Kamis, 27 September 2012

Menulis Karangan Deskripsi


Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca, seakan pembaca melihat sendiri objek itu.
Dalam deskripsi pembaca melihat objek kajian secara hidup-hidup dan konkret; melihat objek secara bulat (Keraf, 1995: 16). Deskripsi bertujuan membuat para pembaca menyadari dengan hidup-hidup tentang apa yang diserap penulis melalui pancainderanya, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung.
Dalam deskripsi terdapat proses, yang selanjutnya penulis memindahkan kesan-kesan yang ditangkap oleh panca inderanya melalui pengamatan kemudian merangkainya dalam bentuk bahasa yang teratur dan disampaikan kepada pembaca dengan tujuan agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.
Menurut Keraf (1981: 94) berdasarkan tujuannya wacana deskripsi dibedakan  menjadi dua macam yaitu: (1) deskripsi sugestif dan (2) deskripsi teknis atau deskripsi ekspositoris. Dalam wacana deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan objek melalui kesan atau interpretasi. Dengan kata lain, deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi para pembaca. Di pihak lain, deskripsi teknis atau ekspositoris hanya bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai suatu objek sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut, tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca.

Deskripsi memerlukan sebuah pengamatan objek secara cermat dan tepat. Penulis harus menyajikan perincian-perincian dengan mempergunakan pengalaman-pengalaman faktualnya hingga tampak bahwa objek tadi benar-benar hidup dan ada. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan yang erat antara kegiatan menulis deskripsi dengan pencerapan, yaitu terkait dengan keadaan, sifat, atau penampakan sesuatu di alam ini yang dapat dicerap oleh pancaindra sebelum menulis deskripsi. Untuk dapat mengatakan bahwa daun itu hijau, bunga itu harum, gula itu manis, musik itu merdu, dan kain itu halus seseorang berturut-turut mengungkapkan kepada kita bahwa cerapan indra penglihatan, pembau, perasa, pendengar, dan perabanya dapat bekerja dengan baik.
Dalam menulis deskripsi sebuah objek tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, dicium baunya, dirasa, didengar, dan diraba. Seseorang dapat pula melakukan pengamatan berdasarkan naluri (intuisif) atau perasaan hati, entah perasaan yang timbul dalam diri seseorang karena rasa takut, cemas, enggan, cinta, haru, benci, dendam, kecewa, atau yang lainnya.
Bagi seorang penulis deskripsi yang baik suatu objek tidak hanya cukup untuk digambarkan dalam bahasa yang umum saja, tetapi harus dipecahkan ke dalam bermacam-macam nuansa sesuai dengan sifat atau hakekat dari objek tersebut yang bisa dicerap oleh indranya. Misalnya, untuk menggambarkan bunyi yang nyaring  harus dilahirkan dalam bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan sifatnya, menjadi: dentum, degam, degar, gemerincing, pekik, lolong, raung, jerit, teriak, dan sebagainya.  Jadi, dalam membuat deskripsi yang baik dituntut dua hal penting, yaitu: (1) kesanggupan berbahasa dari seorang penulis, yang kaya akan nuansa dan bentuk, dan (2) kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan. 
Keterampilan menulis deskripsi yaitu keterampilan menulis dengan kerangka berpikir dan penyampaian deskriptif. Dengan kata lain, keterampilan menulis deskripsi yaitu keterampilan seseorang dalam menghasilkan sebuah tulisan yang mampu menggambarkan sesuatu yang dilihat atau suatu objek secara detil dan konkret sehingga dapat membuat orang yang membacanya seolah-olah melihat atau mengamati sendiri objek yang ditulis atau digambarkan tersebut.
Keterampilan menulis deskripsi menjadi sesuatu yang penting bagi siswa karena dapat melatih pikiran siswa untuk melakukan proses kreatif. Siswa dapat belajar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa mereka dengan cara menulis deskripsi. Pada saat menulis deskripsi siswa dituntut untuk menyampaikan sesuatu dengan pemaparan yang sejelas-jelasnya. Dengan demikian, mereka akan lebih kreatif dalam memilih kata-kata dan strukur kalimat agar memperoleh bahasa yang dirasa paling tepat untuk menggambarkan ide atau gagasan mereka.
    Penilaian Keterampilan Menulis Deskripsi
Penilaian keterampilan menulis deskripsi dapat dilakukan dengan tes keterampilan menulis. Seperti yang dikemukakan Arifin (1988:22) tes adalah suatu cara atau teknik dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik tersebut. Jadi, dengan mengadakan tes pengajar akan mengetahui perkembangan anak didiknya, sekaligus mengetahui nilai yang telah dicapai apakah tinggi atau rendah.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menilai keterampilan menulis deskripsi siswa adalah dengan memberikan tes menulis deskripsi. Hasil tulisan tersebut kemudian dinilai berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan apa yang ditulis dalam kisi-kisi penilaian yang telah ditetapkan. Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam perumusan kisi-kisi penilaian keterampilan menulis deskripsi, yaitu: (1) isi gagasan, (2) organisasi isi, (3) tata bahasa, (4) gaya bahasa, dan (5) ejaan dan pungtuasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...