Ada yang bilang hujan itu bencana, tapi banyak juga
yang berkata bahwa hujan itu anugerah. Hujan pengundang keluhan, tetapi juga
pembangkit memori.
Seperti hujan hari ini memutar memoriku pada peristiwa setahun lalu. Sore itu, Waktu itu Aku dan kamu duduk bersama di tempat seperti biasa . kita berdua menikmati hujan ditemani segelas susu panas di tepi bantaran sungai brantas. Butiran hujan yang jatuh menyatu dengan aliran air, menyisakan percikan yang indah. Suaranya mengalun merdu diiringi nyanyian katak berdendang ria. Begitu juga buliran hujan itu andaikan bisa bicara mereka kan bersorak bahagia dapat menyatu kembali dengan air dan bersama-sama menebar kebaikan pada semua.
Seperti hujan hari ini memutar memoriku pada peristiwa setahun lalu. Sore itu, Waktu itu Aku dan kamu duduk bersama di tempat seperti biasa . kita berdua menikmati hujan ditemani segelas susu panas di tepi bantaran sungai brantas. Butiran hujan yang jatuh menyatu dengan aliran air, menyisakan percikan yang indah. Suaranya mengalun merdu diiringi nyanyian katak berdendang ria. Begitu juga buliran hujan itu andaikan bisa bicara mereka kan bersorak bahagia dapat menyatu kembali dengan air dan bersama-sama menebar kebaikan pada semua.
Hawa
dingin yang kurasakan segera sirna tatkala kusruput susu panas yang tersedia di
meja. Ah, ada kehangatan yang berbeda
yang kurasakan tatkala aku duduk di sampingmu sambil bercerita seribu kisah
usang. seribu kisah usang yang kita
ceritakan tak bisa terhapus oleh derasnya hujan. Karna di setiap kisah
tersimpan sejuta makna yang dapat menginspirasi banyak orang, termasuk aku. Setidaknya, kamu telah menjadi inspirator aku. Karena kamu mampu mengubah hidupku. Kini,
seiring berjalannya waktu semua telah berlalu. Hujan deras telah menghentikan
kisahku. Aku kehilangan inspiratorku. Namun, aku tetap berharap akan muncul warna pelangi di penghujung derasnya hujan.
Tak
kusangka semua berjalan begitu cepat, begitu singkat. Ketika kesetiaanku
dipertaruhkan, sebisa mungkin kupertahankan. Tapi kamu telah menghancurkan
segalanya. Kesetiaan yang selama ini kupertahankan tidak ada harganya. Aku kecewa,
sedih, terluka. Andaikan waktu bisa diputar, aku tak akan rela membiarkan
perasaanku jatuh cinta kepadamu , bahkan
menghabiskan waktu untuk bertemu sama kamu. MENYESAL...ya sepatah kata itulah
yang mewakili perasaanku.
Andaikan
dulu persahabatan kita tak mengenal kata cinta, pasti akan kekal selamanya. Kini,
kau menjauh dariku, hilang bagai ditelan bumi. Tak ada jejak tak ada tapak, yang
tersisa hanyalah seribu kisah usang yang menempel pada sebuah memori yang
tersimpan di sepanjang sudut kenangan. Dan aku di sini sedang berusaha untuk ‘delete’ segala yang tersimpan dalam memori
itu dan meng-upgrade dengan kisah
baru yang lebih seru. Tapi apa daya, aku belum mampu..biarlah waktu yang mengubur dalam-dalam kenangan itu.
Rintik hujan mengguyur
basahi bumi yang mulai mengering
aroma tanah yang mulai basah
mengingatkan akan setitik kenangan yang tak rapuh di makan waktu yang tak berhenti berputar
beku abadi dalam memori
basahi bumi yang mulai mengering
aroma tanah yang mulai basah
mengingatkan akan setitik kenangan yang tak rapuh di makan waktu yang tak berhenti berputar
beku abadi dalam memori
mengingatkanku akan dirimu..saat itu
kotak kecil dalam memoriku tersentuh
memancarkan cahaya kenangan
saat itu juga aku berhenti berjalan
terdiam melihat sekelebat kenangan yang bergilir berganti dalam kepalaku
saat itu tak hanya air dari langit
air dari mataku juga ikut jatuh membasahi pipiku
kenangan itu mungkin tak akan terulang
namun kau selalu disini… di hatiku
yang kenangannya tak pernah rapuh dari hatiku.