Senin, 26 November 2012

RPP Berkarakter Pembelajaran Puisi SMA


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )


Nama Sekolah               : SMA
Mata Pelajaran              : Bahasa Indonesia
Kelas/semester             : X/I
Alokasi waktu                : 2 x 45 menit
Tema                            : Keimanan
Standar Kompetensi       : Mendengarkan
Memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung
Kompetensi dasar        : Mengidentifikasi unsur – unsur suatu puisi yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman
Indikator                        :
No.
Indikator
Nilai Karakter
1.    
Menyebutkan unsur – unsur bentuk suatu puisi
Rasa ingin tahu
2.    
Mengidentifikasi (majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang ) unsur bentuk puisi
Kreatif

3.    
Menanggapi unsur – unsur puisi yang ditemukan
Kreatif
4.    
Mengartikan kata – kata berkonotasi dan makna lambang
Kreatif

·         Proses
Mendengarkan rekaman pembacaan puisi , menyebutkan unsur – unsur puisi , mengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang (unsur bentuk puisi ), mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang
·         Psikomotor
Menanggapi unsur – unsur puisi yang ditemukan
·         AfektifPerilaku berkarakter
Membentuk perilaku siswa bertanggung jawab dan rasa ingin tahu
Ketrampilan sosial.
Melakukan komunikasi kepada guru dan bertanya melalui bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan, serta menumbuhkan kreatifitas siswa
Tujuan pembelajaran      :
1.         Setelah menyimak rekaman /pembacaan puisi ,siswa mampu menyebutkan unsur – unsur suatu puisi secara tepat,
2.         Setelah menyimak rekaman/ pembacaan puisi , siswa mampumengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang (unsur bentuk puisi ) secara tepat,
3.         Setelah menyimak rekaman/pembacaan puisi,siswa mampu mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang,
4.         Setelah berdiskusi ,siswa mampu menanggapi unsur puisi yang ditemukan teman secara tepat.
Proses
1.    Diberikan rekaman /pembacaan puisi ,siswa mampu menyebutkan unsur – unsur suatu puisi secara tepat,
2.     Diberikan materi unsur – unsur puisi , siswa mampu mengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang (unsur bentuk puisi ) secara tepat,
3.     Diberikan rekaman/pembacaan puisi,siswa mampu mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang,
Kinerja proses
Melalui kegiatan diskusisiswa mampu menanggapi unsur puisi yang ditemukan teman secara tepat.
Afektif
Perilaku karakter
Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan tanggung jawab, jujur, membantu teman minimal dinilai membuat kemajuan dengan LP 5 : Format Pengamatan perilaku berkarakter.
Ketrampilan Sosial
Dalam KBM, siswa mampu berkomunikasi kepada guru dan temannya melalui bertanya dan berdiskusi , berpendapat,  menjawab pertanyaan dan mengidentifikasi unsur – unsur puisi secara benar.
Materi                          :
Puisi
A.      Pengertian Puisi
Secara etimologi ,kata puisi berasal dari bahasa Yunani”poesis” yang artinya penciptaan. Sedangkan secara terminologi , menurut Samuel taylor Coleridge puisi adalah kata – kata terindah denga susunan terindah. Penyair memilih kata – kata yang setepatnya dan disusun sebaik – baiknya,missal seimbang ,simetris antara unsur satu dengan unsur yang lain erat beerhubungan.
B.        Unsur – unsur puisi
Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya tersebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: struktur fisik yang berupa bahasa, dan struktur batin atau struktur makna.
a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa.
• Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan maksud (Keraf dalam Wahyudi 1989: 242). Pemilihan kata dilakukan untuk mendapatkan kata yang tepat berdasarkan seleksi bentuk, sinonim, dan rangkaian kata.
Kata-kata dalam puisi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan sebuah puisi terletak pada kata-kata yang digunakan. Keberhasilan sebuah puisi pun terletak pada pilihan kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar-benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi tersebut.
• Pengimajian
Pengimajian atau daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam benak pembaca. Dengan daya bayang, puisi tidak hanya digunakan sebagai sarana memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan penulis saja, melainkan juga sebagai alat merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala sesuatu yang didengar oleh penulis. Daya bayang dapat penulis ciptakan dengan menempuh beberapa cara yang di antaranya (1) penggunaan kata-kata kias, (2) penggunaan lambang-lambang, dan (3) penggunaan pigura-pigura bahasa, seperti metafora, metonimia, personifikasi, dan sebagainya. Contoh daya bayang dalam puisi.

AKU
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulanya terbuang
……………………………..

Chairil Anwar

Penggunaan kata-kata kias dalam puisi”Aku” terlihat pada “Aku ini binatang jalang” yang bermaksud “pemberontak” dan “Dari kumpulanya terbuang” untuk mengiaskan “tidak mau mengikuti aturan umum”. Kata kias yang digunakan memiliki pengaruh yang amat kuat karena di balik kata-kata itu terkandung makna yang jelas yang gampang ditangkap oleh pancaindra.

TERATAI
Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai.
Tak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
……………………………………………..

Sanusi Pane

Puisi “ Teratai” tersebut adalah contoh penggunaan lambang dalam penulisan puisi. Bunga teratai yang menjadi ibarat dari Ki Hajar Dewantara (Suharianto: 2005).
Menurut Jabrohim dkk (2003:36) hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan pengindraan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
Pencitraan atau pengimajian dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu (1) citraan penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan, (2) citraan pendengaran yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan yang berturut-turut, (3) citraan penciuman, (4) citraan pencecapan, (5) citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, (6) citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran, (7) citraan gerak, dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak (Jabrohim dkk 2003:39).

• Bahasa Figuratif atau Kiasan
Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu (Jabrohim dkk 2003:42). Pencapaian arti atau efek tertentu tergantung jenis kiasan yang digunakan.
1. Simile
Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Jabrohim dkk 2003:44). Sebagai sarana dalam upaya menyamakan hal yang berlainan tersebut simile menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, seperti, sebagai, bak, seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya.

2. Metafora
Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa secara laangsung tanpa kata pembanding(Jabrohim dkk 2003:45).

4. Personifikasi
Menurut Baribin (1990:50) personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manusia, hal ini menyebabkan lukisan menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, dan memberikan bayangan angan yang konkret. Contoh: “awan pun terdiam”.

5. Metonimi
Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat (Jabrohim dkk 2003:51). Menurut Alternbornd (dalam Baribin 1990:50) metonimia, ialah penggunaan sebuah atribut dari suatu objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Metonimi juga sering disebut dengan bahasa kiasan pengganti nama. Misalnya: “senja kian berlalu”. Senja artinya maut atau kesusahan.
6. Sinekdok
Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri (Jabrohim dkk 2003: 52). Menurut Baribin (1990:50) sinekdoki ada dua macam, yakni (1) pars pro toto, yaitu sebagian untuk keseluruhan; (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian. Contoh pars pro toto: “Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini” dan “hatimu yang mendengar semesta dunia”. Contoh totum pro parte: “Sampai engkau bangkit dan seluruh pulau mendengarkan”.

• Versifikasi atau Rima dan Irama
Bunyi dalam puisi menghasilkan versifikasi atau ritma dan rima. Secara umum ritma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53).Rima adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama sering juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya sangat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). Contoh penggunaan rima dan irama dalam puisi:

MINANG

Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan
Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan
di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan
dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian

Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melingkung
padang-padang lalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suara lesung
…………………………………………….

