Jumat, 03 Agustus 2012

Pemerolehan Bahasa


A. Teori Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman ataupun pengungkapan, secara alami, tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal. Dengan kata lain, kegiatan ini dilakukan anak tanpa sadar, tanpa beban, serta berlangsung secara informal dan dalam konteks berbahasa yang bermakna.
Beberapa ahli psikolinguistik mengemukakan bahwa teori pemerolehan bahasa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.      teori behaviorisme
Teori ini dikemukakan oleh Bloom dan Skinner . Menurut teori ini , semua pengetahuan dalam  bahasa manusia yang tampak dalam perilaku berbahasa merupakan hasil dari integrasi peristiwa – peristiwa linguistik yang dialami dan diamati oleh manusia itu. Pengetahuan linguistik dibentuk oleh  rangkaian hubungan antara stimulus dan respon. Bayi tidak akan dapat menghasilkan bunyi yang bermakna jika pada dirinya tidak diberikan rangsangan atau stimulus. Dengan adanya stimulus ini bayi selalu memberikan respon.
2.      teori nativisme
Teori ini dikemukakan oleh Chomsky . Menurut teori ini , setiap anak yang lahir telah memiliki sejumlah kapasitas atau potensi bahasa yang pada perkembangannya potensi ini akan ikut menentukan struktur bahasa yang akan digunakan. Sejak lahir seorang anak sudah memiliki piranti pemerolehan bahasa disebut Language Acquisition Device (LAD). LAD ini yang memproses masukan dari lingkungan dan kemudian menghasilkan bahasa yang diujarkan. Dengan piranti itu ia mempunyai potensi untuk mempelajari bahasa sesuai bahasa lingkungannya.
3.       teori kognitif
Teori ini dikemukakan oleh Piaget . Menurut teori ini , pemerolehan bahasa anak sangat berhubungan dengan perkembangan intelektual atau kognitifnya. Struktur bahasa baru akan dikuasai jika dasar kemampuan kognitifnya sudah ada. Anak harus memiliki kemampuan konseptual mengenai sesuatu.
Ketiga teori tersebut merupakan teori yang sesuai dengan pemerolehan bahasa anak. Ketiga teori ini sebetulnya sangat berhubungan erat. Ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain. Perkembangan pemerolehan bahasa anak memerlukan rangsangan yang terus menerus berupa kata-kata yang diulang  sesering mungkin sejalan dengan teori behaviourisme. Sementara itu, anak  pun telah dibekali dengan LAD yang ada di otak sesuai dengan teori nativisme. Oleh sebab itu ,nutrisi otak melalui asupan gizi seimbang, harus dioptimalkan sejak usia dini.
B.     Proses Pemerolehan Bahasa Anak usia 3 – 6 tahun.
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh sekaligus. Akan tetapi , kemampuan berbahasa ini dimiliki anak melalui tahap-tahap berikut  :
  1. Tahap pralinguistik, yaitu fase perkembangan bahasa di mana anak belum mampu menghasilkan bunyi-bunyi yang bermakna. Bunyi yang dihasilkan seperti tangisan, rengekan, dekutan, dan celotehan hanya merupakan sarana anak untuk melatih gerak artikulatorisnya sampai ia mampu mengucapkan kata-kata yang bermakna.
  2. Tahap satu-kata, yaitu fase perkembangan bahasa anak yang baru mampu menggunakan ujaran satu-kata. Satu-kata itu mewakili ide dan tuturan yang lengkap.
  3. Tahap dua-kata, yaitu fase anak telah mampu menggunakan dua kata dalam pertuturannya.
  4. Tahap banyak-kata, yaitu fase perkembangan bahasa anak yang telah mampu bertutur dengan menggunakan tiga-kata atau lebih dengan penguasaan gramatika yang lebih baik.
Pada usia 3 – 6 tahun , proses pemerolehan bahasa anak adalah sebagai berikut :
1.      Pemerolehan dalam bidang fonologi . Pada usia 3 tahun , anak sudah dapat mengucapkan bunyi / r /, bunyi hambat , bunyi frikatif dan bunyi afrikat.
2.      Pemerolehan dalam bidang  sintaksis. Perkembangan bahasa anak usia 3 -6 tahun , telah mampu bertutur dengan menggunakan tiga kata atau lebih dengan penguasaan gramatika yang lebih baik . Anak usia ini telah mampu bercerita , mengunakan kata sesudah dan sebelum , menggunakan kalimat kompleks dan kalimat interogatif .
3.      Pemerolehan dalam bidang leksikon . Macam kata yang dikuasai anak pada usia ini adalah nomina , verba , adjektiva dan kata fungsi . Sedangkan untuk mementukan makna , anak harus menganalisis segala macam fiturnya sehingga makna yang diperolehnya itu sama dengan makna yang dipakai orang dewasa. Pada umumnya , dalam hal penetuan makna, anak  mengikuti prinsip overextension ( penggelembungan makna ) berdasarkan bentuk , ukuran , gerakan , bunyi dan tekstur atau menggunakan prinsip underextension ( penciutan makna ) dengan membatasi makna hanya pada referen yang telah dirujuk.
4.      Pemerolehan dalam bidang pragmatik .Pada usia ini , anak belum mampu membedakan pemakaian pronomina orang kedua seperti kamu , engkau , saudara , anda , bapak , ibu . Selain itu , belum mampu menguasai tata krama dalam bahasa khususnya dalam Bahasa Jawa. Mengenai perkembangan percakapan , hanya sekitar 19 % dari tanggapan anak yang relevan dengan topik yang dibicarakan.
C.           Perkembangan bahasa anak usia 3-6 tahun.

Perkembangan bahasa anak dipengaruhi banyak faktor, seperti faktor biologis, lingkungan sosial, intelegensi, dan motivasi. Faktor-faktor itu memiliki peran yang sama pentingnya . Kemampuan bahasa pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif (mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara). Berikut  tabel perkembangan  bahasa pada anak normal :
Umur
Kemampuan Reseptif
Kemampuan Ekspresif
Lahir
Melirik ke sumber suara
Memperlihatkan ketertarikan
terhadap suarasuara
Menangis
2 – 4 bulan

Tertawa dan mengoceh tanpa arti

6 bulan
Memberi respon jika namanya
dipanggil
Mengeluarkan suara yang
merupakan kombinasi huruf
hidup (vowel) dan huruf mati
(konsonan)
9 bulan
Mengerti dengan katakata
yang
rutin (dada)
Mengucapkan “mama”,
“dada”

12 bulan
Memahami dan menuruti
perintah sederhana
Bergumam
Mengucapkan satu kata
15 bulan
Menunjuk anggota tubuh
Mempelajari katakata
Dengan perlahan
18 – 24 bulan
Mengerti kalimat
Menggunakan/merangkai dua
kata
24 – 36 bulan
Menjawab pertanyan
Mengikuti 2 langkah perintah
Frase 50% dapat dimengerti
Membentuk 3 (atau lebih)
kalimat
Menanyakan “apa”
36 – 48 bulan
Mengerti banyak apa yang
diucapkan
Menanyakan “mengapa”
Kalimat 75% dapat dimengerti,
bahasa sudah mulai jelas,
menggunakan lebih dari 4 kata
dalam satu kalimat
48 – 60 bulan
Mengerti banyak apa yang
dikatakan, sepadan dengan
fungsi kognitif
Menyusun kalimat dengan baik
Bercerita
100% kalimat dapat dimengerti
6 tahun

Pengucapan bahasa lebih jelas


D. Data Penelitian

Data  berikut merupakan hasil dari penelitian kami  mengenai perkembangan bahasa anak usia 3 – 6 tahun.

 
Nama anak                  : Nurma Himmatul Mahmudah
Tempat , tgl. Lahir            : Kediri , 6 November 2003
Umur                                 : 6 tahun lebih 1 bulan
Nama ayah                        : Moh. Shobirin
Nama Ibu                          : Umi Hajar
Pendidikan ayah               : SMA
Ibu                                     : SMA
Pekerjaan ayah                  : Petani
Ibu                                     : Ibu rumah tangga
Alamat                              : Jatisari – Kepung – Kediri

2.  Kemampuan bahasa anak
Kemampuan bahasa anak cukup baik , anak tersebut mampu berbicara , membaca  dengan lancar dan menulis  . Selain itu, anak tersebut dapat menirukan bunyi suara, berhitung , bercerita  dengan runtut dan bernyanyi mulai lagu anak – anak sampai lagu dewasa. 
3.   Pemahaman orang tua tentang pemerolehan bahasa
Pemahaman orang tua terhadap pemerolehan bahasa anak cukup baik .  Sejak kecil, ibunya selalu memberikan stimulus dengan menyanyikan beberapa lagu anak – anak . Selain itu , si ibu juga aktif mengajak anak tersebut  berbicara / berkomunikasi . Sejak umur 3 tahun , anak tersebut sudah mulai diperkenalkan dengan huruf . Sang Ibu juga sering mendongeng. Mendongeng bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kata anak. Melalui dongeng anak bisa mengenal kata gunung, danau, hutan dan perahu yang kadang jarang ditemui pada percakapan sehari-hari. Pada usia 5 tahun anak tersebut dimasukkan ke sekolah TK , dalam waktu yang sangat singkat anak tersebut telah bisa membaca.
4.   Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi anak cukup terpenuhi . Setiap hari sang ibu selalu memberikan makanan yang sehat dan bergizi . Selain itu , 2 gelas susu sehari  selalu ibu berikan setiap pagi dan  malam sebelum tidur .
5.   Masalah perkembangan bahasa
Sejauh ini , tidak ada masalah dengan perkembangan bahasa anak .Anak tersebut mampu berbicara dengan baik , bercerita sederhana , bernyanyi dan membaca dengan lancar .
6.   Lingkungan keluarga dan sekitarnya .
Nurma dilahirkan dilingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang religius . Sejak kecil , ibunya selalu mengajarinya untuk terbiasa berbicara baik . Selain itu , penanaman pendidikan agama sejak dini , telah diterapkan orang tuanya dengan mengajarinya membaca Al Qur’an , hafalan surat – surat pendek dan do’a sehari – hari .


1.  Nama anak                         : Ahfal Al Farisi
Tempat , tgl. Lahir            : Kediri , 15 Oktober 2003
Umur                                 : 6 tahun lebih 2 bulan
Nama ayah                        : Moh. Djamil
Nama Ibu                          : Syarifa Al Mufida  
Pendidikan ayah               : S1
Ibu                                     : S1
Pekerjaan ayah                  : Wiraswasta
Ibu                                     : Wiraswasta
Alamat                              : Jatisari – Kepung – Kediri

2.  Kemampuan bahasa anak
Kemampuan bahasa anak kurang baik , anak tersebut mampu berbicara , akan tetapi anak tersebut cenderung pendiam apabila berada di dekat anak / orang yang belum akrab dengannya . Sudah mengenal huruf akan tetapi belum mampu membaca dengan lancar.
3.   Pemahaman orang tua tentang pemerolehan bahasa
Pemahaman orang tua terhadap pemerolehan bahasa anak cukup baik .  Akan tetapi karena kesibukan orang tuanya , sehingga perhatian orang tua terutama sang ibu sangat kurang . Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan bahasanya.
4.   Kesehatan dan gizi
Kesehatan dan gizi anak cukup terpenuhi . Setiap hari sang ibu selalu memberikan makanan yang sehat dan bergizi . Selain itu , 2 gelas susu sehari  selalu ibu berikan setiap pagi dan  malam sebelum tidur .
5.   Masalah perkembangan bahasa
Sejauh ini , anak tersebut telah mampu berbicara . Akan tetapi anak tersebut cenderung pendiam apabila berada di dekat anak / orang yang belum akrab dengannya .
6.   Lingkungan keluarga dan sekitarnya .
Karena kesibukan orang tuanya , setiap hari Ahfal dititipkan kepada neneknya . Sementara neneknya, juga sibuk mengurus kakeknya yang sedang sakit . Sehingga perhatian keluarga , orang tua terutama sang ibu sangat kurang . Selain itu , Ahfal juga jarang bermain dengan teman sebayanya di lingkungan sekitar rumahnya .Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan bahasanya dan ia cenderung menjadi anak pendiam.

E. Simpulan

Dalam usia 3 - 6 tahun, umumnya anak-anak normal telah dapat menguasai bahasa ibunya dengan baik. Berdasarkan teori, pemerolehan bahasa yang cepat seperti itu ditempuh anak secara informal dengan strategi berikut ini :
  1. Mengingat masukan bahasa yang didengar dari anggota sosial anak seperti ayah, ibu, saudara, teman dan tetangga.
  2. Meniru bahasa yang didengarnya. Peniruan ini tidak terlalu persis. Penyebabnya, selain karena kemampuan otak, alat ucap, dan penguasaan kaidah bahasa anak masih berkembang, juga karena anak memiliki kreativitas berbahasa. Jadi, peniruan ini bersifat kreatif.
  3. Mengalami langsung kegiatan berbahasa dalam konteks yang sesungguhnya. Pengalaman ini merupakan sarana latihan berbahasa anak yang tak jarang diwarnai oleh eksperimen atau uji coba.
  4. Bermain sendiri atau dengan orang lain. Kegiatan bermain ini sekaligus berfungsi sebagai sarana anak dalam berlatih bahasa.
  5. Penyederhanaan atas tuturan orang dewasa yang didengar, diingat, dan dicontohnya.

 
DAFTAR PUSTAKA
  

-       Chaer , Abdul . Psikolinguistik Kajian Teoritik . Bandung :Rineka Cipta
-       Djardjowidjojo , Soenjono . Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa . Yayasan Obor Indonesia : Unika Atmajaya






















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Mereka tentang Aku

“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis  oleh Dr. Dedi Supriadi d...