Kamis, 02 Agustus 2012

Seindah Mawar di Hati


Parangtritis pagi itu..

Pagi itu udara begitu dingin .Mendung hitam menyelimuti awan disertai rintik hujan menambah gelap suasana pagi itu. Beberapa saat kemudian hujan berhenti. Segera kulangkahkan kaki bergegas menuju pantai sambil menikmati udara pagi. Terlihat beberapa warga sekitar telah memulai aktifitas di pagi ini, ada yang menjajakan cindera mata , menyewakan andong, serta pedagang makanan telah membuka warung siap menjual makanannya.
“ Lid, mandi yuk! Masak pangeran takut sama air.”Pinta Riski seraya menarik lengan tanganku.
“ Malez ah Riz, gila airnya dingin banget ,brow.”
“ Ayolah, brow… mumpung kita ke pantai masak dilewatin begitu aja. Nggak nyesel nih.”
“ Nggak..lebih nyesel lagi kalo gue mati  kedinginan di air. Udah mandi aja sendiri.” Teriakku sambil mendorong tubuh Rizki.
Rizki bergegas menuju ke pantai bersama teman – teman yang lain. Sementara aku asyik duduk  di tepi pantai sambil menyaksikan hiruk - pikuk orang- orang  yang lalu lalang. Tiba – tiba aku dikejutkan oleh suara seorang cewek . Rasanya  suara itu  tak asing di telingaku. Segera kulangkahkan kaki menuju sumber suara itu . Ternyata, dugaanku tak meleset. Suara itu , milik seorang cewek yang sangat spesial di hatiku. Mawardah Jamilah, itulah nama panjangnya. Teman – temannya memanggilnya dengan sebutan Mawar , seorang mahasiswi Fakultas Ekonomi semester IV di Universitas Gajah Mada . Saat kupandang wajahnya , aku teringat peristiwa dua tahun lalu saat pertama kali bertemu. Saat itu aku terlibat sebagai panitia OPSPEK mahasiswa baru di UGM. Sejak saat itu , diam – diam aku selalu memperhatikannya. Aku kagum dengan kearifannya, budi baiknya , benar – benar seindah namanya.  Ingin rasanya berkenalan dengannya. Akan tetapi, entah kenapa tak ada keberanian untuk mendekatinya.
“ Mawar, ternyata kamu ke sini juga,“ kataku sambil menghampirinya.
“ Maaf kalo tak salah .. Mas.. Mas Kholid ya, mahasiswa Fakultas Sastra semester VI, betul kan? “ Jawab Mawar sambil mengingat – ingat wajah cowok di hadapannya.
“ Kamu , kok tahu namaku. Tahu dari mana?”
“ Ya ampun, Mas.. siapa sih yang tak kenal dengan Kholid Hasan . Meskipun aku belum pernah kenalan langsung dengan Mas setidaknya aku tahu dari teman - teman , “ kata Mawar.
“ Kamu sendiri , teman – temanmu mana?”
“ Mereka pada main air , Mas. Aku males aja,airnya dingin banget .”
“Mawar..,” teriak salah satu teman Mawar dari kejauhan.
“ Ya, sebentar ,” teriak Mawar.
“Mohon maaf, Mas ..aku ke sana dulu, Assalamualaikum ,”ucap Mawar sebelum berlalu meninggalkanku.
“ Waalaikumsalam ,”
Pertemuan singkatku dengan Mawar walaupun hanya sekejap membuatku bahagia. Ingin rasanya bisa ngobrol lebih lama. Akan tetapi , apa daya. Panggilan singkat temannya telah memisahkan kita. Meskipun hanya semenit , pertemuan itu sangat berarti. Segera kulangkahkan kaki menuju tempat dudukku semula. Entah kenapa hari ini aku sangat bahagia. Kuekspresikan perasaanku kuungkapkan lewat untaian kata :
Mawar di Hati
Parangtritis
