Keraf (2004:40) mengungkapkan
bahwa kalimat efektif mempersoalkan
bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang,
bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar dan sanggup menarik perhatian pembaca
dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan. Kalimat efektif adalah kalimat
yang memenuhi syarat – syarat : (1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan pembicara atau penulis, (2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
Keraf (2004:40-60) mengupas
ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
1) Kesatuan gagasan
Kalimat yang baik harus memperlihatkan
adanya kesatuan gagasan,
mengandung satu ide pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh
diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan gagasan lain yang
tidak ada hubungan, atau menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai
hubungan sama sekali. Bila dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan disatukan, maka akan rusak
kesatuan pikiraan itu.
Putrayasa
(2010:54) betapapun bentuk kalimat , baik kalimat inti maupun kalimat luas ,
agar tetap berkedudukan sebagai kalimat efektif , haruslah mengungkapkan sebuah
ide pokok atau satu kesatuan pikiran. Kesatuan tersebut bisa dibentuk jika ada
keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan objek-keterangan.
2)
Kalimat efektif mewujudkan koherensi yang baik dan kompak
Koherensi atau kepaduan yang baik dan
kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur yang
membangun kalimat, sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
3)
Kalimat efektif diwarnai penekanan
Agar
komunikasinya sampai dan mengesan, kata yang dipentingkan harus mendapat
tekanan atau lebih ditonjolkan dari unsur atau kata yang lain. Ada beberapa
cara untuk membentuk penekanan kalimat, yaitu meletakkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat, melakukan repetisi, menggunakan partikel pementing atau
penegas, dan dengan membuat urutan logis.
Putrayasa (2010:56) penekanan atau
penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau
pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagian kalimat agar unsur atau bagian
kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau
pembaca.Ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada kalimat, antara lain
dengan cara : (1) pemindahan letak frase, dan (2) mengulangi kata – kata yang
sama.Di samping dilakukan dengan dua hal tersebut , penekaanan/penegasan dapat
juga dilakukan dengan intonasi, pertikel, kata keterangan, kontras makna,
pemindahan unsur, dan bentuk pasif (Chaer:2000).
4) Kalimat efektif didukung variasi
Memvariasikan
kalimat adalah menganekaragamkan bentuk-bentuk kalimat, baik panjang-pendeknya,
jenisnya, polanya, aktif-pasifnya, atau gaya mengawalinya, sehingga pembaca
atau pendengar tidak merasa bosan.
Putrayasa (2010:65) kevariasian ini
tidak kita temukan dalam kalimat demi kalimat , atau pada kalimat – kalimat
yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri sendiri. Ciri kevariasian
akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain Kemungkinan
variasi kalimat tersebut sebagai berikut : (1) variasi dalam pembukaan kalimat,
(2) variasi dalam pola kalimat,(3) variasi dalam jenis kalimat, (4) variasi
dalam bentuk aktif-pasif.
5) Kalimat efektif memperhatikan paralelisme
Keparalelan
atau kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur
kalimat yang sama fungsinya. Bila bentuk pertamanya
menggunakan nomina, bentuk kedua harus
menggunakan nomina juga. Bila bentuk pertama menggunakan verba bentuk me-,
bentuk kedua juga harus menggunakan verba bentuk me-, dan sebagainya.
6) Kalimat efektif diwarnai kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah
kehematan menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Putrayasa(2010:55) kehematan adalah
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang
diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit,
sebaliknya dikatakan tidak hemat karena jumlah katanya terlalu banyak.Yang utama
adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar.
Dengan kata lain , tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang
dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Untuk penghematan kata – kata ,
hal – hal berikut perlu diperhatikan : (1) menghindari pengulangan subjek
kalimat,(2) hiponim dihindarkan, (3) pemakaian kata depan ‘dari’ dan
‘daripada’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar