Detoksifikasi Tubuh
Melalui Pengaturan Pola Makan
12-12-2011 |
Bekti-medicastore.com
Detokx
atau detoksifikasi mulai populer saat ini. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang
mendukungnya, tetap saja tidak menyurutkan keinginan orang untuk mencobanya.
Detox sendiri digambarkan sebagai suatu cara untuk mengeluarkan zat berbahaya
(toxin) dari dalam tubuh. Beberapa orang melaporkan menjadi lebih fokus &
energik setelah melakukan program detoksifikasi tubuh. Meskipun, menurut para
ahli, hal tersebut dapat dikarenakan adanya keyakinan bahwa mereka telah
melakukan hal yang bermanfaat terhadap tubuh.
Karena
masih kurangnya bukti yang menunjukkan bahwa proses detoksifikasi dapat
membuang bahan berbahaya (toxin) dari tubuh, membuat kalangan medis masih
meragukan efektivitas dari program detoksifikasi tersebut. Pada proses alami
tubuh, sebagian besar bahan berbahaya (toxin) yang masuk kedalam tubuh akan
dihilangkan lewat ginjal & hati, untuk kemudian dikeluarkan melalui air
seni & feses.
Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai detox atau detoksifikasi tubuh terutama lewat pengaturan
pola makan (detox diet) ini, dapat dilihat pada artikel berikut, yang
medicastore ambil dari berbagai sumber.
Banyak
cara untuk melakukan detoksifikasi, bisa dengan diet makanan tertentu, mandi
lumpur, terapi dengan air laut, terapi dengan bahan herbal, terapi urin
dll.Untuk detoksifikasi melalui pengaturan pola makan (detox diet), bisa dengan
mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayur & buah atau mengkonsumsi
suplemen herbal tertentu dalam bentuk serbuk maupun kapsul.
Biasanya
program detoksifikasi lewat pengaturan pola makan (detox diet) ini dimulai
dengan suatu periode puasa, kemudian dilanjutkan dengan pengaturan pola makan
secara ketat (hanya mengkonsumsi sayur & buah mentah, jus buah, air, dll)
serta konsumsi suplemen atau teh tertentu, untuk kemudian diakhiri dengan
pembersihan usus besar (colon). Sebagian besar proses detoksifikasi tersebut
berjalan selama 7-10 hari.
Ide
dasar dari proses detoksifikasi dengan pengaturan pola makan (detox diet) adalah
dengan tidak mengkonsumsi makanan yang diduga dapat mengandung bahan berbahaya
(toxin). Sehingga tubuh akan terbebas dari zat berbahaya tersebut. Tubuh
sendiri juga telah mempunyai mekanisme tersendiri yang dapat mengeluarkan zat
berbahaya tersebut dari dalam tubuh.
Manfaat
dari proses detoksifikasi tubuh sendiri hingga saat ini masih diperdebatkan.
Banyak yang mendukung tetapi banyak juga yang menyangsikan, terutama karena
tidak adanya bukti ilmiah yang membuktikan bahwa proses detoksifikasi dapat benar-benar
membuang bahan berbahaya (toxin) dari tubuh.
Bagi
yang mendukung, mereka mengatakan merasa lebih segar & energik setelah
melakukan proses detoksifikasi karena bahan berbahaya (toxin) telah dikeluarkan
dari tubuh mereka. Tetapi hal tersebut dapat juga terjadi karena pengaturan
pola makan yang telah dilakukan.Pada proses detoksifikasi dengan pengaturan
pola makan (detox diet) biasanya mereka menjadi :
1. Mengkonsumsi
lebih banyak air
2. Mengkonsumsi
lebih sedikit / tidak sama sekali alkohol & kafein
3. Mengkonsumsi
lebih sedikit lemak & protein dari hewan
4. Mengkonsumsi
lebih sedikit makanan olahan menjadi banyak mengkonsumsi makanan segar &
berserat seprti sayur & buah-buahan.
Pada
akhirnya pengaturan pola makan yang sehat seperti inilah yang akan memberikan
manfaat pada tubuh. Yaitu dengan mengkonsumsi lebih banyak sayur &
buah-buahan & lebih sedikit mengkonsumsi makanan olahan ataupun makanan
yang berlemak.
Detoksifikasi
tubuh melalui pengaturan pola makan (detox diet) dimaksudkan untuk membersihkan
seluruh tubuh dari bahan berbahaya (toxin) yang ada dalam tubuh. Tetapi banyak
orang yang salah mengartikan hal tersebut sebagai cara untuk menurunkan berat
badan. Padahal efek penurunan berat badan tersebut terjadi karena mereka
mengurangi / bahkan tidak mengkonsumsi sama sekali makanan yang mengandung
karbohidrat & lemak saat melakukan proses detoksifikasi. Berikut adalah
beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan detoksifikasi tubuh :
a. Detoksifikasi
dengan pengaturan pola makan (detox diet) tidak disarankan untuk dilakukan oleh
remaja. Hal ini karena remaja masih membutuhkan kalori & protein yang cukup
untuk mendukung masa pertumbuhan & perkembangannya. Sehingga diet yang
melibatkan pengaturan ketat terhadap makanan tertentu, sangat tidak dianjurkan.
Terutama apabila remaja tersebut termasuk aktif melakukan aktifitas fisik
seperti berolahraga.
b. Detoksifikasi
dengan pengaturan pola makan (detox diet) juga tidak disarankan untuk dilakukan
oleh mereka yang mempunyai masalah kesehatan, seperti : diabetes, penyakit
jantung atau masalah kesehatan kronis lainnya. Demikian juga bagi wanita hamil
& mereka yang mempunyai gangguan pola makan, detox diet juga sebaiknya
dihindari.
c. Suplemen
untuk detoksifikasi dapat mempunyai efek samping. Banyak dari suplemen yang
digunakan untuk proses detoksifikasi sebenarnya merupakan laksativa, yaitu
suatu bahan yang dibuat untuk melancarkan buang air besar. Suplemen yang
mempunyai sifat laksativa dapat menimbulkan efek samping seperti dehidrasi,
ketidak seimbangan mineral dalam tubuh ataupun masalah pada sistem pencernaan.
Proses
detoksifikasi tidak dapat menghilangkan lemak dalam tubuh. Banyak orang yang
melakukan detoksifikasi merasa turun berat badannya, padahal sebagian besar
yang hilang tersebut adalah air & sedikit massa otot. Orang tersebut juga
akan bertambah lagi berat badannya bila telah menyelesaikan program
detoksifikasinya.
Detox
diet hanya dapat dijalankan dalam jangka pendek. Karena pengaturan pola makan
tersebut dapat mengganggu sistem metabolisme, maka program detoksifikasi dengan
pengaturan pola makan dianjurkan hanya untuk dilakukan dalam jangka pendek
saja.
Menjaga
kesehatan memang sangat penting untuk dilakukan, karena mencegah tetap akan
lebih baik daripada mengobati. Tetapi disarankan, agar kita juga dapat bijak
untuk memilih program pencegahan yang akan dilakukan supaya tujuan akhir untuk
tetap sehat, dapat tercapai. Melakukan aktifitas fisik secara rutin &
mengatur pola makan tetap sehat & seimbang, terbukti merupakan salah satu
cara untuk menjaga kesehatan yang dapat kita lakukan.
2.2 Analisis
2.2.1 Tema
Artikel ini memiliki tema cara mengeluarkan racun
dari tubuh. Tema merupakan perumusan dari kristalisasi topik – topik yang akan
dijadikan landasan pembicaraan atau tujuan yang akan dicapai melalui topik
tersebut ( Gorys,keraf,1984 : 107 ). Tema memiliki 4
sifat:
a. kejelasan
b. kesatuan
c. perkembangan
d. keaslian
Tema artikel ini
“ cara mengeluarkan racun dari tubuh (
detoksifikasi ). Tema ini memiliki 4 sifat di atas yakni jelas dari
kalimatnya dan mengandung gagasan utama. Semua gagasan yang ada memiliki nilai
kesatuan karena mengacu pada tema. Isi
dari artikel ini dikembangkan secara logis,urut,dan teratur mulai dari awal
hinga akhir. Keaslian idenya pun juga diperhatahankan dari tiap kata yang
ditulisnya mengungkapkan fakta dan kemapuan sendiri dari tema yang ada.
2.2.2
Topik
Topik adalah
preposisi yang berwujud frase atau kalimat yang di dalamnya terdapat inti
topik. Ciri utama sebuah topik adalah cakupannya nasih bersifat umum dan belum
diurailan secaraa lebih mendetail. Topik di dalam artikel “ Detoksifikasi Tubuh
Melalui Pengaturan Pola Makan” pola
melakukan detoksifikasi dan proses melakukan detoksifikasi. 2 topik inilah
yang nantinya akan dikembangkan di dalam artikel ini yang akan menjadi sorotan
utama. Meskipun 2 topik yang dibahas tapi tetap menuju kepada 1 tema yaitu
detoksifikasi tubuh.
2.2.3
Struktur
Artikel
Struktur adalah suatu cara
bagaimana sesuatu itu disusun atau dibangun. Struktur artikel adalah komponen –
komponen artikel yang terjalin di dalam suatu organisasi yang utuh. Berikut
akan dibahas struktur artikel,
1.
Judul
( head )
Struktur
artikel yang pertama adalah judul. Judul merupakan bagian terkecil dari suatu
wacana. Sifat judul adalah spesifik dan informatif. Seseorang yang sudah
membaca judul suatu artikel atau wacana akan memiliki sebuah gambaran tentang
apa yang dibacanya. Tak terkadang juga sebuah judul akan mampu menarik minat
seseorang untuk membaca artikel itu. Artikel ini diawali dengan sebuah judul “
Detoksifikasi Tubuh Melalui Pengaturan Pola Makan”.
2.
Nama
penulis
Nama
penulis penting sekali untuk diketahui oleh seorang pembaca hal ini bertujuan
untuk mengetahui kebenaran dan sebagai penanggung jawab sebuah hasil karya. Artikel
ini ditulis oleh seorang dengan nama Bekti.
3.
Prolog
( pembukaan tulisan atau intro)
Prolog
pembuka sebuah wacana sebagi pengantar seseorang masuk ke dalam sebuah
pembahasan yang penting. Berikut prolog dari artikel ” Detoksifikasi Melalui
Pengaturan Pola Makan”
Detokx
atau detoksifikasi mulai populer saat ini. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang
mendukungnya, tetap saja tidak menyurutkan keinginan orang untuk mencobanya.
Detox sendiri digambarkan sebagai suatu cara untuk mengeluarkan zat berbahaya
(toxin) dari dalam tubuh. Beberapa orang melaporkan menjadi lebih fokus &
energik setelah melakukan program detoksifikasi tubuh. Meskipun, menurut para
ahli, hal tersebut dapat dikarenakan adanya keyakinan bahwa mereka telah
melakukan hal yang bermanfaat terhadap tubuh.