padahal, three in one sebelumnya pun dinilai tidak efektif. Entah terpengaruh teduh dan tenangnya hari libur Natal, banyak warga menyambut pengumuman ini tenang-tenang saja.
(Kompas, 27 Desember 2003)
4.       Pernyataan kritik disertai alasan sesuai isi paragraf di atas adalah……
a.    Saya kurang sependapat dengan kebijaksanaan Pemprov DKI yang memberlakukan three in one plus  karena sebelumnya pun tidak efektif.  
b.    Pemberlakuan itu salah  karena kemacetan terjadi di semua ruas jalan di Jakarta.
c.    Pemberlakuan three in one plus kurang mendapat sambutan dari masyarakat.
d.    Saya sangat tidak sependapat dengan kebijakan pemerintah DKI yang buru-buru meluncurkan sistem busway karena prasarananya belum dibangun.
e.                              Menurut saya, Pemprov DKI terburu-buru, padahal sarananya belum dibangun.

5.       Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Marilah dikusi ini kita buka dengan membaca doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Sebelumnya, perkenalkan saya James. Baiklah kita lanjutkan ke acara yang kedua, yaitu….
Kalimat perkenalan di atas diucapkan oleh seorang…..
a.    Penyaji                       b. moderator                  c. penanya        d. protokol         e. ketua kelas
6.       Terima kasih kepada saudara pembawa acara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk memperkenalkan diri.
Hadirin yang saya hormati,perkenalkan nama saya Tubagus Indra, saya lahir di Surabaya pada tanggal 22 April 1978 . Saya anak keempat dari lima bersaudara. Berkaitan dengan bidang/ keahlian yang saya miliki, saya pernah memenangkan berbagai perlombaan baca puisi serta telah menulis beberapa buku kumpulan puisi.
Kalimat perkenalan di atas diucapkan oleh seorang…..
a.    penyaji                        b. moderator                  c. penanya        d. protokol         e. ketua kelas
7.       Anak rusa dirumpun salak,
patah taruknya ditimpa genta.
Riuh kerbau tergelak-gelak,
melihat beruk berkaca mata.
Puisi di atas merupakan jenis puisi lama yang berbentuk ….
a.    Syair              b. gurindam                   c. pantun                       d. seloka           e. mantra
8.       Jenis puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait bersajak aa-aa adalah …
a.    Syair              b. pantun                       c. seloka                       d. gurindam       e. mantra
9.       Kepada orang tua hendaklah hormat,
Agar hidup kita selamat.
Puisi di atas merupakan jenis puisi lama yang berbentuk ….
a.    Pantun                        b. syair             c. gurindam                   d. mantra          e. seloka
Bacalah pantun berikut !
Pohon kurma sebesar paha
Pohon kemiri tidak berduri
Mari bersama kita berusaha
Membangun seni negeri sendiri
10.   Bagian isi pada pantun di atas terletak pada baris ke ….
a.    Satu dan dua               c. satu dan tiga                          e. tiga dan empat
b.    Dua dan tiga               d. dua dan empat

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...