Selasa, 08 Januari 2013

Uji Kompetensi Menganalisis Unsur Cerita



UJI KOMPETENSI SISWA
SMA ............................................


Nama                      : ………………………..…………………
No. Presensi            :………………………..…………………
Kelas                       : …………………………………………..
NILAI

Mata Pelajaran                    : Bahasa Indonesia



Kelas/Semester                   : X/I



Standar Kompetensi          : Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung / tidak langsung



Kompetensi Dasar             : Mengidentifikasi unsur sastra ( instrinsik dan ekstrinsik ) suatu cerita yang disampaikan secara langsung / melalui rekaman



Indikator                                :



1. Menjelaskan unsur instrinsik ( tema, amanat, tokoh ) dalam cerita yang disampaikan secara langsung / melalui rekaman,



2.  Mengidentifikasi unsur sastra  instrinsik suatu cerita yang disampaikan secara langsung / melalui rekaman,



3.  Mengidentifikasi unsur sastra  ekstrinsik suatu cerita yang disampaikan secara langsung / melalui rekaman,



4.  Menceritakan kembali cerita yang disampaikan secara langsung / melalui rekaman







Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e! 



1.  Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu, Kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Seperti yang kau utarakan kemarin



C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu



E. Berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah



2. (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)                B. (2)                      C. (3)                      D. (4)                      E. ( 2 ) dan ( 3)

3.  Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana itu?" ( 1 ) Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya Eric, sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (2)
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi!” (3)


Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-bata. (4)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (5)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1)                B. (3)                      C. (2)                      D. (4)                      E. ( 5 )
4. Amanat yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan
E. Sayangilah ibumu yang telah melahirkanmu
Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya, dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
5. Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. Kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph kedua
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
E. kalimat ketiga paragraf pertama
6. Amanat yang terdapat pada cerpen tersebut adalah ...
A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan!
E. Berilah hadiah yang bagus dan mahal
7. (1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor .…
A. (1) dan (2) B. (2) dan (3)        C. (3) dan (4)        D. (4) dan (5)        E. ( 2 ) dan ( 4 )
8.  Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
E. Dialog tokoh aku dan kamu
9. Parjimin adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru. Rupanya, proyek rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti, sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan rencananya membangun rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
a. pemberani                  b. baik                    c. egois                  d. sombong                           e. ramah
10. Arifah senang sekali membaca buku. Jenis buku apapun yang ditemui akan dibacanya. Suatu hari ia menemukan dua buku kecil yang berjudul “Saya Pintar Bahasa Indonesia”. Setiap kali membaca buku Arifah selalu membaca daftar isi terlebih dahulu.
“Ahai, menarik sekali rasanya!” katanya dalam hati setelah membuka buku Saya Pintar Bahasa Indonesia.
Tema dari cerita di atas adalah …
a. kepahlawanan          b. kegemaran       c. keunikan           d. kekayaan          e. kepandaian

RPP Berkarakter Menulis Naratif



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah               : SMA Negeri I Kediri
Mata Pelajaran              : Bahasa Indonesia
Kelas                            : X
Semester                      : I
Tema                            : Persahabatan
Alokasi waktu                : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi       : Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar          : Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu  dan tempat dalam bentuk paragraf naratif

Indikator
No.
Indikator
Nilai Karakter
1.
Mampu menemukan ciri paragraf narasi
Rasa ingin tahu
2.
Mampu menulis paragraf narasi
Kreatif
3.
Mampu menulis wacana narasi
Kreatif
4.
Mampu menyunting paragraf/wacana narasi
Kreatif
·         Proses
Membaca contoh paragraph narasi, siswa mampu menemukan ciri – ciri paaragraf narasi.
·         Psikomotor
Menulis wacana narasi
·         Afektif  Perilaku berkarakter
Membentuk perilaku siswa bertanggung jawab dan rasa ingin tahu
Ketrampilan sosial.
Melakukan komunikasi dengan guru dan teman melalui bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan, serta menumbuhkan kreatifitas siswa.

Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan:
1.         siswa dapat menemukan ciri paragraf narasi dengan benar,
2.         siswa dapat menulis paragraf narasi dengan benar,
3.         siswa dapat menulis wacana narasi dengan benar,
4.         siswa dapat menyunting paragraf/wacana  narasi dengan benar.
Proses
1.    Diberikan contoh paragraph narasi, melalui kegiatan tanya jawab siswa mampu menemukan ciri – ciri paragraph narasi dengan benar,
2.    Diberikan materi naratif, siswa mampu menulis pragraf naratif dengan benar,
Kinerja proses
Setelah mampu menulis paragraph naratif, siswa  mampu menulis wacana naratif serta menyunting wacana naratif yang telah dibuat.
Afektif
Perilaku karakter
Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan tanggung jawab, gemar membaca ,jujur, membantu teman .
Ketrampilan Sosial
Dalam KBM, siswa mampu berkomunikasi kepada guru dan temannya melalui bertanya dan berdiskusi , berpendapat,  menjawab pertanyaan dan menulis paaragraf naratif dengan benar.

Materi Pembelajaran
KARANGAN NARASI
  1. Pengertian Karangan Narasi
    Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).

    Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

    Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).

    Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa halyang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.
2.           Ciri-ciri Karangan Narasi
Menurut Keraf (2000:136)
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
- dirangkai dalam urutan waktu.
- berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
- ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur cerita, konfliks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfliks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfliks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
  1. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu:
    1.) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan,
    2.) memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
  2. Langkah-langkah menulis karangan narasi
    1.) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
    2.) tetapkan sasaran pembaca kita
    3.) rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
    4.) bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
    5.) Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwasebagai pendukung cerita
    6.) susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
    Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
  • Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
  • Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
  • Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
  1. Jenis-jenis Karangan Narasi
    a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
    Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
    b. Narasi Sugestif
    Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat
    Contoh narasi berisi fakta
Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama ia adalah seorang nasionalis. Beliau memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

Sabtu, 05 Januari 2013

Sistematika Pengolahan Berita di Media Massa



Media massa baik media cetak maupun media elektronik memberikan informasi berupa berita, hiburan, dan informasi lainnya. Media massa yang ada pada saat ini merupakan rangkaian proses mulai dari kegiatan pencarian berita, pemuatan di media cetak atau disajikan di media elektronik untuk proses selanjutnya dipasarkan kepada masyarakat. Proses produksi pemberitaan di media massa melalui beberapa tahap, antara lain :
1.      News Planning ( perencanaan berita)
Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
 2.      News Hunting  (pengumpulan bahan berita)
Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan  melakukan pengumpulan data (bahan berita) berupa fakta dan data. Pencarian data tersebut dilakukan pada pagi hari sampai siang hari. Pencarian data – data tersebut diperoleh melalui reportase (peliputan), penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui wawancara dan riset kepustakaan.
a.       Reportase
Reportase adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke "TKP" (tempat kejadian perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian / peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur berita 5W + 1H – What (peristiwa apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Where (dimana kejad.iannya), When (kapan kejadiannya), Why (mengapa peristiwa itu terjadi), dan How (bagaimana proses kejadiannya). Peristiwa yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting dan menarik.
b.      Wawancara
Semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview) dengan sumber berita atau nara sumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali  informasi, komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada nara sumber.
c.       Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari kliping koran, makalah-makalah atau artikel koran, menyimak brosur-brosur, membaca buku atau menggunakan fasilitas search engine di internet.
3.      Pengolahan Data dan News Writing (penulisan naskah)
Setelah wartawan memperoleh berita, kemudian dilakukan rapat penentuan kembali  berita yang akan dimuat. Data yang telah terkumpul mulai diolah dengan mencocokkan rencana awal dengan data yang diperoleh. Jika terjadi ketidakcocokan data di lapangan dengan  perencanaan sebelumnya, terlebih dahulu wartawan harus mengubah sudut pandang  (angle) dan fokus berita serta membuat rencana tulisan yang baru sesuai dengan data yang ada.
Setelah ditentukan angle baru atau data itu sudah sesuai dengan perencanaan, langkah selanjutnya adalah menyiangi data dengan memilah-milah data yang  relevan serta membuang data yang tidak perlu. Melalui proses menyiangi ini akan terlihat reportase yang dilengkapi dengan wawancara khusus atau wawancara itu dimasukkan dalam bagian reportase, artinya menyatu dengan tulisan induk. Selain itu, Juga terlihat tulisan yang perlu didukung oleh grafik atau tabel agar lebih mudah menjelaskan kepada pembaca.
Agar mudah mengolah data , terlebih dahulu dibuat outline . Apalagi berita yang dirancang itu  merupakan berita panjang sejenis laporan utama serta melibatkan wartawan yang banyak, outline akan sangat membantu karena dapat mengatur lalulintas informasi dan membagi permasalahan. Penulis berita tinggal mengikuti out line itu.
Setiap media massa mempunyai cara tersendiri dalam pengolahan berita  serta  memberikan suatu ciri yang khas dalam penyajiannya. Media massa harus muncul dengan konsep pemberitaan multi angle (banyak angle pemberitaan) dan friendly newspaper (koran yang bersahabat). Konsep multi angle tertuang dalam penyajian berita yang diangkat dengan berbagai angle/sudut pemberitaan. Hal ini memudahkan pembaca untuk menangkap informasi secara lebih cepat dan mampu memilah bagian informasi penting dalam satu topik pemberitaan. Sedangkan konsep friendly newspaper tertuang pada penyajian berita-berita yang ekslusif, dapat dibaca dengan cepat, serta lebih menekankan pada penyelesaian masalah pada pemberitaan yang bersifat konflik.
Agar menarik dan memaksa orang membaca, ada sesuatu yang ditonjolkan dari penulisan berita sesuai dengan teknis penyajiannya, misalnya dengan memperbesar tulisan judul, meletakkan tulisan diantara garis-garis hias, menggunakan kalimat-kalimat yang singkat tapi mengena,dsb . Selain itu, halaman depan koran Radar Kediri dibuat semenarik mungkin . Demikian pula berita untuk halaman pertama ini dijaga agar selalu hangat, up to date dan merupakan berita terpenting yang khas dan tidak dimiliki koran lain.
Setelah jelas halaman tempat berita itu akan dimuat, panjang berita, serta penekanan pada aspek berita yang ditonjolkan, kemudian berita tersebut mulai ditulis. Hasil tulisan diserahkan kepada redaktur terkait, untuk disunting dari segi bahasa dan isinya.
4.      News Editing ( penyuntingan naskah).
 Data yang telah diolah  dan diketik  kemudian harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia.
5.      Layout Berita
Layout  bisa diartikan sebagai penyusunan tata letak perwajahan sebuah media cetak. Layout dilakukan dengan memasukkan ilustrasi atau foto, desain cover, dsb.  ke dalam berita yang telah diketik. Persoalan desain-desain dan penempatan berita dikerjakan oleh seorang layouter. Jadi, dalam penerbitan media cetak, seorang layouter berperan sangat penting. Setelah proses layout selesae, selanjutnya desain koran yang sudah jadi dikirim ke percetakan koran.
            Tujuan Pengolahan Data Berita
           1.  Untuk mengetahui kesesuaian hasil liputan dengan rancangan awal yang sebelumnya ditetapkan dalam rapat redaksi. Apakah ada hal-hal yang baru, yang mungkin lebih menarik diangkat dalam penulisan. Atau, sebaliknya, hasil liputan ternyata justru biasa saja, tidak sehebat atau sedramatis yang diharapkan.
     2.  Untuk mengetahui kelangkapan data yang terliput oleh reporter serta  mempertimbangkan asas keberimbangan dan proporsionalitas dalam isi pemberitaan.
     3.  Untuk menentukan letak berita itu akan ditempatkan. Di sejumlah media, ada rapat khusus (kadang-kadang disebut rapat budgeting, meski ini tidak ada hubungannya dengan uang) untuk membahas penempatan berita . Hasil liputan itu layak untuk berita utama di halaman pertama, atau sekadar layak untuk dimuat pendek di halaman dalam, atau justru tidak layak dimuat sama sekali.

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...