Senin, 26 November 2012

BAB I PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS X RSBI 7 SMA NEGERI I KEDIRI TAHUN 2011/2012 (PTK)


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil dari sejumlah pengalaman yang ditempuh, baik bersifat pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Karena belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang, maka belajar hanya akan terjadi apabila siswa memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk berubah sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Sedangkan peranan guru dengan otoritasnya terbatas pada upaya perancangan suatu kondisi yang memungkinkan siswa untuk belajar, dengan berbagai prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab profesi yang dimilikinya (Sukmara, 2005:54).
Hal di atas sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Bab II pasal 3 Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003:8).
Penulis menggarisbawahi kata ‘berkembangnya’ pada tujuan pendidikan nasional tersebut. Secara semantik kata ‘berkembangnya’ berbeda dengan kata ‘mengembangkan’. Kalau digunakan kelompok kata untuk ‘mengembangkan potensi peserta didik’ berarti penekanannya pada guru/pendidik yang harus lebih aktif berperan dalam pembelajaran. Sedangkan penggunaan kelompok kata ‘berkembangnya potensi peserta didik’ lebih menekankan pada suatu kondisi yang difasilitasi guru agar peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Dalam pengembangan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, kegiatan belajar siswa sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1) Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan dibawah bimbingan guru atau orang dewasa.
2) Merupakan pola yang mencerminkan ciri khas dalam pengembangan keterampilan mata pelajaran yang bersangkutan.
3) Disesuaikan dengan ragam sumber belajar yang tersedia.
4) Bervariasi dengan mengombinasikan antara kegiatan belajar perorangan, pasangan, kelompok, dan klasikal.
5) Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa.
Pembelajaran sastra terutama apresiasi sastra di sekolah bukanlah bertujuan untuk membuat para siswa menjadi sastrawan, melainkan lebih bertujuan untuk membuat mereka mencintai karya sastra bangsanya, mampu memberikan penilaian terhadap karya sastra yang dibacanya dan memanfaatkan karya sastra dalam bidang kehidupan mereka masing-masing.
Karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai medianya, mengandung nilai pendidikan, sosial, kemasyarakatan, psikologis, agama dan sebagainya. Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra sulit ditemukan, oleh karena itu perlu diadakan kegiatan analisis. Anton M. Moeliono(1993:37) berpendapat bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Sejalan dengan pendapat di atas, Jakob Sumardjo(1994:3) menyatakan bahwa bahasa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sastra adalah bentuk rekaman bahasa yang akan disampaikan pada orang lain. Untuk memahami suatu karya sastra tidaklah mudah, banyak segi yang harus dianalisis baik dari unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya.
Sebenarnya para guru sangat beruntung karena mutu dan jenis prosa/cerita ini jumlahnya cukup banyak. Cerpen misalnya, dengan mudah dapat ditemukan dan dipilih yang sesuai dengan tingkat kebahasaan dan disukai oleh siswa. Cerpen memungkinkan seorang siswa hanyut dalam keasyikan membacanya. Sekarang ini banyak cerpen yang sesuai dengan minat dan tingkat kemampuan intelektual anak. Cerpen-cerpen ini jelas dapat dijadikan sarana pendukung untuk memperkaya bacaan dan dapat dijadikan bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMA.
Meskipun demikian, dalam melaksanakan tugas di lapangan penulis mendapat beberapa permasalahan, yaitu:
1) Banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM), terutama dalam pembelajaran sastra;
2) Rendahnya partisipasi siswa yang aktif dalam pembelajaran sastra;
3) Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi prasyarat pembelajaran sastra;
4) Rendahnya kemampuan guru dalam memvariasikan model dan media pembelajaran sastra.
5) Fokus pembelajaran ada pada guru, sedangkan siswa hanya menerima apa-apa yang diberikan guru tanpa melalui aktivitas dan partisipasi yang berarti.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti proses pembelajaran apresiasi sastra di kelas X SMA terutama mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur  cerita yang disampaikan secara langsung/melalui rekaman melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay.

B.  Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih spesifik dan terfokus, maka penulis membatasi permasalahan pada peningkatan kemampuan siswa kelas X RSBI 7 SMA Negeri I Kediri dalam menganalisis unsur  cerita yang disampaikan secara langsung/melalui rekaman melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan model pembelajaran Cours Review Horay.
2. Rumusan Masalah
Dari identifikasi dan pembatasan masalah yang ada, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.
“Apakah model pembelajaran Cours Review Horay di kelas X RSBI 7 SMA Negeri I Kediri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerita yang disampaikan secara langsung/melalui rekaman?”
C. Cara Pemecahan Masalah
Dalam upaya memecahkan permasalahan tentang rendahnya kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerita pendek, proses pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan pendekaatan kontekstual (contextual teaching and learning) dengan model pembelajaran Cours Review Horay, serta sebagai tindakan pendukung adalah memvariasikan metode dengan media pembelajaran.
D.  Hipotesis Tindakan
Proses pembelajaran pada apresiasi cerita pendek bila dilakukan dengan pendekatan kontekstual (contextual teaching and learning) dengan model pembelajaran Cours Review Horay diduga akan meningkatkan kemampuan/hasil belajar siswa. Hal itu karena pendekatan kontekstual mendahulukan prinsip belajar siswa aktif, kritis, dan kreatif serta model Course Review Horay akan lebih melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Adapun tahapan pelaksanaannya secara rinci akan dijelaskan pada uraian tentang rencana tindakan.
E.   Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Cours Review Horay dalam memahami/mengapresiasi cerpen di kelas X RSBI 7 SMA Negeri I Kediri.
2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X RSBI 7 SMA Negeri I Kediri dalam menganalisis unsur intrinsik cerita .
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami/mengapresiasi cerita pendek dengan model pembelajaran Cours Review Horay.
2. Manfaat Penelitian
Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam apresiasi cerita.
b. Dapat meningkatakan makna pembelajaran apresiasi cerita bagi siswa.
c. Dapat meningkatkan makna bekerja sama dalam pembelajaran.
Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran apresiasi cerpen.
b. Dapat meningkatkan ketepatan penggunaan model  Cours Review Horaydalam proses pembelajaran.
c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
d. Dapat meningkatkan makna bekerja sama dengan sesama guru Bahasa Indonesia, guru mata pelajaran lain, dan atasan.
e. Dapat memfasilitasi siswa dalam peningkatan motivasi dan hasil belajarnya.
f. Dapat meningkatkan minat untuk melakukan penelitian
Bagi Guru Lain/Sekolah
a. Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian.
b. Dapat meningkatkan makna bekerja sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...