1. Deskripsi Model
Pembelajaran Gambar Tertawa
Pembelajaran Gambar Tertawa merupakan model pembelajaran yang melibatkan
aktifitas berpikir kritis ( think ) , membaca ( read ) , berbicara ( talk ) ,
dan menulis ( write). Model pembelajaran ini sangat cocok diaplikasikan dalam
pembelajaran produktif ( berbicara dan menulis ) naskah drama dengan
menggunakan media kartu gambar ( card picture ) sebagai tema .
Keunggulan dari model
pembelajaran Gambar Tetawa ini adalah :
1.
Menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif , afektif , dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran
lebih bermakna.
2.
Merangsang siswa untuk lebih
kreatif khususnya dalam memberikan rangsangan dan ide – ide .
3.
Melatih siswa untuk membiasakan
diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
4.
Pembelajaran lebih menarik
sehingga merangsang siswa untuk semangat belajar.
5.
Melatih siswa untuk mengmukakan
pendapat dan menghargai pendapat orang lain.
Disamping memiliki keunggulan , model pembelajaran Gambar Tertawa juga
memiliki kelemahan diantaranya :
1.
Dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang .
2.
Guru sulit mengontrol kegiata dan keberhasilan
siswa .
2. Standar Kompetensi
Berbicara
- Memerankan
tokoh dalam pementasan drama.
Menulis
- Menulis
naskah drama.
3. Komptensi Dasar
- Mengekspresikan
perilaku dan dialog tokoh protagonis dan
antagonis
- Mendeskripsikan
perilaku manusia melalui dialog naskah drama.
4. Materi pembelajaran
a. Pengertian drama
Kata “drama” berasal dari
bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action
(Harymawan, 1988:1). Menurut Aristoteles, drama adalah tiruan (imitasi) dari action
(Dietrich, 1953:3).
Drama sering
disebut sandiwara , tonil ( pada zaman dahulu ) , dan akhir – akhir ini sering
disebut teater . Istilah sandiwara berasal dari bahasa Jawa “ sandi “ yang
berarti ‘ rahasia ‘ dan “ warah “ yang berarti ‘ ajaran ‘ . Sandiwara berarti
ajaran yang disampaikan secara tidak terang – terangan . Lakon dalam drama itu
sebenarnya perlambang yang bisa ditangkap makna ajarannya . Sedangkan istilah
tonil berasal dari bahasa Belanda “ toneel “ yang artinya ‘ pertunjukan ‘ .
Kata teater juga berasal dari bahasa Yunani “ theatron “ yang berarti ‘ takjub
melihat atau memandang ‘ . Namun , dalam perkembangan selanjutnya teater
berarti ‘ gedung pertunjukan ‘ atau ‘ bentuk tontonan yang dipentaskan atau
dipertunjukkan di hadapan orang banyak ‘.
b. Macam – macam drama
Drama menurut
masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama
Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam – macam drama berdasarkan isi
kandungan cerita :
1. Drama
Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama
Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama
Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon
/ Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet
/ Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
c. Unsur – unsur drama
Unsur – unsur drama antara lain :
1.
tema
2.
tokoh
3.
dialog
4.
latar / setting
5.
alur
Ada tujuh unsure pendukung drama antara lain :
1. naskah cerita
2. pemain
3. tata panggung
4. tata lampu
5. musik pengiring
6. sutradara
Pelaku, atau pemain yang baik harus dapat:
Pelaku, atau pemain yang baik harus dapat:
1.
Berakting wajar (fleksibel)
2. Menjiwai atau menghayati perannya.
3. Daya imajinasi kuat, yaitu dapat membayangkan
peran yang dilakoknkan meskipun belum
pernah mengalaminya.
4. Terampil
dan kreatif.
5. Mengesankan atau dapat meyakinkan penonton.
d. Penulisan teks drama
Naskah drama ialah karangan yang berisi
cerita atau kisah dari pertunjukan drama. Dalam naskah drama termuat nama tokoh
atau peran di dalam cerita , keadaan panggung serta dialog yang diucapkan .
Unuk memudahkan para pemain dalam naskah drama dibrikan petunjuk atau
keterangan gerakan - gerakan yang harus dilakukan pemain, tempat dan pristiwa .
Ada 4 unsur yang harus ada dalam penulisan
teks drama, yaitu:
1. Tokoh,yaitu nama-nama tokoh diikuti tanda
titik dua
2. Dialog, yang dimasukkan dalam tanda kutip
3. Keterangan
latar yaitu ditulis pada tiap awal babak sebuah naskah, meliputi tempat,
asesoris,situasi,dll.
4. Keterangan
lakuan, yaitu bagaimana sikap, bloking saat mengucapkan dialog , yang
dituliskan pada akhir dialog dimasukkan dalam tanda kurung.
5. Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Tahap Persiapan
1. Guru merumuskan kompetensi yang harus
dicapai peserta didik dalam beberapa indikator ,
2. Guru mempersiapkan materi dan media pembelajaran
yang akan digunakan.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Kegiatan
awal
a. Guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta menjelaskan tujuan dari proses
pembelajaran,
b. Guru
memberi motivasi kepada siswa dengan menjelaskan manfaat dari materi yang
dipelajari.,
c. Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan memberikan potongan – potongan gambar ,
d.
Kemudian masing – masing siswa mencocokkan gambar yang telah pilih
dengan gambar milik siswa yang lain dan bergabung menjadi satu kelompok,
e. Guru
mempersipkan teka – teki silang ( TTS ) yang berisi pertanyaan seputar materi
yang akan diajarkan ,
f. Masing
– masing kelompok menempel gambar yang telah dicocokkan di tempat yang
disediakan dan mencari pertanyaan TTS di balik tempelan gambar ,
g. Selanjutnya siswa menjawab pertanyaan teka –
teki di balik gambar sebagai syarat tugas selanjutnya . Siswa diberi waktu
untuk berpikir dan berdiskusi dengan teman sekelompok untuk menentukan jawaban
yang tepat.
h. Jika
jawaban benar , kelompok tersebut dapat mengambil gambar dalam amplop dari teka
– teki yang telah diisi.
2.
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan tugas untuk menyusun dialog
yang tepat sesuai dengan perbuatan , watak / karakter tokoh dalam gambar tema
kemudian menuliskannya dalam bentuk naskah drama ( skenario ) .
b. Setelah selesai , siswa diberi waktu untuk
mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh dalam naskah drama yang telah dibuat.
3.
Kegiatan akhir
a. Sebagai kegiatan akhir , masing – masing
kelompok diundi untuk memerankan tokoh sesuai dengan naskah drama yang telah
dibuat ,
b. Kelompok yang lain memberikan komentar .
c. Penilaian
Penilaian keberhasilan
pembelajaran dalam model pembelajaran ini tidak hanya ditentukan oleh aspek
hasil belajar seperti hasil tes , akan tetapi juga ditentukan oleh
proses belajar siswa . Guru memberikan
penilaian kepada siswa dengan membuat rubrik penilaian seperti berikut :
Kompetensi Dasar : Mengekspresikan perilaku dan dialog tokoh
protaganis dan atau antagonis
KOMPONEN
|
SKOR
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
1. Kemunculan pertama
|
|
|
|
|
|
2. Ekspresi wajah
|
|
|
|
|
|
3.
Pandangan mata dan gerak anggota tubuh
|
|
|
|
|
|
4. Gerakan
|
|
|
|
|
|
5. Ucapan
|
|
|
|
|
|
6. Intonasi
|
|
|
|
|
|
7. Pengaturan jeda
|
|
|
|
|
|
8. Intensitas dan kelancaran berbicara
|
|
|
|
|
|
9. Diksi yang digunakan
|
|
|
|
|
|
10. Cara berdialog untuk menggambarkan
karakter
tokoh
|
|
|
|
|
|
SKOR (MAKSIMAL 50)
|
|
Komptensi dasar : Mendeskripsikan
perilaku manusia melalui dialog naskah drama
UNSUR
|
Komponen
|
SKOR
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
Naskah
Drama
|
1.
|
Kesesuaian diksi / pilihan kata dengan gambar tema
|
|
|
|
|
|
2.
|
Kesesuaian tokoh , tingkah laku , penokohan ,
alur , latar / setting dengan gambar tema
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Kesesuaian pilihan jenis kalimat dengan watak
tokoh
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Kesesuaian diksi/pilihan kata dengan watak tokoh
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Ketepatan dalam penulisan
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Skor
|
|
|
|
|
|
||
Skor maksimal 25
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar