“Nikmatilah hari ini, karena harimu adalah hari ini”, kataku sambil menikmati senja di tepi bantaran Sungai Brantas. Sementara kamu disampingku sama-sama menikmati senja dan heningnya aliran Sungai Brantas, begitu tenang . Nikmati saja, karena mungkin saja senja esok bukan aku lagi yang menemanimu. Berada di sampingmu sambil sekedar bercerita tentang kelelahan hari ini, kemudian menyeruput susu hangat yang hampir selalu kemanisan. Senja selalu saja indah, seindah caranya mempertemukan kita di kampus waktu itu, setahun yang lalu. Ketika cerita cinta berawal dari diskusi Bahasa Indonesia, tapi kita malah bicara banyak hal setelahnya. Sampai sekarang pun aku masih saja ingat kejadian itu, meskipun tak seindah pada akhirnya.
Nikmati saja hari ini, batinku
sambil tersenyum ketika dua gelas susu pesanan kita sama-sama datang. Hari ini
aku dan kamu sedang meluangkan waktu sejenak, untuk bertemu berdua. Mesipun
hari hujan tak akan jadi penghalang. Dua gelas susu menu favorit kita sudah di
hadapan. Nikmati saja saat-saat seperti ini. Karena mungkin suatu saat nanti,
kamu akan datang lagi ke tempat ini, dengan orang yang berbeda. Mungkin bukan
denganku lagi kamu menghabiskan segelas susu kesukaanmu.
Cuaca sore itu dingin, tapi aku
merasa hangat setiap kamu duduk di sampingku. Tidak ada yang kita lakukan
selain menceritakan hal-hal yang sudah lewat. Tidak lama, satu jam mungkin kita
bersama. Sedangkan rindu ini masih belum menuntaskan lembaran-lembaran untuk
diceritakan. Nikmati saja rindu ini. Karena mungkin beberapa waktu ke depan,
bukan aku lagi yang kamu rindukan. Mungkin juga bukan aku yang kamu cari saat
waktu tak memungkinkan bertemu. Mungkin bukan aku yang bisa meredamkan
letupan-letupan rindu di hatimu.
Saat adzan berkumandang kita segera berwudhu. Kita
sholat berjama’ah. Lantunan ayat suci darimu, seringkali aku rindukan ketika
mukena sedang kukenakan tanpa ada kamu di dekatku. Jadi saat ini aku ingin
menikmatinya saja. Saat-saat menjadi makmum yang mengikuti gerakan sholatmu
sebagai imam. Kadang aku berharap punya kesempatan untuk mencium punggung
tanganmu seusai sholat. Itu yang rutin kusebut dalam doa, berharap aku punya
kesempatan untuk menjadi makmummu, selamanya.
Nikmati saja, karena yang kita
rasakan hari ini belum tentu terulang esok hari. Maka aku begitu menghargai
setiap waktu yang kita lewatkan bersama-sama. Nikmati saja hari ini, karena
mungkin keindahan perasaan ini tidak akan terjadi dua kali. Mungkin aku juga
tidak lagi menjadi seseorang yang kamu rindukan, seorang yang kamu harapkan. Karena
kita tidak berkuasa atas segala yang kita rencanakan.Jodoh ada di tangan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar