UJI KOMPETENSI SISWA
SMA ............................................
Nama : ………………………..…………………
No.
Presensi :………………………..…………………
Kelas : …………………………………………..
|
NILAI
|
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Standar
Kompetensi : Memahami siaran
atau cerita yang disampaikan secara langsung / tidak langsung
Kompetensi
Dasar : Mengidentifikasi unsur sastra (
instrinsik dan ekstrinsik ) suatu cerita yang disampaikan secara langsung /
melalui rekaman
Indikator :
1.
Menjelaskan unsur instrinsik ( tema, amanat, tokoh ) dalam cerita yang
disampaikan secara langsung / melalui rekaman,
2.
Mengidentifikasi unsur sastra instrinsik suatu cerita yang disampaikan
secara langsung / melalui rekaman,
3.
Mengidentifikasi unsur sastra ekstrinsik suatu cerita yang disampaikan
secara langsung / melalui rekaman,
4.
Menceritakan kembali cerita yang
disampaikan secara langsung / melalui rekaman
Pilihlah satu jawaban yang paling
tepat dengan memberikan tanda silang pada salah satu huruf a, b, c,
d, atau e!
1. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau
utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu itu. Ketika mentari meredup berpendar
di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan itu tak lagi bersamamu,
Kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Seperti yang kau utarakan kemarin
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Seperti yang kau utarakan kemarin
C.
Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu
E.
Berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah
2. (1)"Apakah peranku bagimu,
silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di sekeliling kita.
(2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di
dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini.
(4)Jangan lagi memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. ( 2 ) dan ( 3)
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. ( 2 ) dan ( 3)
3. Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sana itu?" ( 1 ) Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya Eric, sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (2)
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan meninggalkannya lagi!” (3)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah
terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya
ditemukan di kolong jembatan,” jawabnya dengan suara terbata-bata. (4)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (5)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1) B. (3) C. (2) D. (4) E. ( 5 )
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan. (5)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1) B. (3) C. (2) D. (4) E. ( 5 )
4. Amanat yang terdapat pada kutipan
cerpen tersebut adalah ...
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan
A. Kita harus menyesuaikan diri di mana pun berada.
B. Pikir dulu sebelum bertindak, sesal kemudian tidak berguna.
C. Tidak ada kata terlambat untuk memaafkan.
D. Kita harus menghormati ibu yang telah melahirkan
E.
Sayangilah ibumu yang telah melahirkanmu
Seperti teman-temannya yang lain,
sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy, tetapi ia tidak enak
hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia menyodorkan
undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di
beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda
ibu belum punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal
tiga tahun yang lalu, ia dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi
hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya bangkit dari tempat tidur
pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya, dimatikannya lampu tidurnya
dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan
spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi
bibirnya, “Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
5. Bukti bahwa peristiwa tersebut
terjadi pada malam hari adalah ....
A. Kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph kedua
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
A. Kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph kedua
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua
E.
kalimat ketiga paragraf pertama
6. Amanat yang terdapat pada cerpen
tersebut adalah ...
A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan!
A. Jangan menyusahkan orang tua hanya karena ingin memberi hadiah teman!
B. Usahakan selalu memberi hadiah kepada teman orang tua!
C. Temanilah ibumu saat duduk-duduk di beranda!
D. Matikan lampu jika sudah tidak diperlukan!
E. Berilah hadiah yang bagus dan mahal
7. (1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya
seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere macam aku. (2) Sebagai
pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati anak
gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku.
(4) Apalagi tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah
Mawar memang cakep. (5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan
bodi semampai macam Luna Maya (padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi
kesukaanmu, Mulan Jamila).
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor .…
A. (1) dan (2) B. (2) dan (3) C. (3) dan (4) D. (4) dan (5) E. ( 2 ) dan ( 4 )
Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat bernomor .…
A. (1) dan (2) B. (2) dan (3) C. (3) dan (4) D. (4) dan (5) E. ( 2 ) dan ( 4 )
8. Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak
sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi aku tak kan membiarkan
diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu kepadaku,
dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak
itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun
kau merayuku, aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu
telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku
E. Dialog tokoh aku dan kamu
9. Parjimin
adalah tukang batu, tetangga Kurdi. Lumayan bagi mereka, mendapat proyek baru.