(Hartoyo Andang jaya)

Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya.
Berdasarkan jenisnya, rima dibedakan atas tiga macam:
1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan),
2. Berdasarkan letakdalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sama),
3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pada awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), dan rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan), rima rangkai,rima peluk,rima kembar, rima silang,rima patah.
Rima / sajak
1.    Rima berdasarkan letak dalam kata
a.       Rima sempurna (penuh)
Dinamakan rima penuh, bila seluruh suku akhir sama bunyinya.
Misalnya:    Jati bersajak dengan hati
                  Lantai bersajak dengan pantai
b.       Rima tak sempurna
Dinamakan sajak tak sempurna bila yang sama bunyinya hanya sebagaian suku akhir atau huruf akhir saja
Misalnya :   palang bersajak dengan datang
                  Padi bersajak dengan mati
c.       Rima mutlak
Dinamakan rima mutlak, bila yang sama bunyinya satu kata penuh
Misalnya :   Mendatang-datang jua
                  kenangan masa lampau
                  Menghilang-hilang jua
                  Yang dulu sinau-silau
2.         Rima berdasarkan bunyi
a.       Sajak terbuka
Dinamakan sajak terbuka, bila kata bersajak itu berakhir vocal yang sama.
Misalnya:    batu bersajak dengan rindu
                  Buka bersajak dengan suka
b.       Sajak tertutup
Dinamakan sajak tertutup, bila kata yang bersajak itu berakhir konsonan yang sama.
Misalnya :   hilang bersajak dengan datang
                  Susut bersajak dengan takut
c.       Sajak alterasi (s. pangkal atau s. awal)
Dinamakan sajak alterasi, bila yang sama bunyinya suku awal.
Misalnya :   lalu bersajak dengan lalang
                  Warna bersajak dengan warta
                  Lenggang bersajak dengan lenggok
d.       Sajak asonasi
Dinamakan sajak asonasi, bila yang bersajak ialah huruf hidup (vocal) yang menjadi kerangka bunyi kata itu.
Misalnya :   secupak bersajak dengan sesukat
                  Tumbang bersajak dengan mundam
e.       Sajak disonasi
Dinamakan sajak disonasi, bila yang bersajak itu huruf mati (konsonan) yang menjadi kerangka kata itu.
Misalnya :   tindak bersajak dengan tanduk
                  Compang bersajak dengan camping
3.    Rima berdasarkan letak dalam baris:
a.         Sajak awal
Dinamakan sajak awal, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada awal kalimat.
b.         Sajak tengah
Dinamakn sajak tengah, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada tengah kalimat.
c.         Sajak akhir
Dinamakan sajak akhir, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada akhir kalimat.
Contoh berikut memperlihatkan ke-3 macam sajak (s.awal, s. tengah, s. akhir) sekaligus:
       Dari mana punai melayang
       Dari sawah turun ke kali
       Dari mana kasih sayang
       Dari mata turun ke hati
d.         Sajak peluk (sajak berpaut)
Dinamkan sajak peluk, bila umpamanya puisi itu terdiri atas 4 baris, maka baris ke-1 bersajak dengan baris ke-4, sedang baris ke-2 bersajak dengan baris ke-3.
Dengan rumus sajak
1.         …………………….. (a)
2.         …………………….. (b)
3.         …………………….. (b)
4.         …………………….. (a)
e.         Sajak silang (sajak salib)
Dinamakan sajak silang kalau letak sajaknya bersilang-silang
Dengan rumus sajak
1.         …………………….. (a)
f.           Sajak rangkai (sajak sama)
Dinamkan sajak rangkai (sama), bila kata-kata pada akhir baris yang beruntun itu sana bunyinya.
1.         …………………….. (a)
2.         …………………….. (a)
3.         …………………….. (a)
4.         …………………….. (a)
2.         …………………….. (b)
3.         …………………….. (a)
4.         …………………….. (b)
g.         Sajak kembar
Dinamakan sajak kembar, bila yang bersajak itu dua baris dua baris.
1.         …………………….. (a)
2.         …………………….. (a)
3.         …………………….. (b)
4.         …………………….. (b)
h.         Sajak patah
Dinamakn sajak patah, bila dalam bait puisi itu ada kata yang tidak mempunyai pasangan/persamaan bunyi dengan lain.
1.         …………………….. (a)                     …………………….. (a)
2.         …………………….. (a)                     …………………….. (b)
3.         …………………….. (b)         atau      …………………….. (a)
4.         …………………….. (a)                     …………………….. (a)

• Tipografi
Tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin 2002: 146).Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi.
Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu.Selain itu, tipografi juga berperan untuk menunjukan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair.

Struktur Batin Puisi
Menurut Waluyo dalam Jabrohim dkk (2003:65) struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca, dan amanat.
• Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang (Jabrohim dkk 2003:65).Menurut Waluyo (2003:17) tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan penyair melalui puisinya.Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu.
• Perasaan (Feeling)
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Aminuddin 2002:150).Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan penyair, misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya.
• Nada dan Suasana
Sikap penyair kepada pembaca disebut nada puisi, sedangkan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap perasaan pembaca disebut suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair, dari sikap itu terciptalah suasana puisi.Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius (sungguh-sungguh), patriotik, belas kasih (memelas), mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (Waluyo 2009:37).
• Amanat
Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Jabrohim dkk 2003:67).
Sedangkan menurut Waluyo (2003:40) amanat, pesan atau nasehat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.Cara pembaca menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan pandangan pembaca terhadap suatu hal.
Amanat berbeda dengan tema.Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra (Jabrohim dkk 2003:67). Arti dalam puisi bersifat lugas, objektif dan khusus, sedangkan makna puisi bersifat kias, objektif, dan umum.

Metode pembelajaran    : Tanya jawab,diskusi,penugasan
Langkah – langkah pembelajaran
1.       Kegiatan awal
-   Kegiatan dimulai dengan berdoa bersama.
-   Guru mengecek kehadiran siswa dan memastikan siswa dalam keadaan sehatserta siap mengikuti kegiatan.
-       Guru menunjukkan gambar sastrawan Taufiq Ismail serta menanyakan kepada siswa berkaitan dengan sastrawan tersebut , angkatan ,serta  karyanya( sebagai langkah apersepsi ).
-       Siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan guru tersebut.
-       Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2.       Kegiatan Inti
a.       Eksplorasi
-       Guru menjelaskan materi tentang unsur – unsur bentuk puisi.
-       Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi – materi yang belum mereka pahami.
-       Siswa berkelompok.penentuan kelompok dilakukan dengan membagikan kartu potongan puisi kepada siswa . Siswa yang mengambil kartu yang sama menjadi satu kelompok.kemudian dari potongan itu dipadukan/diurutkan menjadi cuplikan puisi. Kemudian cuplikan puisi tersebut dianalisis jenis rimanya.
b.      Elaborasi
-        Setelah menganalisis jenis rima guru membagikan potongan puisi yang berjudul “ Doa Untuk Negeri “ kepada masing – masing kelompok.
-       Guru memutarkan rekaman puisi yang berjudul “ Doa Untuk Negeri “ karya Taufiq Ismail.
-       Siswa mendengarkan rekaman pembacaan puisi tersebut secara seksama sambil mengidentifikasi unsur – unsur puisi yang didengar.
-       Setelah mendengarkan pembacaan puisi,siswa mendiskusikan unsur – unsur bentuk puisi ( rima,diksi,majas,dan pengimajian ) bersama teman sekelompok.
c.       Konfirmasi
-       Setelah selesai berdiskusi , masing – masing kelompok melaporkan hasil diskusi mereka . Kelompok yang lain memberikan tanggapan.
-       Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok.
3.       Kegiatan akhir
-          Siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
-          Guru memberikan tugas ( post tes )
-          Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Bahan /sumber ,media,alat :
Bahan / sumber       : Keraf,Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa . Jakarta  : Gramedia.
Husnan, Ema dkk. 1988. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Suryanto,Alex.2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia.Tangerang: Esis.
Media                        : rekaman pembacaan puisi,gambar sastrawan,naskah puisi Doa untuk Negeri
Alat                                    : laptop,LCD
Evaluasi                        :
Teknik penilaian       : tes tulis
Bentuk penilaian      : uraian bebas
Instrument /soal       : terlampir

Mengetahui                                                                         Kediri, 19 Oktober 2011
Penguji II                                                                            Mahasiswa PPL


Drs. ALI HASAN                                                                DEWI UKHWATUL KHASANAH

                                                                       Mengetahui
                                                                         Penguji I


Drs. ANDRI PITOYO ,M.Pd.






LAMPIRAN SOAL
             
Dengarkan pembacaan puisi berikut secara seksama !

DOA UNTUK NEGERI
Karya Taufiq Ismail
Siapkah kita bila maut datang menjemput kita .
Dapatkah kita menduga atau mengira
bilamana ajal telah tiba
Di mana umur kita berakhirnya

Dapatkah kita merencana atau berjanji
Bagaimana cara kematian akan kita alami
Sehingga kita siap rohani dan jasmani

Dapatkah kita memohon jatah umurbagi kita yang tepat
misalnya sehabis ramadhan atau sehabis berhaji
ketika dosa diampuni dengan tamat
Dan nyawa dicabut malaikat dalam keadaan sehat

Daptakah waktunya kita majukan atau mundurkan
Ketika nafasterakhir itu dihembuskan
Dan sorotan mata kita dikosongkan

Dapatkah kita membereskan  segala  segala yang terlalai
Hutang – hutang , janji – janji ,
kerja yang terbengkalai ,
cita – cita yang belum tercapai

Siapkah kita bila maut datang menjemput kita
Dapatkah kita menekan semua bentuk kesombongan
dan kepada orang – orang yang hatinya kita sakitkan
dengan membungkuk kita merendah minta dimaafkan

Dapatkah kita menyaring semua pergosipan dan pergunjingan
Lalu pada satu ke waktu total sepenuhnya dihentikan
Sehingga daging saudara sendiri kita tidak dikuyah tidak dimakan

‘dapatkah kita menghaisi semua ganjalan – ganjalan iri hati,
Kecemburuan yang dibisikkan jin di telinga kanan dan kiri
Dan kemudian mereka kita usir sejauh – jauhnya dengan ayat kursi.

Dapatkah kita musnahkan perilaku ujub dan riya’
Bila suka mencerca di dalam hati
Pamer jasa dan harta dan berhenti menyebut – nyebutnya

Dapatkah kita dengan tepat melakukan evaluasi
terhadap harta benda yang selama ini kita akumulasi
sehingga benar – benar bersih bagi mereka yang diwarisi

dapatkah kita bayangkan jantung kita
jantung kita yang berpuluh tahun bekerja setia
setiap detik dia berdenyut untuk kelangsungan hidup kita
kemudian siapkah bila dia berkata
jantung kita berkata
nah,sudah,sudah cukup sampai di sini saja

Siapkah kita bila maut datang menjemput kita
Di suatu masa,di suatu tempat maut akan tiba
Beratus kemungkinan waktunya
Beribu kemungkinan tempatnya
Melalui gabungan kemungkinan bentuk dan cara
Lewat penyakit , kecelakaan ,perang,berbagai bencana,
Di dalam rumah, di kendaraan , di jalan raya ,di alam terbuka

Kemudian
Kemudian kemarin maut melalui bencana yang datang
tiba – tiba seluruh tempat pada detik terjadinya
kita semua yang menyaksikan terpana,
menunundukkan kepala,
semua terpukul,tergoncang, terhempas, terobek, tiada sepatah kata
dan semua kita menitikkaan air mata

Mereka saudara – saudara kita itu berlarian di jalan raya
berlarian ke sana – ke mari di jalan raya
mereka lari ke sana – ke mari dengan wajah yang luar biasa sedihnya
kemudian kendaraan simpang siur ke mana pula mereka perginya

sementara itu
bumi bergoyang, bumi bergoyang
bumi bergoyang,bumi bergoncang luar biasa
kabel putus habis, tiang listrik bengkok patah tiga,
rumah punah, hotel rubuh,truk remuk, rumah terbakar, asrama rata
kemudianberatus , beribu banyaknya bangunan ambruk
bersama begitu banyak jenazah – jenazah
dihitung mula – mula seratus, dua ratus,tiga ratus,empat ratus ,lima ratus
mereka jenazah di bawah puing,di tengah puing , di atas puing mereka berada

Kemudian jenazah anak – anak
anak – anak yang sedang menuntut ilmu
mereka rubuh di bangunan tempat mereka menuntut ilmu
dan itu semua menyesakkan udara
menyesakkan dada kita semua

Wahai Padang kota tercinta
Wahai Sumatra Barat tanah yang tercinta
betapa berat,betapa berat cobaan bagi kita semua
Jannah jualah kiranya
Jannah jualah kiranya
bagi mereka yang telah mendahului kita
saudara – saudara kita
kemudian maut nanti akan menjemput kita juga
dan kemudian bertanyalah kami Robbana…Robbana
bisakah kami menyusul ke firdaus yang sama.

LEMBAR KERJA SISWA

Identifikasilah rima, pengimajian, kata – kata lambang dan konotatif , serta majas dalam puisi berikut!


AKU DAN TUHANKU
Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta
Dan aku tahu, sebelum aku Kau ciptakan
Berjuta tahun, tak berhingga lamanya
Engkau terus menerus mencipta berbagai ragam
Tuhan, pantaskah Engkau memberikan hidup sesingkat ini
Dari berjuta-juta tahun kemahakayaan-Mu
Setetes air dalam samudra tak bertepi
Alangkah kikirnya Engkau, dengan kemahakayaan-Mu
Dan Tuhanku, dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayam
Bersyukur sepenuhnya akan kekayaan kemungkinan
Terus menerus limpah ruah Engkau curahkan
Meski kuinsyaf, kekecilan dekat dan kedaifanku
Di bawah kemahakuasaan-Mu, dalam kemahaluasan kerajaan-Mu
Dengan tenaga imajinasi Engkau limpahkan
Aku dapat mengikuti dan meniru permainan-Mu
Girang berkhayal dan mencipta berbagai ragam
Terpesona sendiri menikmati keindahan ciptaanku
Aahh, Tuhan
Dalam kepenuhan terliput kecerahan sinar cahaya-Mu
Menyerah kepada kebesaran dan kemuliaan kasih-mu
Aku, akan memakai kesanggupan dan kemungkinan
Sebanyak dan seluas itu Kau limpahkan kepadaku
Jauh mengatasi mahluk lain Kau cipatakan
Sebagai khalifah yang penuh menerima sinar cahaya-Mu
Dalam kemahaluasan kerajaan-Mu
Tak adalah pilihan, dari bersyukur dan bahagia, bekerja dan mencipta
Dengan kecerahan kesadaran dan kepenuhan jiwa
Tidak tanggung tidak alang kepalang
Ya Allah Ya Rabbi
Sekelumit hidup yang Engkau hadiahkan
dalam kebesaran dan kedalaman kasih-Mu, tiada berwatas
akan kukembangkan, semarak, semekar-mekarnya
sampai saat terakhir nafasku Kau relakan
Ketika Engkau memanggilku kembali kehadirat-Mu
Ke dalam kegaiban rahasia keabadian-Mu
Dimana aku menyerah tulus sepenuh hati
Kepada keagungan kekudusan-Mu,
Cahaya segala cahaya
Sutan Takdir Alisyahbana
Toya Bongkah
24 April 1989




A.     Aspek kognitif
Diskusikan dengan teman kalian tentang unsur – unsur bentuk puisi yang telah kalian dengar dengan menjawab pertanyaan berikut !
1. Sebutkan unsur – unsur bentuk puisi!
2. Identifikasilah majas,rima,kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang, pengimajian ( unsur bentuk puisi ) dalam puisi yang telah kalian dengar !
3. Artikan kata – kata yang berkonotasi dan bermakna lambang tersebut!

No
Nama siswa
Aspek penilaian
Jml. skor

Nilai
A
B
C
















Keterangan
A    : Kelengkapan menyebutkan unsur – unsur bentuk puisi
B     : identifikasi unsur bentuk puisi
C     : makna kata konotasi dan symbol

Pedoman penyekoran :
3 : lengkap/sesuai
2 : kurang lengkap/kurang sesuai
1 : tidak lengkap/ tidak sesuai/salah

Nilai               : skor yang diperoleh x 100 % = ….
                         Skor maksimal

a.       Aspek psikomotor
Setelah selesai berdiskusi, laporkan hasil kerja kelompok kalian di depan kelas !
Berikan tanggapan terhadap unsur puisi yang ditemukan oleh temanmu!
No
Nama siswa
Aspek penilaian
Jml. skor
Nilai
A
B
C














Keterangan
1.       Tanggapan sesuai/tidak sesuai
2.       Bahasa
Kriteria skor :
3  : baik
2  : cukup
1  : kurang

Nilai                        : skor yang diperoleh x 100 % = ….
                         Skor maksimal

b.      Aspek afektif

No
Nama siswa
Aspek penilaian
1
2
3
4










Keterangan:
1      : tanggung jawab dan rasa ingin tahu yang dimiliki siswa
2      : keberanian siswa dalam berpendapat, menjawab dan mengajukan pertanyaan
3      : kerjasama siswa dalam kegiatan diskusi
4      : kreatifitas siswa

Kriteria skor
A   : baik sekali                                     C  : cukup
B   : baik                                               D  : kurang



KUNCI JAWABAN SOAL/EVALUASI

1.       Rima,diksi,majas,imajinasi
Rima
-        Rima tak sempurna, sajak terbuka, rima rangkai  
Siapkah kita bila maut datang menjemputkita .
Dapatkah kita menduga atau mengira
bilamana ajal telah tiba
Di mana umur kita berakhirnya
-        Rima sempurna, sajak terbuka , rima rangkai
Dapatkah kita merencana atau berjanji
Bagaimana cara kematian akan kita alami
Sehingga kita siap rohani dan jasmani
-        Rima tidak sempurna, sajak tertutup, sajak patah
Dapatkah kita memohon jatah umurbagi kita yang tepat
misalnya sehabis ramadhan atau sehabis berhaji
ketika dosa diampuni dengan tamat
Dan nyawa dicabut malaikat dalam keadaan sehat
-        Rima sempurna, sajak tertutup , sajak rangkai
Dapatkah waktunya kita majukan atau mundurkan
Ketika nafasterakhir itu dihembuskan
Dan sorotan mata kita dikosongkan
-        Sajak terbuka, rima rangkai
Dapatkah kita membereskan   segala yang terlalai
Hutang – hutang , janji – janji , kerja yang terbengkalai ,
cita – cita yang belum tercapai
Majas
Personifikasi
Siapkah kita bila maut datang menjemput kita
bumi bergoyang, bumi bergoyang
bumi bergoyang,bumi bergoncang luar biasa

Litotes
dengan membungkuk kita merendah minta dimaafkan

Sehingga daging saudara sendiri kita tidak dikuyah tidak dimakan
Hiperbola
Beratus kemungkinan waktunya
Beribu kemungkinan tempatnya.

1. Tuhan,kau,aku,tak pernah,kuminta,tahu,ciptakan,engkau,terus-menerus,dsb.
2.       Lahirkan,kemahakayaan-Mu,bersemayam,kerajaan-Mu,permainan-Mu,kecerahan sinar cahaya-Mu
3.       Lahirkan = ciptakan
Kemahakayaan = kekuasaan
Bersemayam = menetap
Kerajaan-Mu = kekuasaan
Permainan-Mu = kehendak
Sinar cahaya-Mu = petunjuk
Memanggilku = meninggal
4.       Kau lahirkan aku = personifikasi
Berjuta tahun = hiperbola
Pantaskah engkau memberikan hidup sesingkat ini dari berjuta – juta tahun kemahakayaan-Mu = antithesisn
Setetes air dalam samudra tak bertepi = metafora
Meski kuinsyaf ,kekecilan dekat,dan kedloifanku = litotes
5.       Imaji perasaan ( taktil )














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...