RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama
Sekolah : SMA Negeri I
Kediri
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Semester : I
Tema : Persahabatan
Alokasi
waktu : 4 x 45 menit
Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam berbagai
bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif)
Kompetensi Dasar : Menulis gagasan dengan menggunakan
pola urutan waktu dan tempat dalam
bentuk paragraf naratif
Indikator
No.
|
Indikator
|
Nilai Karakter
|
1.
|
Mampu menemukan ciri paragraf narasi
|
Rasa ingin tahu
|
2.
|
Mampu menulis paragraf narasi
|
Kreatif
|
3.
|
Mampu menulis wacana narasi
|
Kreatif
|
4.
|
Mampu menyunting paragraf/wacana
narasi
|
Kreatif
|
·
Proses
Membaca contoh
paragraph narasi, siswa mampu menemukan ciri – ciri paaragraf narasi.
·
Psikomotor
Menulis wacana narasi
·
Afektif Perilaku
berkarakter
Membentuk perilaku siswa
bertanggung jawab dan rasa ingin tahu
Ketrampilan sosial.
Melakukan komunikasi dengan guru dan teman melalui bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan, serta menumbuhkan kreatifitas siswa.
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran diharapkan:
1.
siswa dapat menemukan ciri paragraf narasi dengan benar,
2.
siswa dapat menulis paragraf narasi dengan benar,
3.
siswa dapat menulis wacana narasi dengan benar,
4.
siswa dapat menyunting paragraf/wacana narasi dengan benar.
Proses
1.
Diberikan contoh
paragraph narasi, melalui kegiatan tanya jawab siswa
mampu menemukan ciri – ciri paragraph narasi dengan benar,
2.
Diberikan
materi naratif, siswa mampu menulis
pragraf naratif dengan benar,
Kinerja proses
Setelah mampu menulis paragraph naratif, siswa mampu menulis wacana naratif serta menyunting
wacana naratif yang telah dibuat.
Afektif
Perilaku karakter
Terlibat dalam KBM yang
berpusat pada siswa, siswa dapat menunjukkan tanggung jawab, gemar membaca ,jujur,
membantu teman .
Ketrampilan Sosial
Dalam KBM, siswa mampu berkomunikasi kepada guru
dan temannya melalui bertanya dan berdiskusi , berpendapat, menjawab pertanyaan dan menulis paaragraf naratif
dengan benar.
Materi Pembelajaran
KARANGAN
NARASI
- Pengertian Karangan Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29).
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000:136). Dari dua pengertian yang diungkapkan oleh Atarsemi dan Keraf. Dapat kita ketahui bahwa narasi berusaha menjawab sebuah proses yang terjadi tentang pengalaman atau peristiwa manusia dan dijelaskan dengan rinci berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Narasi adalah suatu karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi adalah karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).
Dari pendapat- pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa halyang berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1.) berbentuk cerita atau kisahan, 2.) menonjolkan pelaku, 3.) menurut perkembangan dari waktu ke waktu, 4.) disusun secara sistematis.
2.
Ciri-ciri
Karangan Narasi
Menurut Keraf (2000:136)
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
- dirangkai dalam urutan waktu.
- berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
- ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur cerita, konfliks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfliks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis.
Menurut Keraf (2000:136)
- Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
- dirangkai dalam urutan waktu.
- berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi?
- ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur cerita, konfliks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
- Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
- Berdasarkan konfliks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai estetika.
- Menekankan susunan secara kronologis.
Ciri
yang dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi
memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari
waktu ke waktu dan memiliki konfliks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri
yang menonjolkan pelaku.
- Tujuan menulis karangan
narasi secara fundamental yaitu:
1.) Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan,
2.) memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. - Langkah-langkah menulis
karangan narasi
1.) Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan
2.) tetapkan sasaran pembaca kita
3.) rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
4.) bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
5.) Rincian peristia-peristiwa uatama ke dalam detail-detail peristiwasebagai pendukung cerita
6.) susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
- Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
- Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
- Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
- Jenis-jenis Karangan
Narasi
a. Narasi Ekspositorik (Narasi Teknis)
Narasi Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atay sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
b. Narasi Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat
Contoh narasi berisi fakta
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama ia adalah seorang nasionalis.
Beliau memimpin PNI
pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat
pengasingan karena keberaniannya Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak
pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru
bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung
tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan
berjuang.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil
mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di
sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam
saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Metode Pembelajaran
1.
Curah pendapat
2.
Penugasan
Langkah – langkah pembelajaran
1.
Pertemuan ke-1
Langkah
|
Terlaksana/ Tidak
|
Karakter
|
Pendahuluan 10 menit
1) Dengan teknik curah pendapat, siswa
mencoba menjelaskan perbedaan paragraf deskripsi dengan paragraf narasi.
2) Guru memberikan penguatan tehadap
jawaban siswa.
3) Guru menjelaskan kompetensi yang
akan dicapai.
|
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
|
|
Inti 70 menit
1) Secara kelompok, siswa membaca
contoh paragraf narasi.
2) Siswa menemukan ciri paragraf narasi
berdasarkan contoh yang dibaca.
3) Secara kelompok siswa beradu cepat
menentukan paragraf yang dapat dikategorikan paragraf narasi dari beberapa
paragraf yang disediakan guru.
4) Secara individual, siswa memilih
satu foto, gambar peristiwa, atau pengalaman sewaktu bepergian.
5) Tiap siswa menceritakan peritiwa
dibalik gambar, foto, dan perjalanan yang pernah dialaminya dalam bentuk
wacana narasi.
6) Tiap kelompok saling menilai
paragraf narasi yang dsusun kelompok lain.
|
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
|
Bersahabat dan komunikatif
Bersahabat dan komunikatif
Rasa ingin tahu
Kreatif
Bersahabat dan komunikatif
|
Penutup 10 menit
1)
Guru menutup kegiatan pada pertemuan pertama dengan
melakukan refleksi, yaitu menanyakan apa yang telah dipelajari dan kesulitan
yang dihadapi siswa.
2)
Guru menjelaskan tugas-tugas pada pertemuan berikutnya,
yaitu menemukan teks yang di dalamnya memuat paragraf narasi secara
individual.
|
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
|
2.
Pertemuan ke-2
Langkah
|
Terlaksana/ Tidak
|
Karakter
|
Pendahuluan 10 menit
Guru meminta beberapa siswa melaporkan hasil kerjanya
dan siswa yang lain memberikan tanggapan.
|
Terlaksana/ Tidak
|
|
Inti 70 menit
1)
Uji kompetensi menulis paragraf narasi.
2)
Tiap siswa saling menilai hasil kerja temannya.
|
Terlaksana/ Tidak
Terlaksana/ Tidak
|
Kreatif
Bersahabat dan komunikatif
|
Penutup 10 menit
Reviu
tentang hasil uji kompetensi dan refleksi dengan jurnal tertulis, menanyakan
apa yang telah dikuasai dan belum dikuasai terkait dengan kompetensi menulis
paragraf narasi serta kesan-kesan
selama pembelajaran berlangsung.
|
Terlaksana/ Tidak
|
Alat/Bahan/Sumber:
1.
Contoh paragraf
2.
Suryanto,Alex.2007.
Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia.Tangerang: Esis.
3.
Argumentasi dan Narasi oleh Gorys Keraf
Penilaian
1.
Teknik : · Tes
untuk penilaian hasil
· Nontes
untuk penilaian proses
2.
Bentuk : · Performansi/Praktik
untuk penilaian hasil
· Observasi
untuk penilaian proses
3.
Alat Penilaian :
Tulislah wacana narasi yang menceritakan
pengalamanmu sewaktu bepergian!
Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis
Paragraf Narasi
No.
|
Aspek
|
Deskripsi
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Ketepatan jenis wacana
|
Apakah berupa wacana narasi, yaitu wacana yang bertujuan
menceritakan suatu peristiwa?
|
||
2.
|
Organisasi Wacana
|
Apakah wacana memuat satu paragraf pendahuluan?
Apakah wacana memuat beberapa paragraf tentang isi?
Apakah wacana dilengkapi dengan satu paragraf penutup?
Yang semuanya menceritakan sesuatu?
|
||
3.
|
Keterpaduan wacana
|
Apakah antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya
berkaitan ditandai oleh adanya urutan kronologis (waktu/peristiwa)?
|
||
4.
|
Kesalahan struktur kalimat
|
Apakah tidak ada kesalahan struktur kalimat?
|
||
5
|
Ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca
|
Apakah tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan dan
tanda baca?
|
Penilaian Proses
Alat Penilaian
Amatilah
proses kinerja siswa selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format berikut!
No.
|
Nama Siswa
|
Kesediaan
mengerjakan tugas
|
Kesedian bekerja
sama
|
Keaktifan
|
Catatan:
+ : Bersedia
mengerjakan tugas, bekerja sama, dan aktif mengikuti seluruh
proses pembelajaran.
- : Tidak
bersedia mengerjakan tugas, tidak mau bekerja sama, dan tidak
aktif mengikuti seluruh
proses pembelajaran.
Mengetahui Kediri,
7 Oktober 2011
Guru
Pembimbing ( Pamong ) Mahasiswa
PPL
Drs.
ALI HASAN DEWI UKHWATUL KHASANAH
LAMPIRAN
CONTOH – CONTOH PARAGRAF
1.
Ir. Soekarno,
Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI
pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat
pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.
2.
Aku tersenyum sambil
mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di
sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku
jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
3.
Pada malam hari,
pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang
memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu
memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman
yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu
indah.
4.
Mengembangkan
hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada satu hal: anda
harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti manusia atau orang, tahu akan
ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki kemampuan
mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah
keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir.
Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan kaset raihlah apa yang anda
peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang
lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah satu gaya hidup yang harus
dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.
5.
Sejak zaman dahulu,
nenek moyang kita sudah mengenal tanaman lidah buaya serta manfaatnya. Manfaat
lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tetapi juga bermanfaat bagi
kesehatan.Tumbuhan tanpa buah ini mempunyai ciri: daun berbentuk panjang,
tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging.
Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak
yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan.
Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur
rambut, tetapi justru sebagai minuman yang menyehatkan.
6.
Banyak orang yang meremehkan
sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat
sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat
kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli
terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar