a. Pengertian Menulis
Menulis
adalah kegiatan mengabadikan bahasa dengan tanda-tanda grafis yang disertai
dengan aktivitas berpikir dan berbahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 1219) menulis diartikan sebagai
kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan; membuat huruf dengan pena.
Menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
adalah kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis sang
penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus malalui latihan
dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan, 1985: 3-4).
Robert Lado (lewat Suriamiharja, 1996:1)
menyatakan bahwa: To write is to put down
the graphic symbols that represent a language one
understand, so that other can read these graphic representation. Kalimat di atas dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh
seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut
beserta simbol-simbol grafisnya.
Menulis
adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan kehendak kepada orang lain
secara tertulis. Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa menulis adalah
menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau
perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya.
Kesimpulan
yang dapat diambil dari beberapa teori di atas yaitu bahwa menulis adalah
kegiatan berbahasa secara tidak langsung yaitu dengan melukiskan atau
menuangkan ide, gagasan, atau perasaan dalam bentuk grafis atau
lambang-lambang grafis berupa huruf, kata, kalimat, dan parangaf secara utuh
dan bermakna.
b. Keterampilan Menulis
Berdasarkan
kesimpulan yang diperoleh tentang pengertian menulis, selanjutnya dapat
diperoleh pengertian bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang
dalam melukiskan atau menuangkan ide, gagasan, atau perasaan dalam bentuk grafis atau
lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri ataupun
orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa
tersebut.
Keterampilam
menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai
peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis,
seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan
tujuannya. Selain itu, menulis dapat melatih seseorang untuk berpikir kritis
dan kreatif. Pada saat menulis, penulis didorong untuk mengungkapkan gagasan
dan pikirannya secara kritis,
kemudian dengan kreatif menyusun ide dan
gagasannya ke dalam serangkaian bahasa yang efektif agar dapat dengan tepat
diterima oleh pembaca.
Dalam
menulis diperlukan adanya suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan
dan mempunyai urutan logis dengan menggunakan kosakata dan tata bahasa tertentu
atau kaidah bahasa yang digunakan sehingga dapat menggambarkan atau dapat
menyajikan informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah sebabnya
diperlukan latihan dan praktek yang terus-menerus dan teratur untuk terampil
menulis.
Keterampilan
menulis adalah kecakapan seseorang untuk memakai bahasa secara tertulis,
bagaimana ia mampu mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya dalam bentuk
tulisan. Seseorang akan dikatakan terampil menulis apabila hasil tulisannya
sudah baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Diungkapkan Suriamiharja (1996:
3) seseorang dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika dia dapat
mengungkapkan maksud dan tujuannya dengan jelas sehingga orang lain dapat
memahami apa yang diungkapkannya. Adapun ciri-ciri tulisan yang baik menurut Adel Stein & Dival (dalam Tarigan, 1986: 6-7) antara lain:
a. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan
sang penulis mempergunakan nada yang serasi,
b. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan
sang penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang
utuh,
c. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan
sang penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan
struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan
yang diinginkan oleh sang penulis. Dengan demikian, para pembaca tidak usah
payah-payah bergumul memahami makna tersurat dan tersirat,
d. tulisan yang baik mencerminkan keampuhan
sang penulis secara meyakinkan: menarik minat pembaca terhadap pokok
pembicaraan serta mendemontrasikan suatu pengertian yang masuk akal dan
cermat-teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan
kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap kata haruslah
menunjang pengertian yang serasi, sesuai dengan yang diinginkan oleh sang
penulis,
e. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan
sang penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta
memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi
penulisan yang tepat guna atau penulisan efektif,
f. tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan
sang penulis dalam naskah atau manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan
tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan
dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang
baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal kecil seperti itu dapat memberi akibat
yang kurang baik terhadap karyanya.
Untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan
dalam menulis, menurut D. Angelo
(dalam Tarigan, 1983: 22) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan,
yaitu: (1) penentuan maksud dan tujuan penulisan, agar pembaca memahami ke mana
arah tujuan penulisan itu sendiri, (2) kondisi pembaca, artinya tulisan
tersebut ditujukan kepada pembaca yang bagaimana sehingga tulisan yang dibuat
menjadi suatu karya yang berguna, dan (3) waktu dan kesempatan, artinya: apakah
tulisan yang dibuat sesuai dengan berlangsungnya suatu kejadian sehingga
menarik untuk dibaca.
Seperti
yang sudah dikemukakan sebelumnya, kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan dapat melatih manusia
untuk berpikir kritis dan kreatif. Banyak keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan menulis. Menurut Sabarti Akhadiah (1991: 1-2) ada delapan kegunaan
menulis, sebagai berikut.
1. Penulis dapat mengenali kemampuan dan
potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana
pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis
harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya,
2. Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan
berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan
berbagai gagasan,
3. Penulis dapat lebih banyak menyerap,
mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai
fakta-fakta yang berhubungan,
4. Penulis dapat mengorganisasikan gagasan
secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian,
penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar-samar,
5. Penulis akan dapat meninjau dan menilai
gagasannya sendiri secara objektif,
6. Dengan menulis sesuatu di atas kertas,
penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret,
7. Dengan menulis, penulis terdorong untuk
terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,
bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain,
8. Dengan kegiatan menulis yang terencana
membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Berdasarkan teori-teori di atas, selanjutnya
dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan atau kecakapan
seseorang dalam menyampaikan ide, gagasan atau segala sesuatu yang ada dalam
pikirannya dalam bentuk tulisan yang tertib dan teratur sehingga dapat dibaca,
dimengerti, dan dipahami oleh orang lain secara tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar