Sabtu, 02 Juni 2012

MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR TeRTAWA DALAM PEMBELAJARAN PRODUKTIF NASKAH DRAMA SISWA SMA KELAS XI


1.      Deskripsi Model Pembelajaran Gambar Tertawa 
Pembelajaran Gambar Tertawa merupakan model pembelajaran yang melibatkan aktifitas berpikir kritis ( think ) , membaca ( read ) , berbicara ( talk ) , dan menulis ( write). Model pembelajaran ini sangat cocok diaplikasikan dalam pembelajaran produktif ( berbicara dan menulis ) naskah drama dengan menggunakan media kartu gambar ( card picture ) sebagai tema . 
Keunggulan dari model pembelajaran Gambar Tetawa ini adalah :
1.            Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif , afektif , dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2.            Merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan rangsangan dan ide – ide .
3.            Melatih siswa untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
4.            Pembelajaran lebih menarik sehingga merangsang siswa untuk semangat belajar.
5.            Melatih siswa untuk mengmukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain.
Disamping memiliki keunggulan , model pembelajaran Gambar Tertawa juga memiliki kelemahan diantaranya :
1.      Dalam mengimplementasikannya  memerlukan waktu yang panjang .
2.       Guru sulit mengontrol kegiata dan keberhasilan siswa .
2.      Standar Kompetensi
Berbicara
-    Memerankan tokoh dalam pementasan drama.
Menulis
-    Menulis naskah drama.

3.   Komptensi Dasar
-   Mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh protagonis dan  antagonis
-   Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.
4.   Materi pembelajaran
a. Pengertian drama
Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action (Harymawan, 1988:1). Menurut Aristoteles, drama adalah tiruan (imitasi) dari action (Dietrich, 1953:3).
Drama sering disebut sandiwara , tonil ( pada zaman dahulu ) , dan akhir – akhir ini sering disebut teater . Istilah sandiwara berasal dari bahasa Jawa “ sandi “ yang berarti ‘ rahasia ‘ dan “ warah “ yang berarti ‘ ajaran ‘ . Sandiwara berarti ajaran yang disampaikan secara tidak terang – terangan . Lakon dalam drama itu sebenarnya perlambang yang bisa ditangkap makna ajarannya . Sedangkan istilah tonil berasal dari bahasa Belanda “ toneel “ yang artinya ‘ pertunjukan ‘ . Kata teater juga berasal dari bahasa Yunani “ theatron “ yang berarti ‘ takjub melihat atau memandang ‘ . Namun , dalam perkembangan selanjutnya teater berarti ‘ gedung pertunjukan ‘ atau ‘ bentuk tontonan yang dipentaskan atau dipertunjukkan di hadapan orang banyak ‘.
b.  Macam – macam drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1.   Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2.   Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam – macam drama berdasarkan isi kandungan cerita :
1.   Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2.   Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.   Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4.   Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5.   Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6.   Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7.   Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8.   Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9.   Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
c. Unsur – unsur  drama
Unsur – unsur drama antara lain :
1.      tema
2.      tokoh
3.      dialog
4.      latar / setting
5.      alur
Ada tujuh unsure pendukung drama antara lain :
1.      naskah cerita
2.      pemain
3.      tata panggung
4.      tata lampu
5.      musik pengiring
6.   sutradara
Pelaku, atau pemain yang baik harus dapat:
1.   Berakting wajar (fleksibel)
2.   Menjiwai atau menghayati perannya.
3.   Daya imajinasi kuat, yaitu dapat membayangkan peran yang dilakoknkan meskipun   belum pernah mengalaminya.
4.   Terampil dan kreatif.
5.   Mengesankan atau dapat meyakinkan penonton.
d.   Penulisan teks drama
Naskah drama ialah karangan yang berisi cerita atau kisah dari pertunjukan drama. Dalam naskah drama termuat nama tokoh atau peran di dalam cerita , keadaan panggung serta dialog yang diucapkan . Unuk memudahkan para pemain dalam naskah drama dibrikan petunjuk atau keterangan gerakan - gerakan yang harus dilakukan pemain, tempat dan pristiwa .
Ada 4 unsur yang harus ada dalam penulisan teks drama, yaitu:
1.   Tokoh,yaitu nama-nama tokoh diikuti tanda titik dua
2.   Dialog, yang dimasukkan dalam tanda kutip
3.  Keterangan latar yaitu ditulis pada tiap awal babak sebuah naskah, meliputi tempat, asesoris,situasi,dll.
4.  Keterangan lakuan, yaitu bagaimana sikap, bloking saat mengucapkan dialog , yang dituliskan pada akhir dialog dimasukkan dalam tanda kurung.
5.  Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Tahap Persiapan
1.   Guru merumuskan kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam beberapa indikator ,
2.   Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran yang akan digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan
1.  Kegiatan awal
a.    Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta menjelaskan tujuan dari proses pembelajaran,
b.   Guru memberi motivasi kepada siswa dengan menjelaskan manfaat dari materi yang dipelajari.,
c.   Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan  memberikan potongan – potongan  gambar ,
d.   Kemudian masing – masing siswa mencocokkan gambar yang telah pilih dengan gambar milik siswa yang lain dan bergabung menjadi satu kelompok,
e.    Guru mempersipkan teka – teki silang ( TTS ) yang berisi pertanyaan seputar materi yang akan diajarkan ,
f.   Masing – masing kelompok menempel gambar yang telah dicocokkan di tempat yang disediakan dan mencari pertanyaan TTS di balik tempelan gambar ,
g.  Selanjutnya siswa menjawab pertanyaan teka – teki di balik gambar sebagai syarat tugas selanjutnya . Siswa diberi waktu untuk berpikir dan berdiskusi dengan teman sekelompok untuk menentukan jawaban yang tepat.
h.   Jika jawaban benar , kelompok tersebut dapat mengambil gambar dalam amplop dari teka – teki yang telah diisi.
2.   Kegiatan Inti
a.  Guru memberikan tugas untuk menyusun dialog yang tepat sesuai dengan perbuatan , watak / karakter tokoh dalam gambar tema kemudian menuliskannya dalam bentuk naskah drama ( skenario ) .
b.  Setelah selesai , siswa diberi waktu untuk mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh dalam naskah  drama yang telah  dibuat.

3.   Kegiatan akhir
a.   Sebagai kegiatan akhir , masing – masing kelompok diundi untuk memerankan tokoh sesuai dengan naskah drama yang telah dibuat ,
b.   Kelompok yang lain memberikan komentar .
c.   Penilaian
Penilaian keberhasilan pembelajaran dalam model pembelajaran ini tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti hasil tes , akan tetapi juga ditentukan oleh proses belajar  siswa . Guru memberikan penilaian kepada siswa dengan membuat rubrik penilaian seperti berikut :

  Kompetensi Dasar        : Mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh  protaganis dan atau antagonis
KOMPONEN
SKOR
1
2
3
4
5
1. Kemunculan pertama





2. Ekspresi wajah





3. Pandangan mata dan gerak anggota tubuh





4. Gerakan





5. Ucapan





6. Intonasi





7. Pengaturan jeda





8. Intensitas dan kelancaran berbicara





9. Diksi yang digunakan





10. Cara berdialog untuk menggambarkan karakter
      tokoh






SKOR (MAKSIMAL 50)










              
Komptensi dasar        : Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog naskah drama

UNSUR
Komponen
SKOR
1
2
3
4
5


Naskah
Drama
1.
Kesesuaian diksi / pilihan kata  dengan gambar tema





2.
Kesesuaian tokoh , tingkah laku , penokohan , alur , latar / setting dengan gambar tema





3.
Kesesuaian pilihan jenis kalimat dengan watak tokoh





4.
Kesesuaian diksi/pilihan kata dengan watak tokoh





5.
Ketepatan dalam penulisan





Jumlah Skor





Skor maksimal 25


              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...