A. Sinonim
Secara
etimologis kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kono yaitu anoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Secara
harfiah kata sinonim berarti ‘nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Secara
semantik Verhaar ( 1978 ) dalam bukunya Chaer (1994:82) mendefinisikan “
Sebagai ungkapan ( bisa berupa kata, frase, kalimat) yang maknanya kurang lebih
sama dengan makna ungkapan lain”. Pada definisi di atas dikatakan “maknanya
kurang lebih sama” ini berarti “Dua buah kata yang bersinonim itu kesamaan
maknanya tidak seratus persen, hanya kurang lebih saja” ( Zgusta : 1971 dalam
bukunya Chaer,1994:83).
Contoh
: Bodrex redakan pening,pusing. Bodrex
dapat diminum kapan saja.
B. Antonim
Antonim
sering dianggap sebagai lawan kata namun pada hakikatnya yang berlawanan
bukanlah kata – kata itu,melainkan makna dari kata – kata itu. “ Istilah
antonimi dipakai untuk menyatakan ‘lawan kata’ sedangkan kata yang berlawanan
disebut antonim” (Keraf ,2009:39 ). Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno
yaitu onoma yang artinya ‘ nama’ dan anti yang
artinya ‘melawan’. Makna secara bahasa antonim adalah ‘nama lain untuk benda
lain pula’. Secara semantik menurut Verhaar ( 1978 ) dalam bukunya Chaer (
1994:88) mendefinisikan “ Sebagai ungkapan (biasanya berupa kata tetapi dapat
pula berupa frase dan kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari ungkapan
lain”.
Hubungan makna
antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah. Antonim tidak bersifat
mutlak sama halnya dengan sinonim. Menurut Verhaaar ( 1978 ) dalam bukunya
Chaer (1994:88) “ … yang maknanya dianggap kebalikan dari makna lain”. Jadi
antonim hanya dianggap kebalikan bukan mutlak berlawanan. Sehubungan dengan ini
banyak pula yang menyebutnya oposisi makna. Dengan istilah oposisi, bisa
tercakup dari konsep yang betul – betul berlawanan sampai hanya yang bersifat
kontras saja. Oposisi dapat dibedakan menjadi,
a.
Oposisi Mutlak
Oposisi
ini terdapat pertentangan secara mutlak. Misalkan antara hidup dan mati.
b.
Oposisi Kutub
Kata
– kata yang bertentangan dalam oposisi kutup tidaklah mutlak tetapi bersifat
gradasi. Artinya terdapat tingkat – tingkat makna pada kata – kata tersebut.
Misalkan antara kaya dan miskin, panjang dan pendek, tinggi rendah.
c.
Oposisi Hubungan
Makna
kata – kata yang beroposisi hubungan ( relasional ) ini bersifat saling
melengkapi. Artinya kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang
melengkapinya. Tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada. Kata – kata
yang beroposisi ini bisa berupa kata kerja seperti : maju – mundur, pulang –
pergi, belajar – mengajar. Berupa kata benda misalnya : guru – murid, ayah –
ibu, buruh majikan.
d.
Oposisi Hierarkial
Makna
kata yang beroposisi hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang atau
tingkatan. Kata – kata yang beroposisi hierarkial kata – kata yang berupa nama
satuan ukuran, nama satuan hitungan, penanggalan, dan jenjang kepangkatan,dan
sebagainya. Misalkan kuintal dengan ton,meter dengan kilometer.
e.
Oposisi Majemuk
“
Oposisi majemuk adalah oposisi yang mencangkup suatu perangkat yang terdiri
dari dua kata” ( Keraf, 2009:40 ). Selama ini kita selalu mengenal oposisi
diantara dua buah kata. Namun pembendaharaan kata – kata bahasa Indonesia ada
kata – kata yang beroposisi terhadap lebih dari dua kata inilah yang disebut
oposisi majemuk. Misalkan kata berdiri beroposisi dengan duduk, berbaring,
tiarap, jongkok.
Contoh : Armada
Pagora Jaya melayani cash dan kredit motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar