Kamis, 27 September 2012

Kosakata

a. Pengertian Kosakata
Ada beberapa pengertian kosakata yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Menurut Mukidi (1994: 43) kosakata sama dengan leksikon. Di sini leksikon diartikan sebagai perbendaharaan kata dalam suatu bahasa. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 597) kosakata diartikan sebagai perbendaharaan kata. Kridalaksana (1993: 127) menjelaskan bahwa kosakata sama dengan leksikon, sedangkan yang dimaksud dengan leksikon adalah: (1) komponen bahasa yang memuat secara informatif tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa, (2) kekayaan kosakata yang disusun seseorang pembicara atau penulis, (3) daftar kata yang disusun dengan penjelasan singkat dan praktis.
Dari uraian di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan komponen bahasa yang memuat daftar kata-kata beserta batasannya yang penggunaannya sesuai dengan makna dan fungsinya.
 Adiwimanta (lewat Dipodjojo, 1984: 21) membatasi pengertian kosakata pada:
1.      semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa,
2.      kata-kata yang dikuasai oleh seseorang atau dipergunakan oleh sekelompok orang dalam suatu lingkungan yang sama,
3.      kata-kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan,
4.      seluruh morfem yang ada dalam suatu bahasa yang disusun secara alfabetis disertai dengan batasan dan keterangannya. 
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan sejumlah kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Dengan demikian, penguasaan kosakata dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menguasai dan mempergunakan kata-kata atau perbendaharaan kata yang terdapat dalam suatu bahasa.

b. Penguasaan Kosakata
Menurut Darmiyati Zuchdi (1995: 3-7) penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang untuk mengenal, memahami, dan menggunakan kata-kata dengan baik dan benar, dengan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Mengenal kata adalah memperoleh kata-kata baru dari hasil mendengarkan atau dari hasil membaca. Selanjutnya, hakikat memahami kata-kata adalah memperoleh kosakata baru, mengerti kata dan artinya serta memahami keterkaitan kata dan konsep yang diawali kata-kata tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 534) memberikan batasan penguasaan kosakata sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan sesuatu hal (sejumlah kekayaan kata yang terdapat dalam suatu bahasa).
Nurgiyantoro (2001: 213) menyatakan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan kata-kata. Kemampuan untuk memahami diwujudkan dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan kemampuan mempergunakan diwujudkan dalam kegiatan menulis dan berbicara.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan secara tepat kata-kata yang dimiliki, baik secara lisan maupun tertulis.
c. Peranan Kosakata
Kosakata mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kegiatan komunikasi di masyarakat dan dalam proses pembelajaran di sekolah. Penguasaan kosakata yang cukup akan memperlancar pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Lebih lanjut, Nurgiyantoro (2001: 166) menyebutkan bahwa kosakata merupakan alat utama yang harus dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab kosakata berfungsi untuk membentuk kalimat serta mengutarakan isi pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Tarigan (1986: 3) mengemukakan betapa pentingnya peranan kosakata dalam pembelajaran bahasa Indonesia, di antaranya:
1.      kualitas dan kuantitas serta kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya;
2.  pengembangan kosakata merupakan pengembangan konsep tunggal yang merupakan tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan;
3.      semua jenjang pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual;
4.   pengembangan kosakata dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kemampuan bawaan, dan status sosial;
5.      faktor-faktor geografis mempengaruhi perkembangan kosakata;
6.      telaah kata yang efektif harus beranjak dari arah kata-kata yang telah diketahui menuju kata-kata yang belum diketahui.
Beberapa pendapat di atas menunjukkan bahwa penguasaan kosakata yang cukup sangat diperlukan dalam kegiatan yang melibatkan kemampuan berbahasa seseorang, termasuk dalam pembelajaran di sekolah dan kegiatan berkomunikasi di masyarakat.
d. Penilaian Penguasaan Kosakata
Tes kosakata merupakan bagian dari tes kemampuan kebahasaan. Tes ini dilakukan untuk melakukan penilaian atau memperoleh informasi tentang hasil belajar bahasa yang dicapai oleh anak didik, yang secara tidak langsung akan memberikan pula informasi tentang berbagai segi penyelenggaraan pengajaran (Djiwandono, 1996: 6).
Menurut Djiwandono (1996: 42) dalam kegiatan berkomunikasi kosakata merupakan unsur yang amat penting. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dengan demikian, apabila seorang anak kurang memiliki kemampuan dalam menguasai kosakata, anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu bahasa.
Pada anak, penguasaan kosakata tidak cukup hanya memahami saja, tetapi hal itu juga harus meliputi kemampuan penggunaan kosakata tersebut dalam kegiatan berkomunikasi. Nurgiyantoro (2001: 196) mengemukakan bahwa kemampuan untuk memahami kosakata merupakan penguasaan reseptif, sedangkan kemampuan mempergunakan kosakata merupakan penguasaan produktif. Penguasaan reseptif terlihat ketika anak mampu melakukan kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan penguasaan produktif terlihat dalam kegiatan berbicara dan menulis.
Tes kosakata dilakukan untuk mengukur kemampuan anak didik, baik yang bersifat reseptif maupun yang bersifat produktif. Dengan demikian, dalam tes kosakata antara kemampuan reseptif dan kemampuan produktif harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Menurut Nurgiyantoro (2001: 196) dalam tes kosakata ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) pemilihan kosakata yang akan diteskan, dan (b) pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut penyusunan tes yang sesuai dengan tingkatan-tingkatan aspek kognitif tertentu. 
Tingkatan tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini mengacu pada tingkatan kognitif yang biasa disebut taksonomi Bloom. Tingkatan ini terdiri dari enam tingkatan yaitu tingkat pengetahuan/ingatan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi (C3), tingkat analisis (C4), tingkat evaluasi (C5), dan tingkat kreativitas (C6), (Anderson & Krathwohl (Ed.), 2001: 66).
Nurgiyantoro (2001: 209) menyatakan bahwa untuk tes penguasaan kosakata tingkatan kognitif yang dipakai sampai pada tingkat analisis (C4). Berdasarkan pendapat tersebut tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini menggunakan empat tingkatan yaitu tingkat ingatan/pengetahuan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi (C3), dan tingkat analasis (C4). Tes kosakata tingkat kognitif yang tinggi (C5 dan C6) tidak digunakan dalam penelitian ini karena tes dengan tingkat kognitif tersebut menuntut kemampuan yang lebih dalam  dan sekaligus dapat menilai proses berpikir. Selain itu, tes kosakata tingkat C5 dan C6 lebih tepat apabila digunakan untuk tes bentuk esai.





1 komentar:

  1. materi yang sangat mambantu, klo bisa ada daftar pustakanya bu, trims

    BalasHapus

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...