Rupanya, proyek rumah gedong itulah yang selalu diperbincangkan Kurdi disetiap
kesempatan. Di tempat perhelatan nikah, supitan, di tempat kerja bakti,
sarasehan kampung, sampai ronda malam. Dia senantiasa tidak lupa menceritakan
rencananya membangun rumah gedungnya itu.
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
a. pemberani b. baik c. egois d. sombong e. ramah
Berdasarkan kutipan cerpen tersebut, Kurdi bersifat …
a. pemberani b. baik c. egois d. sombong e. ramah
10. Arifah
senang sekali membaca buku. Jenis buku apapun yang ditemui akan dibacanya.
Suatu hari ia menemukan dua buku kecil yang berjudul “Saya Pintar Bahasa
Indonesia”. Setiap kali membaca buku Arifah selalu membaca daftar isi terlebih
dahulu.
“Ahai, menarik sekali rasanya!” katanya dalam hati setelah membuka buku Saya Pintar Bahasa Indonesia.
Tema dari cerita di atas adalah …
a. kepahlawanan b. kegemaran c. keunikan d. kekayaan e. kepandaian
“Ahai, menarik sekali rasanya!” katanya dalam hati setelah membuka buku Saya Pintar Bahasa Indonesia.
Tema dari cerita di atas adalah …
a. kepahlawanan b. kegemaran c. keunikan d. kekayaan e. kepandaian
11. Suamiku itu kadung jadi pejuang, dan aku selalu menahan
diri untuk tidak mengusut keperjuangannya. Aku berusaha percaya padanya, apapun
yang diceritakannya padaku. Walaupun sering kutemukan hal-hal ganjil yang tak
perlu aku tanyakan.
(Dikutip dari: Ripta, petualangan tentara pecundang, Anita Kastubi 2003)
Sudut pandang pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah…
a. Orang Pertama aktif c. Orang Ketiga pelaku utama e. Orang Ketiga di luar cerita
b. Orang Pertama pasif d. Orang kedua
(Dikutip dari: Ripta, petualangan tentara pecundang, Anita Kastubi 2003)
Sudut pandang pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah…
a. Orang Pertama aktif c. Orang Ketiga pelaku utama e. Orang Ketiga di luar cerita
b. Orang Pertama pasif d. Orang kedua
12. Bapaknya
yang masih duduk senang diatas kursi rotan itu, jadi Menteri Kabupaten di
kantor Patih Sumedang .... barang di mana ada keramaian di Sumedang atau di desa-desa
yang tiada jauh benar dari kota itu, hampir selalu ia kelihatan. Istimewa dalam
adat kawin yang di ramaikan dengan permainan seperti tari-menari, tayuban dan
lain-lain, tidak berhenti-hentinya. Hampir di dalam segala perkara ia hendak di
atas dalam terkemuka ....rupanya dan cakapnya, memang ia pantang dipatahkan.
Meskipun ia hanya berpangkat Manteri Kabupaten.
Sudut Pandang yang digunakan pengarang
dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
a. orang pertama b. orang kedua c. orang ketiga d. orang
pertama dan kedua e. orang kedua
dan ketiga
13. Watak tokoh Bapak
yang tergambar dalam penggalan roman tersebut adalah...
a. egoistis b. sombong c.
pemarah d. berani e. lincah
14. Bidan memeriksa payudara pasien, pernafasan,
mata, tenggorokan. Kemudian mencuci tangan, mengenakan pelindung dari karet.
“Anaknya berapa, Bu?” “Lima” “Wah, sudah banyak! Mengikuti KB atau tidak?”
“Suami saya tidak mau.” “Euh!” bidan mengeluarkan bunyi sesalan. “Ya, dia sih
enak saja! Ibu yang cape!” Ditanya umur, rumah, nama anak-anaknya. Tiba-tiba
bidan itu memandangi wajah pasiennya lagi, seakan-akan mencari satu pengenalan.
Ya, benar! Pasien itu sudah pernah diperiksanya. Entah berapa kali. Barangkali
setiap beranak!
Amanat dalam penggalan cerita di atas
adalah....
a. Agar setiap bidan tidak selalu
membicarakan masalah pribadi pada saat bertugas
b. Agar setiap bidan tidak bertanya
tentang jumlah anak pasiennya
c. Agar setiap orang tidak memandang
rendah kehidupan orang lain
d. Agar setiap ibu merencanakan dan
membatasi kehamilannya dengan mengikuti KB
e. Agar setiap bidan bersikap ramah,
sopan, dan bertindak sesuai dengan tugasnya
Syahdan akan Permaisuri Kuripan pun
ingin rasanya ia hendak berputra laki-laki yang baikparasnya. Maka kata
permaisuri, “ Kakang Aji, ingin pula rasanya kita ini peroleh anak.” Maka kata
Nata, “Sungguh seperti kata Tuan, Kakanda pun demikianlah juga bila gerangan
Kakang ini beroleh putra dengan pun Yayi, akan jadi ganti pun Kakang di dalam
dunia ini, kalau-kalau kita berdua dikehendaki oleh Sanghyang Sukma kembali ke
Khayangan kita.” Maka kata Permaisuri, ”Kakang Aji, marilah kita memuja pada
segala Dewa-Dewa memohonkan kalau-kalau dianugrahkan oleh Dewa mulia raya akan
kita akan anak ini.”
15. Watak permaisuri pada kutipan tersebut adalah ….
a. takut pada suami b. keras hati c.
taat beribadah d. suka berkhayal e.
tinggi hati
17. Amanat pada cerita tersebut di atas adalah ….
a. Jangan memuja Dewa-Dewa
b. Bersabarlah dalam menghadapi musibah
c. Bersikaplah saling menghormati antar
suami istri
d. Hindarilah perbuatan tercela
e. Berdoalah dan berusaha jika
menginginkan sesuatu
Sesaat kemudian Zeimu sudah berdiri di
hadapan meja manager penjualan. Pria itu menghirup asap rokoknya ketika burung
beonya mulai berkata-kata dalam nada yang takkenal basa-basi. “Zeimu,
dengarkan! Seperti yang kau tahu, saat ini cukup kritis bagi perusahaan.Lebih
dari sebelumnya, saat ini kita dituntut berprestasi. Dan terus terang saja
Zeimu, setelah menelaah laporan harian hasil penjualanmu, saya hanya dapat
berkata bahwa kau belum berusaha sebaik mungkin, singkatnya kau harus berusaha
lebih keras lagi."
18. Nilai budaya yang terdapat pada kutipan berikut adalah
….
a. pentingnya bekerja sama dengan
pimpinan
b. pemberian intruksi dari atasan
kepada bawahan
c. patuh pada atasan di perusahaan
d. tuntutan dunia kerja pada zaman
sekarang
e. karyawan yang berprestasi adalah
karyawan yang baik
19. Setting yang digunakan dalam cerpen tersebut adalah ….
a. lobby b. kantor direktur c. kantor manager d. ruang staff e. halaman kantor
20. Kasihan Zulbahri. Entah dimana dia sekarang.
Serasa anak sendiri. Masih jelas teringat oleh kami, hari perkenalan kami
dengan Zulbahri. Aneh betul. Kami sedang duduk-duduk di beranda depan. Hari
panas yang kepalang. Adi Usup mempermain-mainkan ujung kebaya ibu. Sampai
kebaya itu robek dibuatnya. Hampir-hampir ia menngis dimarahai ibu.
Unsur instrisik yang menonjol pada
penggalan cerpen yang telah digaris bawahi tersebut adalah…
a. tema b. amanat c.
alur d. penokohan e. latar
<<<<<<<<
SELAMAT MENGERJAKAN >>>>>>>>
KUNCI JAWABAN
1.
A
2.
B
3.
C
4.
B
5.
B
6.
A
7.
A
8.
D
9.
C
10.
B
11.
C
12.
C
13.
E
14.
D
15.
C
16.
D
17.
E
18.
D
19.
C
20.
E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar