Hidupku hari ini...
Hari ini kuwarnai hidupku dengan aktivitas seperti biasa. Warna yang sederhana, tak terlalu indah dipandang mata. Meskipun sederhana, aku yakin akan memberikan kesan yang indah jika dibingkai dengan ketulusan dan cinta. Ya, mencoba warnai hidup dengan kelembutan cinta. Itulah mottoku hari ini. Dengan segenap cinta yang kupunya, setulus hati kucoba menebar kasih sayang dan kebaikan . Sederhana saja, bukankah kebaikan itu dapat diciptakan dengan melakukan hal yang sederhana??? Sederhana tetapi bermakna. Sederhana tetapi memiliki manfaat yang luar biasa.
Jalani harimu dengan melakukan kebaikan yang sederhana. Kebaikan yang memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Jika hari ini baik, Insyaallah hari esok juga akan baik...
Senin, 10 Desember 2012
Sabtu, 08 Desember 2012
Nikmatilah Hari Ini
“Nikmatilah hari ini, karena harimu adalah hari ini”, kataku sambil menikmati senja di tepi bantaran Sungai Brantas. Sementara kamu disampingku sama-sama menikmati senja dan heningnya aliran Sungai Brantas, begitu tenang . Nikmati saja, karena mungkin saja senja esok bukan aku lagi yang menemanimu. Berada di sampingmu sambil sekedar bercerita tentang kelelahan hari ini, kemudian menyeruput susu hangat yang hampir selalu kemanisan. Senja selalu saja indah, seindah caranya mempertemukan kita di kampus waktu itu, setahun yang lalu. Ketika cerita cinta berawal dari diskusi Bahasa Indonesia, tapi kita malah bicara banyak hal setelahnya. Sampai sekarang pun aku masih saja ingat kejadian itu, meskipun tak seindah pada akhirnya.
Nikmati saja hari ini, batinku
sambil tersenyum ketika dua gelas susu pesanan kita sama-sama datang. Hari ini
aku dan kamu sedang meluangkan waktu sejenak, untuk bertemu berdua. Mesipun
hari hujan tak akan jadi penghalang. Dua gelas susu menu favorit kita sudah di
hadapan. Nikmati saja saat-saat seperti ini. Karena mungkin suatu saat nanti,
kamu akan datang lagi ke tempat ini, dengan orang yang berbeda. Mungkin bukan
denganku lagi kamu menghabiskan segelas susu kesukaanmu.
Cuaca sore itu dingin, tapi aku
merasa hangat setiap kamu duduk di sampingku. Tidak ada yang kita lakukan
selain menceritakan hal-hal yang sudah lewat. Tidak lama, satu jam mungkin kita
bersama. Sedangkan rindu ini masih belum menuntaskan lembaran-lembaran untuk
diceritakan. Nikmati saja rindu ini. Karena mungkin beberapa waktu ke depan,
bukan aku lagi yang kamu rindukan. Mungkin juga bukan aku yang kamu cari saat
waktu tak memungkinkan bertemu. Mungkin bukan aku yang bisa meredamkan
letupan-letupan rindu di hatimu.
Saat adzan berkumandang kita segera berwudhu. Kita
sholat berjama’ah. Lantunan ayat suci darimu, seringkali aku rindukan ketika
mukena sedang kukenakan tanpa ada kamu di dekatku. Jadi saat ini aku ingin
menikmatinya saja. Saat-saat menjadi makmum yang mengikuti gerakan sholatmu
sebagai imam. Kadang aku berharap punya kesempatan untuk mencium punggung
tanganmu seusai sholat. Itu yang rutin kusebut dalam doa, berharap aku punya
kesempatan untuk menjadi makmummu, selamanya.
Nikmati saja, karena yang kita
rasakan hari ini belum tentu terulang esok hari. Maka aku begitu menghargai
setiap waktu yang kita lewatkan bersama-sama. Nikmati saja hari ini, karena
mungkin keindahan perasaan ini tidak akan terjadi dua kali. Mungkin aku juga
tidak lagi menjadi seseorang yang kamu rindukan, seorang yang kamu harapkan. Karena
kita tidak berkuasa atas segala yang kita rencanakan.Jodoh ada di tangan Tuhan.
Kamis, 06 Desember 2012
Kerangka Berita Investigasi
A.
Topik
berita : Hilangnya rasa bangga
terhadap Bahasa Indonesia
B.
Judul
berita : RSBI, Bahasa Asing
Dibanggakan, Bahasa Indonesia Dikucilkan
C.
Deskripsi
Permasalahan
Penggunaan bahasa asing, terutama bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah berstatus RSBI dinilai
dapat mengancam rasa cinta dan bangga generasi muda terhadap bahasa Indonesia.
Padahal pemerintah punya kewajiban untuk membina dan mengembangkan bahasa
Indonesia agar dapat digunakan untuk semua ilmu pengetahuan. Sekolah tersebut
didirikan di negara Indonesia .Indonesia mempunyai bahasa sendiri sebagai
bahasa nasional yang juga sebagai bahasa pengantar di setiap jenjang
pendidikan. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar tersebut jelas
sekali akan merusak kecintaan generasi muda terhadap bahasa Indonesia dan
mengancam keutuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seharusnya
pendidikan RSBI mampu mewujudkan pendidikan yang membuat anak bangga akan
bahasa Indonesia, jangan sampai muncul pendidikan yang bisa menghancurkan jati
diri bangsa .
Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa
pengantar pendidikan di RSBI, membuat orang tua berbondong – bondong
mengupayakan agar anaknya mampu berbahasa Inggris baik melalui kursus ataupun
les privat. Selain itu, si anak juga lebih bangga menggunakan bahasa Inggris
daripada bahasa Indonesia. Hal ini terbukti , mereka lebih suka menyanyikan
lagu berlirik bahasa Inggris, bahkan tidak mengenal lagu – lagu nasional. Di tengah kondisi masyarakat Indonesia yang lebih
bangga berbahasa Inggris,jelas sekali dan bisa kita pikirkan maraknya
penggunaan bahasa Inggris akan mencabik-cabik penggunaan bahasa Indonesia yang
telah utuh. Seharusnya kita harus mampu mengupayakan agar bahasa Indonesia bisa
menjadi ujung tombak pengembangan jati diri bangsa.
Pertanyaannya, mengapa pendidikan yang
seharusnya bangga terhadap sistem pendidikan dalam negeri terus-menerus terintervensi
negara asing? Bahkan akan mengancam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan juga bahasa pengantar di sekolah dasar, menengah, dan juga
perguruan tinggi. Ke manakah rasa bangga terhadap bahasa Indonesia? Persoalan
lainnya, penggunaan bahasa Inggris di RSBI/SBI apakah tidak mempersulit
penyampaian materi / bahan ajar? Jika mengacu pada prinsip belajar, pendidik
seharusnya menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dan sederhana agar
materi yang disampaikan lebih mudah diterima siswa.
D. Langkah
- langkah Investigasi
1. Observasi
lapangan, dilakukan untuk memperoleh gambaran data dengan mengadakan observasi
ke sekolah – sekolah favorit yang membuka program RSBI.
2. Wawancara,
dilakukan dengan pihak terkait antara lain: kepala sekolah,guru,siswa,orang
tua, masyarakat.
3. Pelacakan dokumen, dilakukan dengan mencari
dan mempelajari dokumen-dokumen yang mendukung investigasi.
4. Analisis dan verifikasi data, data –
data yang telah terkumpul kemudian dianalisis agar diketahui keabsahan data dengan
fakta yang ada.
5. Penulisan berita, berita ditulis
berdasarkan data – data yang telah dianalisis.
Senin, 26 November 2012
RPP Berkarakter Menulis Deskriptif
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama
Sekolah : SMA Negeri I
Kediri
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : I
Tema : Kehidupan
Alokasi
waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai
bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : Menulis hasil observasi dalam
bentuk paragraf deskriptif
Indikator :
No.
|
Indikator
|
Nilai Karakter
|
|
Mampu mengidentifikasi ciri paragraf deskripsi
|
Rasa ingin tahu
|
|
Mampu menyusun
paragraf deskripsi
|
Kreatif
|
|
Mampu menyusun wacana deskripsi
|
Kreatif
|
|
Mampu menyunting wacana deskripsi yang ditulis
teman
|
Kreatif
|
·
Proses
Membaca contoh
paragraph deskriptif, siswa mampu menemukan ciri – ciri paaragraf deskriptif.
·
Psikomotor
Menulis wacana deskriptif
·
Afektif Perilaku
berkarakter
Membentuk perilaku siswa
bertanggung jawab dan rasa ingin tahu
Ketrampilan sosial.
Melakukan komunikasi dengan guru dan teman melalui bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan, serta menumbuhkan kreatifitas siswa.
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan:
·
siswa dapat mengidentifikasi ciri paragraf deskripsi
dengan benar,
·
siswa dapat menyusun
paragraf deskripsi dengan benar,
·
siswa dapat menyusun wacana deskripsi dengan benar, dan
·
siswa dapat menyunting wacana deskripsi yang ditulis
teman dengan benar.
Proses
1.
Diberikan contoh
paragraph deskriptif, melalui kegiatan tanya jawab
siswa mampu menemukan ciri – ciri paragraph deskriptif dengan benar,
2.
Diberikan
materi deskriptif, siswa mampu menulis
pragraf deskriptif dengan benar,
Kinerja proses
Setelah mampu menulis paragraph deskriptif, siswa mampu menulis wacana deskriptif serta
menyunting wacana deskriptif yang telah dibuat.
Afektif
Perilaku karakter
Terlibat dalam KBM yang
berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan tanggung jawab, gemar membaca ,jujur,
membantu teman .
Ketrampilan Sosial
Dalam KBM, siswa mampu berkomunikasi kepada guru
dan temannya melalui bertanya dan berdiskusi , berpendapat, menjawab pertanyaan dan menulis paaragraf
deskriptif dengan benar.
Materi Pembelajaran
Deskripsi
Karangan jenis ini berisi gambaran
mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri
seperti:
- menggambarkan sesuatu
- penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
- membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
- Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
- Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
- Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:
- Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
- Tentukan tujuan
- Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
- Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
- Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan
Contoh Narasi / karangan
deskripsi :
Tepat pukul 06.00 aku terbangun,
diiringi dengan suara - suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil
membangunkan orang - orang yang masi tidur. serta dapat ku lihat burung -
burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.Dari timur
sang surya menyapaku dengan malu" untuk menampakkan cahayanya. Aku
berjalan kehalaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk
berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah" milik petani yang ditanami padi
masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan
pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami
tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang
peliharaannya seprti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata" penduduknya
sebagai petani.
Pagi ini terlihat sangat sibuk, di
jalan" terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju psar untuk berjualan
sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan
orang". Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat
sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi
pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita
bangun tidur.
Dihalaman rumah kakekku yang menghadap
ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat
lebat, disamping kiri pohon mangga terdapat pula pohon jambu air yang belum
berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan
yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang
sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran
ku. Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku kunjungi
saat liburan. Selain bias bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan
yang indah nan damai.
RPP Berkarakter Pembelajaran Puisi SMA
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : X/I
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Tema : Keimanan
Standar Kompetensi :
Mendengarkan
Memahami
puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung
Kompetensi dasar : Mengidentifikasi unsur – unsur suatu
puisi yang disampaikan secara langsung atau melalui rekaman
Indikator :
No.
|
Indikator
|
Nilai Karakter
|
1.
|
Menyebutkan unsur – unsur bentuk suatu puisi
|
Rasa
ingin tahu
|
2.
|
Mengidentifikasi
(majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang ) unsur bentuk
puisi
|
Kreatif
|
3.
|
Menanggapi
unsur – unsur puisi yang ditemukan
|
Kreatif
|
4.
|
Mengartikan
kata – kata berkonotasi dan makna lambang
|
Kreatif
|
·
Proses
Mendengarkan rekaman pembacaan
puisi , menyebutkan unsur – unsur puisi , mengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang
(unsur bentuk puisi ), mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang
·
Psikomotor
Menanggapi unsur – unsur puisi yang ditemukan
·
AfektifPerilaku berkarakter
Membentuk perilaku siswa
bertanggung jawab dan rasa ingin tahu
Ketrampilan sosial.
Melakukan komunikasi kepada guru
dan bertanya melalui bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan, serta menumbuhkan kreatifitas siswa
Tujuan pembelajaran :
1.
Setelah menyimak rekaman /pembacaan puisi ,siswa mampu menyebutkan unsur
– unsur suatu puisi secara tepat,
2.
Setelah menyimak rekaman/ pembacaan puisi , siswa mampumengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan
bermakna lambang (unsur bentuk puisi ) secara
tepat,
3.
Setelah menyimak rekaman/pembacaan puisi,siswa mampu mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang,
4.
Setelah berdiskusi ,siswa mampu menanggapi unsur puisi
yang ditemukan teman secara tepat.
Proses
1.
Diberikan rekaman /pembacaan puisi ,siswa mampu menyebutkan unsur –
unsur suatu puisi secara tepat,
2. Diberikan materi unsur – unsur puisi , siswa
mampu mengidentifikasi majas, rima, kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang
(unsur bentuk puisi ) secara
tepat,
3. Diberikan rekaman/pembacaan puisi,siswa mampu mengartikan kata – kata berkonotasi dan bermakna lambang,
Kinerja proses
Melalui kegiatan diskusisiswa mampu menanggapi unsur
puisi yang ditemukan teman secara tepat.
Afektif
Perilaku karakter
Terlibat dalam KBM yang
berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan tanggung jawab, jujur, membantu
teman minimal dinilai membuat kemajuan dengan LP 5 : Format Pengamatan perilaku
berkarakter.
Ketrampilan Sosial
Dalam KBM, siswa mampu berkomunikasi kepada guru
dan temannya melalui bertanya dan berdiskusi , berpendapat, menjawab pertanyaan dan mengidentifikasi
unsur – unsur puisi secara benar.
Materi :
Puisi
A.
Pengertian Puisi
Secara etimologi ,kata puisi berasal dari bahasa Yunani”poesis” yang
artinya penciptaan. Sedangkan secara terminologi , menurut Samuel taylor
Coleridge puisi adalah kata – kata terindah denga susunan terindah. Penyair
memilih kata – kata yang setepatnya dan disusun sebaik – baiknya,missal
seimbang ,simetris antara unsur satu dengan unsur yang lain erat beerhubungan.
B.
Unsur – unsur puisi
Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya tersebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: struktur fisik yang berupa bahasa, dan struktur batin atau struktur makna.
a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa.
• Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan maksud (Keraf dalam Wahyudi 1989: 242). Pemilihan kata dilakukan untuk mendapatkan kata yang tepat berdasarkan seleksi bentuk, sinonim, dan rangkaian kata.
Kata-kata dalam puisi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan sebuah puisi terletak pada kata-kata yang digunakan. Keberhasilan sebuah puisi pun terletak pada pilihan kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar-benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi tersebut.
• Pengimajian
Pengimajian atau daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam benak pembaca. Dengan daya bayang, puisi tidak hanya digunakan sebagai sarana memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan penulis saja, melainkan juga sebagai alat merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala sesuatu yang didengar oleh penulis. Daya bayang dapat penulis ciptakan dengan menempuh beberapa cara yang di antaranya (1) penggunaan kata-kata kias, (2) penggunaan lambang-lambang, dan (3) penggunaan pigura-pigura bahasa, seperti metafora, metonimia, personifikasi, dan sebagainya. Contoh daya bayang dalam puisi.
AKU
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulanya terbuang
……………………………..
Chairil Anwar
Penggunaan kata-kata kias dalam puisi”Aku” terlihat pada “Aku ini binatang jalang” yang bermaksud “pemberontak” dan “Dari kumpulanya terbuang” untuk mengiaskan “tidak mau mengikuti aturan umum”. Kata kias yang digunakan memiliki pengaruh yang amat kuat karena di balik kata-kata itu terkandung makna yang jelas yang gampang ditangkap oleh pancaindra.
TERATAI
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai.
Tak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
……………………………………………..
Sanusi Pane
Puisi “ Teratai” tersebut adalah contoh penggunaan lambang dalam penulisan puisi. Bunga teratai yang menjadi ibarat dari Ki Hajar Dewantara (Suharianto: 2005).
Menurut Jabrohim dkk (2003:36) hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan pengindraan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
Pencitraan atau pengimajian dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu (1) citraan penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan, (2) citraan pendengaran yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan yang berturut-turut, (3) citraan penciuman, (4) citraan pencecapan, (5) citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, (6) citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran, (7) citraan gerak, dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak (Jabrohim dkk 2003:39).
• Bahasa Figuratif atau Kiasan
Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu (Jabrohim dkk 2003:42). Pencapaian arti atau efek tertentu tergantung jenis kiasan yang digunakan.
1. Simile
Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Jabrohim dkk 2003:44). Sebagai sarana dalam upaya menyamakan hal yang berlainan tersebut simile menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, seperti, sebagai, bak, seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya.
2. Metafora
Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa secara laangsung tanpa kata pembanding(Jabrohim dkk 2003:45).
4. Personifikasi
Menurut Baribin (1990:50) personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manusia, hal ini menyebabkan lukisan menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, dan memberikan bayangan angan yang konkret. Contoh: “awan pun terdiam”.
5. Metonimi
Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat (Jabrohim dkk 2003:51). Menurut Alternbornd (dalam Baribin 1990:50) metonimia, ialah penggunaan sebuah atribut dari suatu objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Metonimi juga sering disebut dengan bahasa kiasan pengganti nama. Misalnya: “senja kian berlalu”. Senja artinya maut atau kesusahan.
6. Sinekdok
Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri (Jabrohim dkk 2003: 52). Menurut Baribin (1990:50) sinekdoki ada dua macam, yakni (1) pars pro toto, yaitu sebagian untuk keseluruhan; (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian. Contoh pars pro toto: “Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini” dan “hatimu yang mendengar semesta dunia”. Contoh totum pro parte: “Sampai engkau bangkit dan seluruh pulau mendengarkan”.
• Versifikasi atau Rima dan Irama
Bunyi dalam puisi menghasilkan versifikasi atau ritma dan rima. Secara umum ritma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53).Rima adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama sering juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya sangat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). Contoh penggunaan rima dan irama dalam puisi:
MINANG
Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan
Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan
di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan
dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian
Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melingkung
padang-padang lalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suara lesung
…………………………………………….
(Hartoyo Andang jaya)
Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya.
Berdasarkan jenisnya, rima dibedakan atas tiga macam:
1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan),
2. Berdasarkan letakdalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sama),
3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pada awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), dan rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan), rima rangkai,rima peluk,rima kembar, rima silang,rima patah.
Rima / sajak
Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya tersebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: struktur fisik yang berupa bahasa, dan struktur batin atau struktur makna.
a. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa.
• Diksi
Diksi atau pilihan kata adalah pemilihan kata oleh penulis untuk menyatakan maksud (Keraf dalam Wahyudi 1989: 242). Pemilihan kata dilakukan untuk mendapatkan kata yang tepat berdasarkan seleksi bentuk, sinonim, dan rangkaian kata.
Kata-kata dalam puisi memiliki peranan yang sangat besar. Kekuatan sebuah puisi terletak pada kata-kata yang digunakan. Keberhasilan sebuah puisi pun terletak pada pilihan kata yang digunakan. Maka dari itu pilihan kata dalam puisi harus benar-benar kata yang mewakili apa yang dirasakan oleh penulisnya agar pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis puisi tersebut.
• Pengimajian
Pengimajian atau daya bayang adalah kemampuan menciptakan citra atau bayangan dalam benak pembaca. Dengan daya bayang, puisi tidak hanya digunakan sebagai sarana memberitahukan apa yang dialami atau dirasakan penulis saja, melainkan juga sebagai alat merasakan apa yang dirasakan, melihat apa yang dilihat, dan mendengar segala sesuatu yang didengar oleh penulis. Daya bayang dapat penulis ciptakan dengan menempuh beberapa cara yang di antaranya (1) penggunaan kata-kata kias, (2) penggunaan lambang-lambang, dan (3) penggunaan pigura-pigura bahasa, seperti metafora, metonimia, personifikasi, dan sebagainya. Contoh daya bayang dalam puisi.
AKU
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulanya terbuang
……………………………..
Chairil Anwar
Penggunaan kata-kata kias dalam puisi”Aku” terlihat pada “Aku ini binatang jalang” yang bermaksud “pemberontak” dan “Dari kumpulanya terbuang” untuk mengiaskan “tidak mau mengikuti aturan umum”. Kata kias yang digunakan memiliki pengaruh yang amat kuat karena di balik kata-kata itu terkandung makna yang jelas yang gampang ditangkap oleh pancaindra.
TERATAI
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai;
Tersembunyi kembang indah permai.
Tak terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia,
……………………………………………..
Sanusi Pane
Puisi “ Teratai” tersebut adalah contoh penggunaan lambang dalam penulisan puisi. Bunga teratai yang menjadi ibarat dari Ki Hajar Dewantara (Suharianto: 2005).
Menurut Jabrohim dkk (2003:36) hal-hal yang berkaitan dengan citra ataupun citraan disebut pencitraan atau pengimajian. Pengimajian digunakan untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan pengindraan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental, atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran angan.
Pencitraan atau pengimajian dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu (1) citraan penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan, yang dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah kelihatan, (2) citraan pendengaran yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau berupa onomatope dan persajakan yang berturut-turut, (3) citraan penciuman, (4) citraan pencecapan, (5) citraan rabaan, yakni citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, (6) citraan pikiran/intelektual, yakni citraan yang dihasilkan oleh asosiasi pikiran, (7) citraan gerak, dihasilkan dengan cara menghidupkan dan memvisualkan sesuatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak (Jabrohim dkk 2003:39).
• Bahasa Figuratif atau Kiasan
Bahasa figuratif pada dasarnya adalah bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu (Jabrohim dkk 2003:42). Pencapaian arti atau efek tertentu tergantung jenis kiasan yang digunakan.
1. Simile
Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama (Jabrohim dkk 2003:44). Sebagai sarana dalam upaya menyamakan hal yang berlainan tersebut simile menggunakan kata-kata pembanding seperti: bagai, seperti, sebagai, bak, seumpama, laksana, serupa, sepantun, dan sebagainya.
2. Metafora
Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang memperbandingkan sesuatu hal dengan hal lainnya yang pada dasarnya tidak serupa secara laangsung tanpa kata pembanding(Jabrohim dkk 2003:45).
4. Personifikasi
Menurut Baribin (1990:50) personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manusia, hal ini menyebabkan lukisan menjadi hidup, berperan menjadi lebih jelas, dan memberikan bayangan angan yang konkret. Contoh: “awan pun terdiam”.
5. Metonimi
Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat (Jabrohim dkk 2003:51). Menurut Alternbornd (dalam Baribin 1990:50) metonimia, ialah penggunaan sebuah atribut dari suatu objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Metonimi juga sering disebut dengan bahasa kiasan pengganti nama. Misalnya: “senja kian berlalu”. Senja artinya maut atau kesusahan.
6. Sinekdok
Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri (Jabrohim dkk 2003: 52). Menurut Baribin (1990:50) sinekdoki ada dua macam, yakni (1) pars pro toto, yaitu sebagian untuk keseluruhan; (2) totum pro parte: keseluruhan untuk sebagian. Contoh pars pro toto: “Tidakkah siapapun lahir kembali di detik begini” dan “hatimu yang mendengar semesta dunia”. Contoh totum pro parte: “Sampai engkau bangkit dan seluruh pulau mendengarkan”.
• Versifikasi atau Rima dan Irama
Bunyi dalam puisi menghasilkan versifikasi atau ritma dan rima. Secara umum ritma dikenal sebagai irama atau wirama, yakni pengertian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur (Jabrohim dkk 2003: 53).Rima adalah istilah lain dari persajakan atau persamaan bunyi, sedangkan irama sering juga disebut dengan ritme atau tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat dan lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Rima dan irama ini memiliki peran yang sangat penting karena keduanya sangat berkaitan dengan nada dan suasana puisi (Suharianto 2005: 45-49). Contoh penggunaan rima dan irama dalam puisi:
MINANG
Inilah tanah, di mana Sabai dilahirkan
Di mana Malin, si Durhaka, menerima kutukan
di mana kaba ialah sebagian dari kehidupan
dan beragam pantun mengalun dalam kesunyian
Sepi di sini sepi batu dan sepi gunung
Sepi hutan-hutan hijau melingkung
padang-padang lalang sejauh mata merenung
di atasnya mengambang rawan suara lesung
…………………………………………….
(Hartoyo Andang jaya)
Dari contoh puisi tersebut terlihat bagaimana rima dan irama merupakan unsur yang sangat berperan dalam menghidupkan suatu puisi. Dengan rima dan irama yang terdapat dalam puisi tersebut, nada dan suasana yang hendak digambarkan penyair menjadi lebih nyata dan lebih mudah dibayangkan oleh pembacanya.
Berdasarkan jenisnya, rima dibedakan atas tiga macam:
1. Berdasarkan bunyinya, terbagi atas asonansi (rima karena persamaan vokal) dan aliterasi (rima karena persamaan konsonan),
2. Berdasarkan letakdalam kata, rima terbagi atas rima mutlak (seluruh vokal dan konsonan sama), rima sempurna (salah satu suku katanya sama), dan rima tak sempurna (bila dalam salah satu suku kata hanya vokal atau konsonan saja yang sama),
3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terbagi atas rima awal (terdapat pada awal baris), rima tengah, rima horisontal (terdapat pada baris yang sama), dan rima vertikal (terdapat pada baris yang berlainan), rima rangkai,rima peluk,rima kembar, rima silang,rima patah.
Rima / sajak
1.
Rima berdasarkan
letak dalam kata
a.
Rima sempurna (penuh)
Dinamakan rima penuh, bila seluruh
suku akhir sama bunyinya.
Misalnya: Jati bersajak dengan hati
Lantai
bersajak dengan pantai
b.
Rima tak sempurna
Dinamakan
sajak tak sempurna bila yang sama bunyinya hanya sebagaian suku akhir atau
huruf akhir saja
Misalnya
: palang
bersajak dengan datang
Padi
bersajak dengan mati
c.
Rima mutlak
Dinamakan rima mutlak, bila yang sama bunyinya
satu kata penuh
Misalnya
: Mendatang-datang
jua
kenangan
masa lampau
Menghilang-hilang jua
Yang dulu sinau-silau
2.
Rima berdasarkan
bunyi
a.
Sajak terbuka
Dinamakan sajak terbuka, bila kata bersajak itu
berakhir vocal yang sama.
Misalnya:
batu
bersajak dengan rindu
Buka
bersajak dengan suka
b.
Sajak tertutup
Dinamakan sajak tertutup, bila kata yang bersajak
itu berakhir konsonan yang sama.
Misalnya
: hilang bersajak dengan datang
Susut bersajak dengan
takut
c.
Sajak alterasi (s.
pangkal atau s. awal)
Dinamakan sajak alterasi, bila yang sama bunyinya
suku awal.
Misalnya
: lalu bersajak dengan lalang
Warna bersajak dengan warta
Lenggang bersajak
dengan lenggok
d.
Sajak asonasi
Dinamakan
sajak asonasi, bila yang bersajak ialah huruf hidup (vocal) yang menjadi
kerangka bunyi kata itu.
Misalnya
: secupak bersajak dengan sesukat
Tumbang bersajak dengan mundam
e.
Sajak disonasi
Dinamakan
sajak disonasi, bila yang bersajak itu huruf mati (konsonan) yang menjadi
kerangka kata itu.
Misalnya
: tindak bersajak dengan tanduk
Compang bersajak dengan
camping
3.
Rima berdasarkan
letak dalam baris:
a.
Sajak awal
Dinamakan
sajak awal, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada awal kalimat.
b.
Sajak tengah
Dinamakn
sajak tengah, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada tengah kalimat.
c.
Sajak akhir
Dinamakan
sajak akhir, bila kata-kata yang bersajak itu terdapat pada akhir kalimat.
Contoh
berikut memperlihatkan ke-3 macam sajak (s.awal, s. tengah, s. akhir)
sekaligus:
Dari
mana punai melayang
Dari
sawah turun ke kali
Dari
mana kasih sayang
Dari
mata turun ke hati
d.
Sajak peluk (sajak
berpaut)
Dinamkan
sajak peluk, bila umpamanya puisi itu terdiri atas 4 baris, maka baris ke-1 bersajak
dengan baris ke-4, sedang baris ke-2 bersajak dengan baris ke-3.
Dengan
rumus sajak
1.
…………………….. (a)
2.
…………………….. (b)
3.
…………………….. (b)
4.
…………………….. (a)
e.
Sajak silang (sajak
salib)
Dinamakan
sajak silang kalau letak sajaknya bersilang-silang
Dengan
rumus sajak
1.
…………………….. (a)
f.
Sajak rangkai (sajak
sama)
Dinamkan
sajak rangkai (sama), bila kata-kata pada akhir baris yang beruntun itu sana
bunyinya.
1.
…………………….. (a)
2.
…………………….. (a)
3.
…………………….. (a)
4.
…………………….. (a)
2.
…………………….. (b)
3.
…………………….. (a)
4.
…………………….. (b)
g.
Sajak kembar
Dinamakan
sajak kembar, bila yang bersajak itu dua baris dua baris.
1.
…………………….. (a)
2.
…………………….. (a)
3.
…………………….. (b)
4.
…………………….. (b)
h.
Sajak patah
Dinamakn
sajak patah, bila dalam bait puisi itu ada kata yang tidak mempunyai
pasangan/persamaan bunyi dengan lain.
1.
…………………….. (a) …………………….. (a)
2.
…………………….. (a) …………………….. (b)
3.
…………………….. (b) atau ……………………..
(a)
4.
…………………….. (a) …………………….. (a)
• Tipografi
Tipografi adalah cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin 2002: 146).Tipografi merupakan bentuk fisik atau penyusunan baris-baris dalam puisi.
Peranan tipografi dalam puisi adalah untuk menampilkan aspek artistik visual dan untuk menciptakan nuansa makna tertentu.Selain itu, tipografi juga berperan untuk menunjukan adanya loncatan gagasan serta memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan penyair.
Struktur Batin Puisi
Menurut Waluyo dalam Jabrohim dkk (2003:65) struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca, dan amanat.
• Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang (Jabrohim dkk 2003:65).Menurut Waluyo (2003:17) tema adalah gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan penyair melalui puisinya.Semua karya terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan pokok permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu.
• Perasaan (Feeling)
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya (Aminuddin 2002:150).Sikap tersebut adalah sikap yang ditampilkan dari perasaan penyair, misalnya sikap simpati, antipati, senang, tidak senang, rasa benci, rindu, dan sebagainya.
• Nada dan Suasana
Sikap penyair kepada pembaca disebut nada puisi, sedangkan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat yang ditimbulkan puisi terhadap perasaan pembaca disebut suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair, dari sikap itu terciptalah suasana puisi.Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, serius (sungguh-sungguh), patriotik, belas kasih (memelas), mencemooh, kharismatik, filosofis, khusyuk, dan sebagainya (Waluyo 2009:37).
• Amanat
Amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.Amanat dapat ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Jabrohim dkk 2003:67).
Sedangkan menurut Waluyo (2003:40) amanat, pesan atau nasehat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.Cara pembaca menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan pandangan pembaca terhadap suatu hal.
Amanat berbeda dengan tema.Dalam puisi, tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra (Jabrohim dkk 2003:67). Arti dalam puisi bersifat lugas, objektif dan khusus, sedangkan makna puisi bersifat kias, objektif, dan umum.
Langganan:
Postingan (Atom)
Kata Mereka tentang Aku
“Kasih sayang sebagai dasar pendidikan” itulah judul artikel yang kubaca pada mala m ini. Artikel ini ditulis oleh Dr. Dedi Supriadi d...
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSnSCneQtKCMhZ8rh_z1V5Vr5F3h11yvRVzGXKPmHrp4EbeXrr4x2qr4wYun7VeZt0nx8Eu2dOMnqm4Qul82b6oRcWoS7ImOSxrYw3vz7LRgJyQj9x_eafuVTs7v-PjdVjC_WB2dmi4A/s320/DSC_0000218.jpg)
-
Syair Abdul Muluk Dayang segera turunkan pergi, Mengambil teropong berlagak kaki, Lalu dibaca ke anjung tinggi, Siti meneropo...
-
UJI KOMPETENSI SISWA SMA ...................................................... Nama : ………………………...