Masih terbayang wajah nan rupawan
Seindah mawar kau pertemukan
Tiada pernah bosan
Meski dari jauh
Kuhanya memandang
Tiada pernah jemu
Meski kian lama kumenatapmu
Tiada pernah letih
Meski jiwa ini terus merintih
Mawar di hati…
Kearifanmu,keindahan budimu
Menaklukkan jiwaku.
Setelah kutulis sajak, semangatku bangkit kembali .Segera kuberlari menuju ke pantai bergabung dengan teman – teman yang lain. Kulewati hari bahagia ini sambil kunikmati keindahan pantai. Kuceritakan pada ombak , pada karang , pada pasir , pada air bahwa hari ini hari terindah dalam hidupku.
*****
Keesokan harinya di campus ,
Sore itu seperti biasa kuberangkat ke campus. Sejak kejadian kemarin, entah kenapa hari – hariku terasa beda tak seperti biasanya. Sesampai di campus segera kuparkir motor kesayanganku. Tak seperti biasa kali ini sengaja kulewat depan gedung H ,kelas fakultas Ekonomi, dengan penuh harap aku bisa bertemu dengan Mawar kembali. Pucuk dicita ulam tiba.. kulihat Mawar sedang duduk sendiri di depan kelas . Segera kuhampiri dan kusapa dia.
“ Mawar…selamat sore ,”sapaku dengan lembut
“ Eh..Mas Kholid, sore juga, Mas.”
“ Gimana liburan ke pantai kemarin, asyik nggak?”
“ Ya , lumayan asyik sich. Terus Liburan Mas kemarin gimana?”
“ Wah, liburan kemarin itu sangat menggembirakan…” jawabku . Andai saja kau tahu Mawar kemarin itu merupakan hari terindah di hidupku.
“ Kok sendirian,lagi nunggu seseorang ya?”tanyaku lagi.
Tiba – tiba dari belakang terdengar suara laki – laki . Suara itu terasa asing bagiku. Segera kupandang wajah laki – laki itu sambil bertanya – tanya dalam hati Oh, Tuhan siapa laki – laki ini , sepertinya dia akrab sekali dengan Mawar.
“ Mawar, sudah lama ?” Tanya seorang laki – laki kini tepat di hadapannya.
“ Eh, Mas Rama, baru lima menit yang lalu, Mas. Oh, ya kenalin ini Mas Khalid ,kakak tingkatku, Dan Mas, Khalid, ini Mas Rama tunanganku…”
“ Rama… Ramadhani El Karim,” kata Rama sambil mengulurkan tangannya hendak berjabat tangan denganku.
Segera kuulurkan tanganku juga untuk berjabat tangan dengannya,“ Khalid…tepatnya Khalid Hasan .”
Mendengar kata tunangan , serasa petir telah menyambarku. Hancur sudah harapan untuk memetik sang Mawar, cewek yang selama ini menjadi idaman hatiku.
“ Wah, ternyata Mawar sudah tunangan ya…kapan menikahnya?Jangan lupa sebar undangan , ya! “
“ Masih lama , Mas…tunangan aja baru seminggu yang lalu. Nunggu kuliahku selesai dulu,” jawab Mawar,” Pokoknya nanti kalau sudah tiba saatnya , tenang ja deh..pasti undangannya nyampek .”
“ O, ya udah jam 16.00 aku ada jadwal kuliah hari ini. Aku permisi dulu ya , assalamuaalaikum .”
“ Waalaikumsalam .”
Aku segera menuju kelasku dengan perasaan sedih sekaligus terluka. Pupus sudah harapan tuk bisa memetik sang Mawar. Ya, ini sudah suratan takdir apa mau dikata. Kan kusimpan perasaan cintaku kepada Mawar di lubuk hatiku yang paling dalam. Aku sadar, meskipun aku tidak bisa memiliki Mawar , setidaknya aku bahagia bisa mengenalnya dan mengakrabinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...