Keesokan harinya, mereka memulai perjalanan menuju istana
penyihir( letaknya tidak jauh dari istana raja Anastachius). Mereka berharap-
harap cemas tetua akan membantunya. Mereka pulang dengan perasaan yang amat bahagia.
Karena tetua bersedia membantu mereka dengan memberikan perlindungan dan juga
memberikan sekarung emas untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lalu, emas itu
mereka bagi dengan adil.
Pada suatu hari, salah seorang penduduk desa pergi kekota untuk
membeli pakaian. Samar - samar ia mendengar desas desus tentang desanya.desanya
terlihat begitu kumuh dan tak layak huni. Kemudian, ia bertanya pada salah
seorang penduduk kota yang sedang membicarakan desanya.
D:" maaf, kisanak. Apa yang terjadi dengan desa itu?
K:" aku tidak tau. Tapi, Minggu lalu aku mengunjungi desa
itu, desanya masih terlihat bersih. Sedangkan kemarin , aku melewati perbatasan
desa...... Desa itu sangat berantakan dan sangat kumuh.aku tidak bisa
membayangkan jika tinggal disitu."( Jawaban itu membuat penduduk desa syok
)
D:"hmm, Baiklah . Terimakasih atas informasinya."
K:"iya."
Pemuda itu meninggalkan kota. Selama perjalanan pulang ke
rumahnya, ia memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.Padahal, desanya bersih dan
jauh dari kata kumuh. Tiba tiba dalam benaknya terlintas satu nama . " Apa
ini ada hubungannya dengan Tiberius?"
Berita tentang desa itu dengan cepat menyebar keseluruh penjuru
kerajaan. Tak hanya itu, hutan Avenue juga terkenal sebagai hutan terangker di
kerajaan Arthena. Konon katanya,Siapapun yang memasukkan hutan itu, ia tidak
akan pernah kembali. Sejak saat itu desa itu terkenal dengan desa angker.
*TIBERIUS *
Sang penyihir kegelapan
Elen mencoba menghancurkan pintu goa dengan kekuatan yang
dimilikinya. Akan tetapi, setelah beberapa kali mencoba, ia selalu gagal .
Mungkin karena segelnya terlalu kuat. Hingga saat ia mengerahkan seluruh
kemampuannya......
BRAAAK.
Ia berhasil membuka pintu goa dengan menghancurkannya. Baru saja
Elen melangkahkan kakinya masuk kedalam goa, tiba -tiba....."
Masuklaaaaah"( suara itu terdengar sangat halus hingga menyerupai sebuah
bisikan ).
Elen:"Siapa disana ?"( Teriak Elen)
"Maasuklaaaah. Aaaku sudah lama menunggumuuuu.. " (
bisikan itu, terus menerus menyuruh Elen memasuki goa). Sebelum memasuki, ia
membaca sebuah mantra . Mantra itu menghasilkan sebuah cahaya yang cukup terang
untuk menerangi goa yang sangat ,- sangat gelap. Elen berjalan masuk kedalam goa.
Elen memperhatikan sekelilingnya " waaaw . Goa ini sangat luas. Aku tidak
menyangka ada goa seluas ini." Semakin lama berjalan, semakin dalam pula
Elen memasuki goa itu.
Dari kejauhan, tiba tiba ia melihat ada seorang nenek tua yang
sedang diikat disebuah pohon yang sangat besar.
Elen:"aneh. Kenapa ada pohon sebesar ini didalam goa?? Dan
.... Siapa nenek itu???."
Elen:" Siapa kamu?"( Tanya elen sembari mendekati
nenek itu)
Nenek:" kau tidak perlu tau siapa aku , nak! Sekarang kau
harus membantuku melepaskan tali yang mengikatku ini!"
Elen :" Untuk apa aku melepaskanmu ?"
Nenek :" hahaha. Aku akan membantumu balas dendam . Aku tau
, kau sangat membenci Isabel dan tetua bukan? Ahahahaha"( tawa yang
terdengar melengking itu, membuat bulu kuduk elen berdiri)
Elen:" Darimana kau mengetahui nya?
Nenek:" ahahahaa. Kau tidak perlu tau. Yang terpenting
sekarang , lepaskan tali yang mengikat tubuhku ini !!!"
Elen :" Aku tidak yakin, kau bisa membantuku"( ucapnya
ragu)
Nenek :" apa yang membuatmu ragu, nak? Aku berjanji,
setelah aku bebas..... Aku akan membantumu!! Ahahahahaha "( ujarnya
meyakinkan elen)
Elen :" baiklah. Aku pegang janjimu , nek !"
Nenek :" ahahahhaaa. Bagus. Sekarang kau ... Lepaskan tali
ini !!!"
Elen :" bersabarlah"( elen merasa kesal, karena dia
tak suka disusru suruh)
Elen mulai membacakan sebuah mantra untuk melepaskan tali yang
mengikat tubuh nenek itu. Dengan sisa sisa tenaga yang dimilikinya, ia berusaha
membebaskan nenek itu. Sudah lima kali elen mencoba , namun tetap nihil . Ia
mulai putus asa karena segel pada tali itu terlalu kuat. Namun pada percobaan
terahir, usahanya kini telah membuahkan Sebuah hasil. Segel itu telah hancur
dan nenek itupun bebas.
Nenek:" ahahaahahaha. Ahahaahahahaha. Akhirnya aku bisa
lepas . Ahahahaha. Aku bebas....aku bebas ..."( Teriaknya memberitahukan
pada dunia bahwa ia sudah bebas).
Elen :" sekarang .. sekarang kau harus membantuku !!!"
Nenek:" bersabarlah , bocah ingusan ! Aku baru saja bebas .
Aku ingin menghirup udara yang segar ini dulu. Haaaah . Setelah beberapa puluh
tahun, aku akhirnya bebas."
Elen :"APA KATAMU?? BOCAH INGUSAAAN???"( elen
mengepalkan tangannya . Ia sedang menahan amarahnya ).
Nenek:" aku akan memulihkan kekuatan ku dulu. Baru setelah
itu aku akan membantumu."
Elen :" terserah apa yang kau lakukan . Yang terpenting
nanti kau harus membantu."( Ucapnya sembari menuju ke sebuah batu besar
untuk istirahat.Elen menjadi lemah karena kekuatan nya telah terkuras habis .
Ia memutuskan istirahat untuk memulihkan kekuatannya).
Nenek :" Mau kemana kau ?"
Elen :" Bukan urusanmu. "( Sentak elen yang membuat
nenek itu marah)
Penyihir itu sebenarnya sangat ingin sekali membunuh elen .
Tapi, ia sadar jika kekuatannya masih tersegel . Nenek itu mengambil sebuah
buku yang berada dibawah batu besar dihadapannya.
Nenek:" setelah aku membunuh dia ...."( Ucapnya dalam
hati sembari melirik elen yang sedang istirahat)
Nenek :" aku akan menghabisimu, TETUA"( lanjutnya
dalam hati)
Si nenek dan elen belum mengetahui jika TETUA sudah tiada. Maka
dari itu mereka selalu mengucapkan jika mereka akan membunuh tetua. Seolah -
olah tetua masih hidup.
Nenek itu mempelajari isi dari buku itu. Ia mulai berkomat Kamit
membaca tulisan dari bukunya itu . Setelah kekuatannya pulih, ia berniat
membunuh elen terlebih dahulu.