a.
Pengertian Kebiasaan Membaca
Apabila suatu kegiatan atau sikap,
baik yang bersifat fisik maupun mental, telah mendarah daging pada diri
seseorang, maka dikatakan bahwa kegiatan atau sikap itu telah menjadi
kebiasaan. Terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu
singkat, tetapi pembentukan itu adalah proses perkembangan yang memakan waktu
relatif lama.
Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan
membaca adalah kegiatan membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang
(dari segi kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah
membudaya dalam suatu masyarakat)18.
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi
berpendapat bahwa “apabila membaca buku itu diwajibkan untuk mengulang
berkali-kali maka akan terbentuklah kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca
akhirnya akan menimbulkan kegemaran membaca”19.
b.
Kebiasaan Sejak Kecil
Pada waktu anak belajar membaca, ia
belajar mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata
lain. Anak harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh
agar diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari
membaca secara struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata
dengan seksama pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak
melakukan kebiasaan berikut:
1)
Menggerakkan bibir untuk
melafalkan kata yang dibaca.
2)
Menggerakkan kepala dari kiri
ke kanan.
3)
Menggunakan jari atau benda
lain untuk menunjuk kata demi kata20.
Secara tidak disadari, cara membaca
yang dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa.
c.
Membentuk Kebiasaan membaca
Efisien
Membentuk kebiasaan membaca yang
efisien memakan waktu yang relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan
kemauan serta motivasi perlu ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat
oleh motivasi. Selain itu faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan
tidak mendorong, dan bahkan menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak
akan terbentuk.
Oleh karena itu, usaha-usaha
pembentukan hendaklah dimulai sedini mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa
anak-anak. Pada masa anak-anak, usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi
minat yang baik dapat dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah
anak mulai dapat mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan
berbicara).
d.
Usaha-usaha Mengembangkan Minat
dan Kebiasaan Membaca pada Anak
Banyak usaha-usaha yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun
usaha-usaha itu memiliki sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat
membaca, bertujuan utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga
untuk mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat
membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan, melainkan
juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.
Adapun usaha-usaha yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1)
Pengaruh dan Peranan Orang tua
Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas
Sekolah-sekolah Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
kemajuan anak di sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di rumah.
Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan
penelitiannya bahwa peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak,
terutama pada tingkat prasekolah dan SD, khususnya dalam membaca dan
perkembangan bahasa. Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan dengan:
a)
Mendorong perkembangan bahasa
anak.
b)
Menjadi teladan dalam membaca.
c)
Membaca dan bercerita.
d)
Bermain dengan bacaan dan
tulisan.
e)
Memanfaatkan sarana-sarana
lingkungan21
Mendorong perkembangan bahasa anak
dapat dilakukan terutama melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara
mendorong perkembangan bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan,
pengomentaran, dan responsi dorongan.
Orang tua harus menjadi teladan bukan
hanya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam
membaca.
Bercerita kepada anak memainkan
peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca,
tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak.
Bermain-main dengan bacaan dan
tulisan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca dan menulis dalam diri
anak-anak.
Selain dari kegiatan-kegiatan di
rumah dengan memanfaatkan sarana-sarana yang ada, orang tua juga perlu
memanfaatkan berbagai sarana yang terdapat dalam lingkungan seperti toko buku,
perpustakaan, kantor pos, televisi (TV), plaza, dan toko swalayan, dan
lain-lain.
2)
Membaca Dini
Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara
terprogram (secara formal) kepada anak prasekolah.
DP. Tampubolon mengemukakan ada empat
keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar
mengajar:
a)Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak.
b)
Situasi akrab dan informal di
rumah dan di kelompok bermain (KB) atau taman kanak-kanak (TK) merupakan faktor
yang kondusif bagi anak untuk belajar.
c)Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan,
serta dapat diatur.
d)
Anak-anak yang berusia dini
dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat22.
Bertitik tolak dari pengertian bahwa
membaca adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan,
dan membaca dini merupakan usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar,
DP. Tampubolon menyebutkan lima
prinsip pokok membaca dini, yaitu:
(a)
Materi bacaan harus terdiri
dari kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat. Ini berarti bahwa bacaan itu
harus mempunyai makna yang dapat dipahami oleh anak.
(b)
Membaca terutama didasarkan
pada kemampuan memahami bahasa lisan, dan bukan pada kemampuan berbicara.
(c)
Mengajarkan membaca bukan
mengajarkan aspek-aspek kebahasaan seperti tata bahasa, kosa kata, dan
lain-lain, dan bukan mengajarkan logika atau cara berpikir (walaupun membaca
tidak terlepas dari proses berpikir). Bahan-bahan pelajaran membaca dini
haruslah yang berada dalam ruang lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak.
(d)
Membaca tidak harus bergantung
pada pengajaran menulis. Ini berarti bahwa anak dapat diajar membaca, walaupun
dia belum dapat menulis.
(e)
Pengajaran membaca harus
menyenangkan bagi anak.
Dari penjelasan di atas kiranya dapat
dilihat bahwa pengajaran membaca adalah bersifat individual. Program dan metode
harus disesuaikan dengan perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada
dasarnya orang tua atau guru KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan
program (bahan-bahan pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai
dengan perkembangan anak atau anak-anak yang bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar