Selasa, 09 Oktober 2012

Sinonim dan Antonim

 
A.   Sinonim
Secara etimologis kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kono yaitu anoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Secara harfiah kata sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Secara semantik Verhaar ( 1978 ) dalam bukunya Chaer (1994:82) mendefinisikan “ Sebagai ungkapan ( bisa berupa kata, frase, kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain”. Pada definisi di atas dikatakan “maknanya kurang lebih sama” ini berarti “Dua buah kata yang bersinonim itu kesamaan maknanya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja” ( Zgusta : 1971 dalam bukunya Chaer,1994:83).
Contoh : Bodrex redakan pening,pusing. Bodrex dapat diminum   kapan saja.



B.  Antonim
Antonim sering dianggap sebagai lawan kata namun pada hakikatnya yang berlawanan bukanlah kata – kata itu,melainkan makna dari kata – kata itu. “ Istilah antonimi dipakai untuk menyatakan ‘lawan kata’ sedangkan kata yang berlawanan disebut antonim” (Keraf ,2009:39 ). Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno yaitu onoma yang artinya ‘ nama’ dan  anti yang artinya ‘melawan’. Makna secara bahasa antonim adalah ‘nama lain untuk benda lain pula’. Secara semantik menurut Verhaar ( 1978 ) dalam bukunya Chaer ( 1994:88) mendefinisikan “ Sebagai ungkapan (biasanya berupa kata tetapi dapat pula berupa frase dan kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari ungkapan lain”.
Hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah. Antonim tidak bersifat mutlak sama halnya dengan sinonim. Menurut Verhaaar ( 1978 ) dalam bukunya Chaer (1994:88) “ … yang maknanya dianggap kebalikan dari makna lain”. Jadi antonim hanya dianggap kebalikan bukan mutlak berlawanan. Sehubungan dengan ini banyak pula yang menyebutnya oposisi makna. Dengan istilah oposisi, bisa tercakup dari konsep yang betul – betul berlawanan sampai hanya yang bersifat kontras saja. Oposisi dapat dibedakan menjadi,
a.    Oposisi Mutlak
Oposisi ini terdapat pertentangan secara mutlak. Misalkan antara hidup dan mati.
b.    Oposisi Kutub
Kata – kata yang bertentangan dalam oposisi kutup tidaklah mutlak tetapi bersifat gradasi. Artinya terdapat tingkat – tingkat makna pada kata – kata tersebut. Misalkan antara kaya dan miskin, panjang dan pendek, tinggi rendah.
c.    Oposisi Hubungan
Makna kata – kata yang beroposisi hubungan ( relasional ) ini bersifat saling melengkapi. Artinya kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang melengkapinya. Tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada. Kata – kata yang beroposisi ini bisa berupa kata kerja seperti : maju – mundur, pulang – pergi, belajar – mengajar. Berupa kata benda misalnya : guru – murid, ayah – ibu, buruh majikan.
d.   Oposisi Hierarkial
Makna kata yang beroposisi hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan. Kata – kata yang beroposisi hierarkial kata – kata yang berupa nama satuan ukuran, nama satuan hitungan, penanggalan, dan jenjang kepangkatan,dan sebagainya. Misalkan kuintal dengan ton,meter dengan kilometer.
e.    Oposisi Majemuk
“ Oposisi majemuk adalah oposisi yang mencangkup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata” ( Keraf, 2009:40 ). Selama ini kita selalu mengenal oposisi diantara dua buah kata. Namun pembendaharaan kata – kata bahasa Indonesia ada kata – kata yang beroposisi terhadap lebih dari dua kata inilah yang disebut oposisi majemuk. Misalkan kata berdiri beroposisi dengan duduk, berbaring, tiarap, jongkok.
   Contoh : Armada Pagora Jaya melayani cash dan kredit motor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...