a. Pengertian
Kosakata
Ada beberapa
pengertian kosakata yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Menurut Mukidi (1994: 43) kosakata sama
dengan leksikon. Di sini leksikon diartikan sebagai perbendaharaan kata dalam
suatu bahasa. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi
tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 597) kosakata diartikan sebagai
perbendaharaan kata. Kridalaksana (1993: 127) menjelaskan bahwa kosakata sama
dengan leksikon, sedangkan yang dimaksud dengan leksikon adalah: (1) komponen
bahasa yang memuat secara informatif tentang makna dan pemakaian kata dalam
suatu bahasa, (2) kekayaan kosakata yang disusun seseorang pembicara atau
penulis, (3) daftar kata yang disusun dengan penjelasan singkat dan praktis.
Dari uraian
di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan komponen bahasa
yang memuat daftar kata-kata beserta batasannya yang penggunaannya sesuai
dengan makna dan fungsinya.
Adiwimanta (lewat Dipodjojo, 1984: 21) membatasi pengertian kosakata pada:
1. semua kata yang terdapat dalam suatu
bahasa,
2. kata-kata yang dikuasai oleh seseorang
atau dipergunakan oleh sekelompok orang dalam suatu lingkungan yang sama,
3. kata-kata yang dipakai dalam suatu bidang
ilmu pengetahuan,
4. seluruh morfem yang ada dalam suatu bahasa
yang disusun secara alfabetis disertai dengan batasan dan keterangannya.
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan sejumlah
kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. Dengan demikian, penguasaan kosakata
dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menguasai dan mempergunakan
kata-kata atau perbendaharaan kata yang terdapat dalam suatu bahasa.
b. Penguasaan Kosakata
Menurut
Darmiyati Zuchdi (1995: 3-7) penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang
untuk mengenal, memahami, dan menggunakan kata-kata dengan baik dan benar,
dengan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Mengenal kata adalah
memperoleh kata-kata baru dari hasil mendengarkan atau dari hasil membaca.
Selanjutnya, hakikat memahami kata-kata adalah memperoleh kosakata baru,
mengerti kata dan artinya serta memahami keterkaitan kata dan konsep yang
diawali kata-kata tersebut. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2000: 534) memberikan batasan penguasaan kosakata sebagai
pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan sesuatu hal (sejumlah kekayaan
kata yang terdapat dalam suatu bahasa).
Nurgiyantoro
(2001: 213) menyatakan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan kata-kata. Kemampuan untuk memahami diwujudkan
dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan kemampuan
mempergunakan diwujudkan dalam kegiatan menulis dan berbicara.
Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas, selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penguasaan
kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan secara
tepat kata-kata yang dimiliki, baik secara lisan maupun tertulis.
c. Peranan Kosakata
Kosakata
mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kegiatan komunikasi di masyarakat dan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penguasaan kosakata yang cukup akan memperlancar pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Lebih lanjut,
Nurgiyantoro (2001: 166) menyebutkan bahwa kosakata merupakan alat utama yang
harus dimiliki seseorang yang akan belajar bahasa sebab kosakata berfungsi
untuk membentuk kalimat serta mengutarakan isi pikiran dan perasaan, baik
secara lisan maupun tertulis.
Tarigan
(1986: 3) mengemukakan betapa pentingnya peranan kosakata dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, di antaranya:
1. kualitas dan kuantitas serta kedalaman
kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan
mentalnya;
2. pengembangan kosakata merupakan
pengembangan konsep tunggal yang merupakan tujuan pendidikan dasar bagi setiap
sekolah atau perguruan;
3. semua jenjang pendidikan pada prinsipnya
adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual;
4. pengembangan kosakata dipengaruhi oleh
usia, jenis kelamin, kemampuan bawaan, dan status sosial;
5. faktor-faktor geografis mempengaruhi
perkembangan kosakata;
6. telaah kata yang efektif harus beranjak
dari arah kata-kata yang telah diketahui menuju kata-kata yang belum diketahui.
Beberapa
pendapat di atas menunjukkan bahwa penguasaan kosakata yang cukup sangat
diperlukan dalam kegiatan yang melibatkan kemampuan berbahasa seseorang,
termasuk dalam pembelajaran di sekolah dan kegiatan berkomunikasi di
masyarakat.
d. Penilaian Penguasaan Kosakata
Tes
kosakata merupakan bagian dari tes kemampuan kebahasaan. Tes ini dilakukan
untuk melakukan penilaian atau memperoleh informasi
tentang hasil belajar bahasa yang dicapai oleh anak didik, yang secara tidak
langsung akan memberikan pula informasi tentang berbagai segi penyelenggaraan
pengajaran (Djiwandono, 1996: 6).
Menurut
Djiwandono (1996: 42) dalam kegiatan berkomunikasi kosakata merupakan unsur
yang amat penting. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa sebagian
besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dengan
demikian, apabila seorang anak kurang memiliki kemampuan
dalam menguasai kosakata, anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami
suatu bahasa.
Pada anak,
penguasaan kosakata tidak cukup hanya memahami saja, tetapi hal itu juga harus
meliputi kemampuan penggunaan kosakata tersebut dalam kegiatan berkomunikasi.
Nurgiyantoro (2001: 196) mengemukakan bahwa kemampuan untuk memahami kosakata merupakan penguasaan reseptif, sedangkan
kemampuan mempergunakan kosakata merupakan penguasaan produktif. Penguasaan
reseptif terlihat ketika anak mampu melakukan kegiatan membaca dan menyimak,
sedangkan penguasaan produktif terlihat dalam kegiatan berbicara dan menulis.
Tes
kosakata dilakukan untuk mengukur kemampuan anak didik, baik yang bersifat
reseptif maupun yang bersifat produktif. Dengan demikian,
dalam tes kosakata antara kemampuan reseptif dan kemampuan produktif harus
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Menurut Nurgiyantoro (2001:
196) dalam tes kosakata ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (a)
pemilihan kosakata yang akan diteskan, dan (b) pemilihan bentuk dan cara
pengetesan khususnya yang menyangkut penyusunan tes yang sesuai dengan
tingkatan-tingkatan aspek kognitif tertentu.
Tingkatan
tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini mengacu pada tingkatan kognitif
yang biasa disebut taksonomi
Bloom. Tingkatan ini terdiri dari enam tingkatan yaitu tingkat
pengetahuan/ingatan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi (C3),
tingkat analisis (C4), tingkat evaluasi (C5), dan tingkat kreativitas (C6),
(Anderson & Krathwohl (Ed.), 2001: 66).
Nurgiyantoro
(2001: 209) menyatakan bahwa untuk tes penguasaan kosakata tingkatan kognitif
yang dipakai sampai pada tingkat analisis (C4). Berdasarkan pendapat tersebut
tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini menggunakan empat tingkatan yaitu
tingkat ingatan/pengetahuan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi
(C3), dan tingkat analasis (C4). Tes kosakata tingkat kognitif yang tinggi (C5
dan C6) tidak digunakan dalam penelitian ini karena tes dengan tingkat kognitif
tersebut menuntut kemampuan yang lebih dalam
dan sekaligus dapat menilai proses berpikir. Selain itu, tes kosakata tingkat
C5 dan C6 lebih tepat apabila digunakan untuk tes bentuk esai.
materi yang sangat mambantu, klo bisa ada daftar pustakanya bu, trims
BalasHapus