Media massa baik media cetak
maupun media elektronik memberikan informasi berupa berita, hiburan, dan
informasi lainnya. Media massa yang ada pada saat ini merupakan rangkaian
proses mulai dari kegiatan pencarian berita, pemuatan di media cetak atau
disajikan di media elektronik untuk proses selanjutnya dipasarkan kepada
masyarakat. Proses produksi pemberitaan di media massa melalui beberapa tahap,
antara lain :
1. News
Planning ( perencanaan berita)
Dalam tahap ini redaksi melakukan
Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan.
Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik.
Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan
dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan.
2. News
Hunting (pengumpulan bahan berita)
Setelah rapat proyeksi dan
pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan data (bahan berita)
berupa fakta dan data. Pencarian data tersebut dilakukan pada pagi hari sampai
siang hari. Pencarian data – data tersebut diperoleh melalui reportase
(peliputan), penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui wawancara dan
riset kepustakaan.
a.
Reportase
Reportase adalah kegiatan
jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke "TKP" (tempat
kejadian perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian / peristiwa,
lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data
yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur berita 5W + 1H – What (peristiwa
apa), Who (siapa yang terlibat dalam peristiwa itu), Where (dimana
kejad.iannya), When (kapan kejadiannya), Why (mengapa peristiwa itu terjadi),
dan How (bagaimana proses kejadiannya). Peristiwa yang diliput harus bernilai
jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual,
penting dan menarik.
b.
Wawancara
Semua jenis peliputan berita
memerlukan proses wawancara (interview) dengan sumber berita atau nara
sumber (interviewee). Wawancara bertujuan menggali informasi,
komentar, opini, fakta atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan
mengajukan pertanyaan kepada nara sumber.
c.
Riset Kepustakaan
Riset kepustakaan (studi
literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari kliping
koran, makalah-makalah atau artikel koran, menyimak brosur-brosur, membaca buku
atau menggunakan fasilitas search engine di internet.
3. Pengolahan
Data dan News Writing (penulisan naskah)
Setelah wartawan memperoleh
berita, kemudian dilakukan rapat penentuan kembali berita yang akan
dimuat. Data yang telah terkumpul mulai diolah dengan mencocokkan rencana awal
dengan data yang diperoleh. Jika terjadi ketidakcocokan data di lapangan dengan
perencanaan sebelumnya, terlebih dahulu wartawan harus mengubah sudut
pandang (angle) dan fokus berita serta membuat rencana tulisan
yang baru sesuai dengan data yang ada.
Setelah ditentukan angle
baru atau data itu sudah sesuai dengan perencanaan, langkah selanjutnya adalah
menyiangi data dengan memilah-milah data yang relevan serta membuang data
yang tidak perlu. Melalui proses menyiangi ini akan terlihat reportase yang
dilengkapi dengan wawancara khusus atau wawancara itu dimasukkan dalam bagian
reportase, artinya menyatu dengan tulisan induk. Selain itu, Juga terlihat
tulisan yang perlu didukung oleh grafik atau tabel agar lebih mudah menjelaskan
kepada pembaca.
Agar mudah mengolah data ,
terlebih dahulu dibuat outline . Apalagi berita yang dirancang itu
merupakan berita panjang sejenis laporan utama serta melibatkan wartawan
yang banyak, outline akan sangat membantu karena dapat mengatur
lalulintas informasi dan membagi permasalahan. Penulis berita tinggal mengikuti
out line itu.
Setiap media massa mempunyai cara
tersendiri dalam pengolahan berita serta memberikan suatu ciri yang
khas dalam penyajiannya. Media massa harus muncul dengan konsep pemberitaan multi
angle (banyak angle pemberitaan) dan friendly newspaper (koran yang
bersahabat). Konsep multi angle tertuang dalam penyajian berita yang diangkat
dengan berbagai angle/sudut pemberitaan. Hal ini memudahkan pembaca untuk
menangkap informasi secara lebih cepat dan mampu memilah bagian informasi
penting dalam satu topik pemberitaan. Sedangkan konsep friendly newspaper tertuang
pada penyajian berita-berita yang ekslusif, dapat dibaca dengan cepat, serta
lebih menekankan pada penyelesaian masalah pada pemberitaan yang bersifat
konflik.
Agar menarik dan memaksa orang
membaca, ada sesuatu yang ditonjolkan dari penulisan berita sesuai dengan
teknis penyajiannya, misalnya dengan memperbesar tulisan judul, meletakkan
tulisan diantara garis-garis hias, menggunakan kalimat-kalimat yang singkat
tapi mengena,dsb . Selain itu, halaman depan koran Radar Kediri dibuat
semenarik mungkin . Demikian pula berita untuk halaman pertama ini dijaga agar
selalu hangat, up to date dan merupakan berita terpenting yang khas dan
tidak dimiliki koran lain.
Setelah jelas halaman tempat
berita itu akan dimuat, panjang berita, serta penekanan pada aspek berita yang
ditonjolkan, kemudian berita tersebut mulai ditulis. Hasil tulisan diserahkan
kepada redaktur terkait, untuk disunting dari segi bahasa dan isinya.
4.
News Editing ( penyuntingan naskah).
Data yang telah diolah
dan diketik kemudian harus disunting dari segi redaksional (bahasa)
dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata,
sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang
menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang
tersedia.
5.
Layout Berita
Layout bisa diartikan
sebagai penyusunan tata letak perwajahan sebuah media cetak. Layout dilakukan
dengan memasukkan ilustrasi atau foto, desain cover, dsb. ke dalam berita
yang telah diketik. Persoalan desain-desain dan penempatan berita dikerjakan
oleh seorang layouter. Jadi, dalam penerbitan media cetak, seorang layouter
berperan sangat penting. Setelah proses layout selesae, selanjutnya
desain koran yang sudah jadi dikirim ke percetakan koran.
Tujuan Pengolahan Data Berita
1. Untuk mengetahui kesesuaian hasil liputan dengan rancangan awal yang sebelumnya ditetapkan dalam rapat redaksi. Apakah ada hal-hal yang baru, yang mungkin lebih menarik diangkat dalam penulisan. Atau, sebaliknya, hasil liputan ternyata justru biasa saja, tidak sehebat atau sedramatis yang diharapkan.
1. Untuk mengetahui kesesuaian hasil liputan dengan rancangan awal yang sebelumnya ditetapkan dalam rapat redaksi. Apakah ada hal-hal yang baru, yang mungkin lebih menarik diangkat dalam penulisan. Atau, sebaliknya, hasil liputan ternyata justru biasa saja, tidak sehebat atau sedramatis yang diharapkan.
2. Untuk mengetahui
kelangkapan data yang terliput oleh reporter serta mempertimbangkan asas keberimbangan
dan proporsionalitas dalam isi pemberitaan.
3. Untuk menentukan letak
berita itu akan ditempatkan. Di sejumlah media, ada rapat khusus (kadang-kadang
disebut rapat budgeting, meski ini tidak ada hubungannya dengan uang)
untuk membahas penempatan berita . Hasil liputan itu layak untuk berita utama
di halaman pertama, atau sekadar layak untuk dimuat pendek di halaman dalam,
atau justru tidak layak dimuat sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar