A.
Pengertian
Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan
seseorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan.
Karena banyaknya komunikasi sehari-hari yang dilakukan secara lisan, kemampuan
ini amat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Tanpa kemampuan menyimak
yang baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara sesama
pemakai bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan
tugas dan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu kemampuan menyimak merupakan
bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pengajaran bahasa, terutama
bila tujuan penyelenggaraanya adalah penguasaan kemampuan berbahasa
selengkapnya. Dalam pengajaran bahasa semacam itu, perkembangan dan tingkat
penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan
tes menyimak.
Achsin
(1981) mengatakan bahwa keterampilan menyimak
merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik. Apabila
kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang
didengar dengan baik.
Menurut
Nunan (1991) munculnya kesulitan dalam menyimak dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu, (1) susunan informasi (teks yang berisi informasi yang disusun
secara kronologis lebih mudah dipahami dari pada yang tidak kronologis, (2)
latar belakang pengetahuan penyimak mengenai topik yang disimak, (3)
kelengkapan dan kejelasan informasi yang disimak, (4) jenis kata yang
digunakan, dan (5) deskripsi yang ada dalam teks yang disimak.
B.
Teknik
Perkembangan Menyimak
Teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui perkembangan siswa pada keterampilan mendengarkan sebagai
berikut:
1.
Wawancara
Wawancara
merupakan cara yang ideal untuk mengetahui keadaan siswa. Siswa dapat
memberikan tanggapan baik secara lisan maupun tertulis. Dengan wawancara guru
dapat memperoleh informasi yang mencerminkan sikap, strategi, kesenangan dan
tingkat kepercayaan diri siswa (Rofi’uddin dan Zuhdi, 1999). Melalui
wawancara guru dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya terhadap
ketertarikan dan minat siswa pada materi menyimak yang telah diajarkan.
2.
Observasi.
Pengamatan
atau observasi dilakukan oleh guru dengan melihat dan mencatat hal-hal yang
berkaitan dengan perkembangan menyimak secara individu. Kegiatan observasi
menyimak dilakukan tidak hanya ketika pembelajaran menyimak tetapi bisa
dilaksanakan pada saat pengajaran keterampilan berbahasa yang lain. Dalam merekam
perkembangan menyimak ini, guru menggunakan buku atau lembar observasi untuk
setiap siswa. Catatan observasi ini berisi prilaku siswa saat pembelajaran
berlangsung. Misalnya laporan tentang fokus perhatian serta respon siswa pada
saat guru melontarkan pertanyaan.
3.
Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa
yang representatif menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode
waktu tertentu, misalnya satu catur wulan, satu semester, dst, (Iskandar,
1997). Kumpulan hasil karya siswa ini menggambarkan apa yang dapat dikerjakan
oleh siswa dalam menyimak. Data yang didapat dari portofolio digunakan untuk
mengetahui perkembangan belajar menyimak siswa. Portofolio juga dapat
membantu siswa merefleksikan apa yang telah mereka pelajari.
4.
Jurnal dalam
Menyimak
Jurnal adalah rekaman tertulis tentang apa yang telah dipelajari oleh
siswa. Jurnal dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang
berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipahami, perasaan siswa
terhadap pembelajaran, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan
masalah, komentar yang dibuat oleh siswa tentang upaya yang dilakukan dalam
mencapai kompetensi yang dipelajari.
C.
Persiapan Khusus Tes Kemampuan Menyimak
Penggunaan media rekaman untuk pelaksanaan tes
menyimak sangatlah diperlukan karena media rekaman memunyai beberapa
keuntungan, antara lain:
a.
menjamin tingginya ketepercayaan tes,
b. memungkinkan kita untuk
membandingkan prestasi antar kelas yang satu dengan yang lain walaupun selang
waktu cukup lama,
c. jika tes memiliki tingkat
kesahihan dan ketepercayaan yang memadai, dapat dipergunakan berkali-kali,
d. dalam pengajaran bahasa
asing dapat untuk menggantikan kehadiran penutur asli,
e. dapat merekam
situasi-situasi tertentu pemakaian bahasa untuk dibawa ke kelas karena bersifat
pragmatik,
f.
guru dapat mengontrol pelaksanaan tes dengan lebih baik.
Sedangkan kelemahannya yaitu, guru harus
menyediakan perangkat kerasnya di ruang ujian. Di samping itu, jika belum ada
program rekaman untuk latihan atau tes dalam bahasa Indonesia, guru perlu
menyiapkan sendiri.
D.
Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak
Kemampuan menyimak (komprehensi lisan,
komprehensi dengar) sebagai kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan. Oleh
karena itu bahan kebahasaan yang sesuai tentulah wacana. Tes komprehensi lisan
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap dan memahami informasi
yang terkandung di dalak wacana tersebut yang diterima melalui saluran pendengaran.
Pemilihan wacana sebagai bahan untuk tes
kemampuan menyimak hendaknya juga mempertimbangkan adanya beberapa faktor. Secara
umum faktor-faktor yang dimaksud tidaklah berbeda halnya dengan faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bahan tes struktur dan kosa kata.
Akan tetapi, untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan
pada keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi, dan
cakupan, maupun jenis-jenis wacana.
1.
Tingkat Kesulitan Wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari
faktor kosa kata dan struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang
dipergunakan sulit, bermakna ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, struktur
kalimatnya juga kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat
kesulitannya. Akan tetapi, jika kedua aspek kebahasaan tersebut sederhana,
wacana itu pun akan sederhana pula. Jika hanya salah satu aspek saja yang
sulit, wacana yang bersangkutan masih tergolong agak sulit.
2.
Isi dan Cakupan Wacana
Isi dan cakupan wacana biasanya juga
mempengaruhi tingkat kesulitan wacana. Jika isi atau cakupan wacana itu sesuai
dengan minat dan kebutuhan (berkaitan dengan perkembangan psikologis) siswa,
dan sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan mempermudah wacana yang
bersangkutan. Sebaliknya jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan
kebutuhan atau tidak sesuai dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan
menambah tingkat kesulitan wacana yang bersangkutan. Hal itu akan berbeda
halnya jika wacana yang diteskan berisi hal-hal yang bersifat umum.
Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi
hal-hal yang bersifat netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan
pandangan terhadap isi masalah itu. Sebaliknya, hendaklah kita menghindari
wacana yang berisi suatu pandangan atau keyakinan golongan tertentu, sesuatu
yang bersifat controversial. Hal tersebut bisa menimbulkan adanya perbedaan pendapat,
atau paling tidak lebih dari satu jawaban yang benar.
3.
Jenis-jenis Wacana
Dari segi panjangnya, wacana ada yang berupa
sebuah buku, bab-bab dari sebuah buku, paragraf. Selain itu, wacana dapat
berupa sebuah dialog atau bukan dialog (narasi, diskripsi, ceramah,dsb.)
Wacana yang akan diambil untuk tes kemampuan
menyimak dapat berbentuk dialog atau bukan dialog. Akan tetapi, untuk
pertimbangan kepraktisan, kita perlu membatasi panjang wacana yang diteskan.
Yang terpenting adalah dari segi validitas tes itu terpenuhi. Artinya, tes itu
benar-benar mampu mengungkap kemampuan menangkap dan memahami bahasa lisan.
Adapun jenis-jenis dan bentuk wacana yang sering dipergunakan dalam tes
kemampuan menyimak adalah sebagai berikut:
a.
Pertanyaan atau pernyataan singkat
Para peserta tes diberi sebuah rangsangan
berupa sebuah pertanyaan atau pernyataan singkat yang berupa kalimat.
Rangsangan diberikan secara lisan atau hanya diperdengarkan, sedangkan
alternatif jawabannya disediakan secara tertulis dalam lembar tersendiri (booklet).
b.
Dialog
Rangsangan yang diperdengarkan kepada siswa
berupa sebuah dialog antara orang pertama
dengan orang kedua , dan suara orang ketiga yang mengajukan pertanyaan
pemahaman tentang dialog antara kedua orang yang telah diperdengarkan sebelumnya.
Alternatif jawaban disediakan secara
tertulis pada lembar tugas yang tersedia.
Tes dalam bentuk dialog tersebut, jika dibaca
dengan lagu yang sesuai dan ditambah dengan sedikit gangguan suara lian, akan
mendekati kenyataan pemakaian bahasa yang sesungguhnya dan bersifat pragmatik.
Tes kemampuan menyimak bentuk dialog tersebut lebih disarankan karena dapat
mengungkap secara menyakinkan kemampuan siswa memahami dialog.
c.
Ceramah
Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah
selama lima sampai delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa
diperbolehkan membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah selesai
mendengarkan ceramah, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan.
Bahan ceramah yang diteskan dapat ceramah yang
bersifat langsung ataupun tidak langsung. Bahan ceramah langsung adalah bahan
yang langsung direkam dari kegiatan ceramah sesungguhnya. Dengan demikian,
semua aktivitas verbal yang terjadi sewaktu berlangsungnya ceramah, baik yang
berasal dari penceramah maupun pendengar, dan bahkan suara-suara lain, ikut
terekam. Suara-suara tersebut biasanya justru menjadi pengganggu. Bahkan
ceramah yang demikian, benar-benar mencerminkan pemakaian bahasa yang sesungguhnya
dan bersifat pragmatik.
Ceramah yang tidak langsung pada hakikatnya
bukanlah merupakan ceramah, melainkan pembacaan sebuah teks yang sengaja
direkam untuk maksud penyusunan tes kemampuan menyimak. Pembacaan teks tersebut
biasanya dilakukan di tempat tertentu yang rapat, misalnya di studio, sehingga
rekaman yang dihasilkan bersih, tidak ada suara-suara yang bersifat mengganggu.
Oleh karena itu, ceramah yang tidak langsung itu kurang bersifat pragmatik.
Dilihat dari tingkat kesulitan wacana, ceramah tidak langsung biasanya lebih
mudah daripada langsung.
4.
Tingkatan Tes Kemampuan Menyimak
Tingkatan-tingkatan itu sebagai berikut:
a.
tes kemampuan menyimak tingkat ingatan,
Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan
sekedar menuntut siswa untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta
yang terdapat di dalam wacana yang diperdengarkan sebelumnnya. Fakta itu
mungkin berupa nama, peristiwa, angka, tahun,dsb. Bentuk tes yang dipergunakan
dapat tes bentuk objektif isian singkat ataupun bentuk pilihan ganda.
b.
tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman,
Tes kemampuan menyimak pada tingkat kemampuan
menuntut siswa untuk dapat memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan
pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan antaride,
antarfaktor, antarkejadian, hubungan sebab akibat, dsb. Akan tetapi, kamampuan
pemahaman pada tingkat pemahaman ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja
kognitif tingkat tinggi. Jadi, kemampuan pemahaman dalam tingkat sederhana.
Dengan kata lain, butir-butir tes tingkat ini belum sulit.
Akan tetapi, penyusunan redaksi butir tes
hendaklah tidak langsung mengutip kalimat atau frase yang terdapat dalam
wacana, melainkan membuat paraftasenya. Kemampuan siswa memahami atau memilih
paraphrase secara tepat merupakan bukti kuat bahwa mereka memahami wacana yang
didengarnya. Sebaliknya, jika butir-butir tes hanya menguti secara verbatim
kalimat atau frase yang ada dalam wacana, butir tes akan lebih bersifat ingatan
daripada pemahaman.
c.
tes kemampuan menyimat tingkat penerapan,
Tes pada tingkat penerapan ini dimaksudkan
untuk mengungkap kemampuan siswa menerapkan konsep atau masalah tertentu pada
situasi yang baru. Konsep itu berupa struktur atau kosa kata.
Butir-butir tes kemampuan menyimak yang dapat
dikategorikan tes tingkat penerapan yaitu butir tes yang terdiri dari
pernyataan (diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang
terdapat di dalam lembar tugas (Harris,1979 dan Amran Halim, 1984:58). Kepada
siswa diperdengarkan sebuah wacana (kalimat) satu kali, dan tugas siswa adalah
memilih di antara beberapa gambar yang disediakan yang sesuai dengan wacana.
d.
tes kemampuan menyimak tingkat analisis,
Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis
pada hakikatnya tes untuk memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan
tetapi, untuk dapat memahami informasi atau memilih alternatif jawaban yang
tepat, siswa dituntut untuk melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan kerja
analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan
demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir
tes pada tinkat pemahaman.
E.
Teknik
Evaluasi Hasil Menyimak
Berikut disajikan teknik-teknik dalam melaksanakan evaluasi
menyimak. Seperti yang dipaparkan Djiwandono (1996) ada beberapa teknik yang dapat
dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan menyimak siswa, diantaranya sebagai
berikut:
1.
Menjawab
pertanyaan frasa
Petunjuk: dengarkan masing-masing frase
berikut dengan seksama kemudian tulis jawab pertanyaan yang menyertainya.
1)
Frase:
{siswa kelas empat}
pertanyaan:
berapa
jumlahnya?
2)
Frase: {seragam
sekolah}
pertanyaan: apa warna
yang kalian pakai hari ini?
2.
Menjawab
pertanyaan kalimat
Petunjuk: dengarkan masing-masing kalimat
berikut dengan seksama kemudian tulis jawab pertanyaan yang menyertainya.
1)
kalimat:
{kendaraan sering mogok}
pertanyaan: apa
yang harus dilakukan?
2)
kalimat: {
tsunami membuat warga aceh menjadi
menderita}
pertanyaan: apa saja
yang mereka butuhkan?
3.
Merumuskan
inti wacana
Petunjuk: dengarkan
baik-baik wacana berikut kemudian tuliskan secara singkat ini dari wacana
tersebut.
1)
Supaya tubuh
kita selalu dalam keadaan sehat dan segar sebaiknya laksanakan tips berikut:
lakukan olahraga teratur, makan yang bergizi, banyak minum air putih, serta
banyak istirahat
2)
Usaha untuk
mencegah kerusakan yang lebih parah pada kendaraan kita, sebaiknya cek secara
teratur, mesin, busi, oli, dan onderdil yang lain. Jika ditemukan gejala
kerusakan segera dibenahi atau segera bawa ke bengkel terdekat
4.
Menjawab
pertanyaan wacana
Petunjuk: dengarkan
baik-baik wacana berikut kemudian tuliskan jawaban pertanyaan tentang isi
wacana tersebut.
Bawang Merah
Terima kasih
tuhan. Itulah yang selalu diucapkan pak Ardi setiap kali panen bawang merah.
Pak Ardi berjuang dan merawat tanamannya dengan cara mengolah tanah,
menanam, dan memupuk serta selalu menjaga tanamannya dari serangan hama. Jerih
payah pak Ardi kini sudah membuahkan hasil. Setiap panen hasilnya sangat
bagus. Sedikit lebih bagus dari hasil panen teman-temannya. Banyak orang yang
membeli bawang merah milik pak Ardi.
Pertanyaan: (1). Tanaman apa yang ditanam Pak Ardi? (2). Apa yang
diucapkan pak Ardi setiap kali panen? (3). Bagaimana cara pak Ardi
merawat tanamannya?
5.
Menceritakan
Kembali
Petunjuk: dengarkan
baik-baik wacana berikut kemudian ceritakan kembali wacana tersebut
dengan kalimat kalian sendiri.
Hari ini aku sangat prustasi.
Di sekolah, aku ikut ingin ikut lomba adu bakat. Tadi aku mendaftatarkan diri
pada panitia. Tapi ternyata pendaftaran telah ditutup. Banyak orang yang
terpingkal melihat kejadian tadi. Aku sangat malu dan menjadi ciut nyali.
Selain teknik-teknik yang dipaparkan di atas Akhadiah
(1988) memberikan alternatif evaluasi menyimak yaitu dengan memahami informasi
dalam bentuk perbuatan sesuai dengan informasi. Misalnya siswa diminta untuk
melakukan apa yang terdengar dari rekaman atau yang diucapkan guru. Sesuai
dengan informasi yang diterima siswa memberi tanda pada peta, mengisi tabel,
mencatat informasi yang didengar, dan sebagainya.
F.
SIMPULAN
Menyimak
merupakan kemampuan yang memungkinkan seseorang pemakai bahasa untuk memahami
bahasa yang digunakan secara lisan.
Kemampuan
menyimak merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam
pengajaran bahasa, terutama bila tujuan penyelenggaraanya adalah penguasaan
kemampuan berbahasa selengkapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana. 2008. Assesmen
Perkembangan dan Evaluasi Hasil Mendengarkan. Malang: Blog pada workpress.
Djiwandino, Soenardi.
1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.
Nurgiantoro, Burhan.
1994. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BBFE-Yogyakarta.
untuk kutipannya sebagian belum diberikan halaman... tolong dibenahi.
BalasHapus